Pemerintah Akan Terus Bangun Pelabuhan dan Bandara Untuk Persatukan Seluruh Indonesia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 5 April 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 36.217 Kali

Peta Pelabuhan

Pemerintah berkeinginan untuk mempersatukan seluruh kabupaten dan provinsi yang ada di tanah air. Untuk itulah, pemerintah akan terus membangun pelabuhan dan bandara di titik-titik terluar di tanah air, sehingga masyarakat Aceh dapat pergi kemana pun, yang dari sini pun mau ke Sumatera bisa. Demikian disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Pelabuhan Wasior di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Selasa (5/4) siang.

Pelabuhan Wasior merupakan salah satu pelabuhan yang menjadi bagian dari Tol Laut yang berfungsi untuk menghubungkan seluruh kabupaten di tanah air, meski tahun ini baru dilewati satu rute dari tiga rute Tol Laut. “Tahun depan akan ada 6 rute. Tiketnya disubsidi saja agar masyarakat dapat menggunakannya. Inilah yang akan mempersatukan kita,” kata Presiden Jokowi.

Presiden menyebutkan, selain Pelabuhan Wasior, pada akhir tahun 2015 dan awal 2016 telah selesai dibangun 27 pelabuhan laut. Pemerintah juga telah selesai membangun 4 Pelabuhan Penyeberangan, 7 Bandara Baru, dan 12 Bandara Pemugaran.  Selain itu, pemerintah juga membangun 68 pelabuhan laut lagi yang tersebar di Maluku, Papua, NTT, dan Sulawesi.

“Pelabuhan-pelabuhan itu dibangun, selain untuk angkutan penumpang juga untuk mempermudah angkutan barang,” tutur Presiden.

Namun Presiden Jokowi mengingatkan, keberadaan pelabuhan di beberapa lokasi tidak serta merta menurunkan harga barang-barang, karena untuk pengangkutan barang masih memerlukan konektivitas dengan moda transportasi lainnya yang tergantung dengan sarana infrastruktur yang dimiliki.

Presiden lantas memberikan gambaran yang terjadi di Papua. Di Merauke meskipun barang dari mana pun sudah bisa tiba, tapi untuk melanjutkan pengiriman kebutuhan masyarakat atau logistik ke wilayah Pegunungan Tengah diperlukan jalan darat.

“Harga bensin hingga Rp. 60 ribu, semen Rp. 800 ribu karena jalan darat tidak ada. Tahun ini jalan darat bisa tembus,” ungkap Presiden.

Menurut Presiden, jalan darat juga tengah dibangun dari Manokwari-Wendesi-Wasior dan hanya tersisa 30 km yang belum terselesaikan. “Tahun depan semoga sudah tembus. Ini janji Menteri PU, bukan janji saya,” ujarnya.

Presiden menjelaskan bahwa konektivitas antar kota-kabupaten dan juga lintas moda transportasi akan menjadikan harga barang-barang menjadi sama di semua tempat. “Kalau semua sambung, barang-barang akan sama harganya di semua tempat,” ujar Presiden.

Presiden sempat bertanya tentang harga semen di Teluk Wondama, “Berapa harga semen?” “Delapan puluh ribu,” jawab warga serempak. “Berapa harga bensin?” tanya Presiden. “Duabelas ribu,” jawab warga. “Kok mahal ya? Kalau ke daerah saya akan cek bila ada kekeliruan,” ucap Presiden.

Presiden menjelaskan bawah pengecekan kondisi yang terjadi di masyarakat merupakan bagian dari tugasnya. “Harus diselesaikan kalau ada masalah. Kalau ada salah harus diluruskan. Itulah perlunya turun ke bawah atau lapangan,” ujar Presiden.

Saat akan meresmikan Pelabuhan Wasior, warga yang hadir di acara tersebut berteriak, “Lampu…lampu..lampu.” Presiden balik bertanya kepada warga,”Lampu? Listrik maksudnya. Hampir semua provinsi mengalami masalah krisis listrik,” kata Presiden.

Krisis listrik ini, ucap Presiden, terjadi karena adanya keterlambatan membangun pembangkit listrik. “Hampir di semua provinsi ada yang sehari byar-pet 8 kali, 4 kali, 3 kali. Nanti saya bicarakan dengan Bapak Bupati,” ucap Presiden.

Turut hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam kunjungan itu antara lain Menteri PU dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Gubernur Papua Barat Abraham Octavianus Attururi.

(TKP/ES)

Berita Terbaru