Menlu Berharap Bantuan Untuk Pengungsi Rohingya Keluar Dengan Satu Nama Indonesia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 September 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 15.589 Kali
Menlu menjawab pertanyaan wartawan usai mendampingi Presiden Jokowi melepas bantuan kemanusiaan dari Pemerintah RI, di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (13/9) pagi. (Foto: Humas/Jay)

Menlu menjawab pertanyaan wartawan usai mendampingi Presiden Jokowi melepas bantuan kemanusiaan dari Pemerintah RI, di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (13/9) pagi. (Foto: Humas/Jay)

Selain pemerintah yang sudah mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui 4 (empat) pesawat Hercules, yang dilepas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (13/9) pagi, Menteri Luar Negeri (Menlu) mengakui informasi banyak sekali keinginan banyak pihak yang ingin juga memberikan sumbangan kontribusinya bagi para pengungsi Rohingya, yang menjadi korban konflik di Rakhine State, Myanmar.

Pemerintah, lanjut Menlu, siap menampung dan menyalurkan bantuan kemanusiaan yang juga dikumpulkan oleh berbagai pihak. Karena itu, Menlu berharap ada sinergi antara pemerintah, masyarakat, organisasi kemasyarakatan, pemerintah daerah dan lain-lain dalam penyaluran bantuan kemanusiaan itu.

“Artinya, kita keluar dengan satu nama Indonesia,” kata Menlu kepada wartawan usai mendampingi Presiden Jokowi melepas keberangkatan 4 (empat) pesawat Hercules yang membawa bantuan kemanusiaan dari Pemerintah RI, di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (13/9) pagi.

Tunggu ‘List’

Mengenai bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Myanmar, Menlu Retno Marsudi mengemukakan, pemerintah saat ini sedang menunggu list barang-barang yang paling diperlukan. Ia menyebutkan, sudah melakukan komunikasi dua kali dengan pemerintahan Myanmar mengenai masalah list yang diperlukan. Begitu kita list diterima maka pemerintah akan segera mengirimkan bantuan.

“Kita bisa perkirakan barang-barang yang paling diperlukan, dan sambil jalan sekali lagi kita persiapkan juga yang untuk Myanmar,” sambung Retno.

Berdasarkan komunikasinya, Menlu mengatakan, bahwa Pemerintah Myanmar sudah membuka akses untuk menerima bantuan kemanusiaan bagi korban konflik di Rakhine State. Saat dirinya menelepon, menurut Menlu, Presiden Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross) mengaku sudah ada kesepakatan dengan pemerintahan Myanmar.

“Yang kita tunggu adalah list karena sekali lagi, kita akan memberikan bantuan kontribusi hal-hal yang mereka perlukan. Akan sayang kalau kita memberikan sesuatu, yang tidak sesuai dengan apa yang diperlukan oleh mereka,” terang Menlu.

Menurut Menlu, saat ini jumlah pengungsi korban konflik di Rakhine State diperkirakan mencapai lebih dari 500 ribu orang. Ia meyakinkan, Indonesia akan berkontribusi semaksimal yang dapat dilakukan dalam meringankan beban para pengungsi itu.

Terkait penyaluran bantuan, Menlu menegaskan, tentunya pemerintah bekerja sama yang sangat dekat dengan pemerintah Myanmar, baik pemerintah pusatnya maupun pemerintah daerahnya, termasuk organisasi-organisasi kemanusiaan yang ada di lapangan.

Oleh karena itu, Menlu mengaku sudah menjalin kontak sejak lama dengan organisasi seperti UNHCR dan IOM. “Message kita tentunya sangat dipahami bahwa bantuan ini adalah untuk semua pengungsi yang berasal dari Rakhine State,” pungkas Menlu. (RMI/JAY/ES)

Berita Terbaru