Lembong: Kerja Sama Australia – Indonesia Tekanannya di Sisi Investasi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 21 Februari 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 20.098 Kali
Kepala BKPM menjelaskan tentang rencana kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Australia usai Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Selasa (21/2) malam. (Foto: Humas/Deni)

Kepala BKPM menjelaskan tentang rencana kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Australia usai Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Selasa (21/2) malam. (Foto: Humas/Deni)

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menjelaskan, dalam kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo ke Australia, 25-26 Februari ini, salah satu agenda utamanya adalah di sisi ekonominya, yaitu perundingan IA CEPA (Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement), yang merupakan perjanjian perdagangan dan investasi.

“Tadi Pak Mendag dan saya laporkan, perundingan sejauh ini cukup lancar. Kami tidak melihat kendala untuk perjanjian kerja sama itu dituntaskan di tahun ini,” kata Lembong kepada wartawan usai mengikuti Rapat Terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/2) sore.

Kalau perjanjian-perjanjian itu berhasil dituntaskan, lanjut Kepala BKPM itu, maka tahun 2017 ini akan menjadi perjanjian perdagangan bilateral pertama buat Indonesia dengan Australia, dalam lebih dari 10 tahun.

Diakui Kepala BKPM Thomas Lembong, jika dialog kerja sama ekonomi Australia – Indonesia cukup besar tekanannya di sisi investasi. “Tadi kami laporkan bahwa yang sudah jalan adalah investasi cukup besar di pertambangan, pertambangan emas,” ujarnya.

Menurut Lembong, waktu Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan dirinya ke Australia, pada  November lalu, ada penandatanganan kerja sama (Memorandum of Understanding/MoU) antara Newcrest dengan PT Aneka Tambang (Antam), dimana Newcrest menganggarkan lebih dari 1 miliar dolar AS untuk eksplorasi emas di Indonesia dalam 5 tahun ke depan melalui kerja sama dengan PT Antam.

“Jadi itu contoh nyata, hasil konkret dari diplomasi Pak Presiden dan Tim Ekonomi,” pungkas Lembong. (DNA/FID/RAH/ES)

Berita Terbaru