Presiden Jokowi Nyalakan Listrik Gratis untuk Keluarga Tidak Mampu di Bogor

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Desember 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 13.149 Kali
Presiden Jokowi saat melaksanakan program listrik bagi warga tidak mampu warga di Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Minggu (2/12). (Foto: BPMI)

Presiden Jokowi saat melaksanakan program listrik bagi warga tidak mampu di Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Minggu (2/12). (Foto: BPMI)

Dalam kunjungan kerjanya pagi ini, Presiden Joko Widodo meninjau program ‘BUMN Hadir Untuk Negeri: Sambung Listrik Gratis Bagi Keluarga Tidak Mampu’ di Bogor.

Lokasi pemasangan tepatnya berada di pemukiman warga Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.

Dari Istana Kepresidenan Bogor, Presiden menuju lokasi dengan bersepeda. Sepanjang perjalanan, Kepala Negara menyapa warga yang tengah berolahraga pagi dan beraktivitas di area car free day (CFD).

Presiden kemudian menuju rumah-rumah warga dengan berjalan menyusuri gang.

Dalam kesempatan ini, Presiden secara simbolis mengaktifkan aliran listrik ke rumah warga yang dibantu program tersebut dengan menekan tombol miniature circuit breaker (MCB).

Mengutip data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), saat ini terdapat 235.756 keluarga prasejahtera di Jawa Barat yang belum menikmati layanan listrik PLN secara langsung.

“Ingin saya sampaikan bahwa di Provinsi Jawa Barat ini ada kurang lebih 200-an ribu rumah yang belum ada listriknya,” ujar Presiden, Minggu (2/12).

Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan penerangan sehari-hari, ratusan ribu rumah tersebut melakukan penyambungan listrik ke instalasi tetangga sekitar yang telah memiliki sambungan listrik.

“Ada yang memang belum ada listriknya, ada yang sudah ada listrik tetapi nyambung dengan tetangga atau dengan orang tua. Nah sekarang kita sambung secara mandiri,” kata Presiden.

Pada umumnya, mereka mengeluarkan dana kurang lebih Rp50 ribu hingga Rp60 ribu per bulan untuk mendapatkan sambungan listrik dari tetangga.

“Sekarang kita sambung secara mandiri. Itu lebih murah dari data yang kita terima. Biasanya per bulan bayar bisa Rp50 ribu sampai Rp60 ribu. Setelah sendiri seperti ini bayar kurang lebih Rp25 ribu sampai Rp30 ribu,” kata Presiden.

Perlu diakui bahwa selama ini banyak warga yang merasa kesulitan untuk melakukan penyambungan listrik mandiri secara resmi melalui PLN. Biaya penyambungan standar merupakan kendala utama yang mereka hadapi.

Melihat kondisi tersebut, 34 BUMN sepakat untuk bersinergi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan salah satunya memberikan fasilitas penyambungan listrik secara gratis bagi masyarakat prasejahtera.

Di Jawa Barat sendiri, mengutip Siaran Pers Kementerian BUMN, hingga 30 November 2018, sinergi BUMN telah membiayai program penyambungan listrik bagi Rumah Tangga Tidak Mampu di sekitar Jawa Barat telah menjangkau 60.798 ribu KK.

Sampai dengan akhir Desember 2018, jumlah keluarga yang rumahnya tersambung listrik ditargetkan mencapai 100 ribu KK.

“Artinya di Provinsi Jawa Barat saja masih sebegitu banyaknya sehingga di provinsi yang lain ini akan kita lihat. Memang biaya sambungan ini tidak murah dan itu sudah menjadi standarnya PLN kurang lebih Rp900-an ribu,” Presiden menjelaskan.

Lebih jauh, program ini juga diharapkan untuk dapat menyasar rumah tangga lainnya di seluruh provinsi yang ada. Presiden mengatakan, pihaknya akan berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat yang belum memiliki sambungan listrik tetap yang layak.

“Hitungan kita 1,2 juta (keluarga) di seluruh provinsi. Ini akan terus kita sisir satu per satu,” tandasnya.

Turut hadir mendampingi Presiden di antaranya Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Direktur Utama Bank Mandiri Kartiko Wirjoatmodjo, Direktur Utama BTN Maryono, dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. (BPMI/EN)

Berita Terbaru