Resmikan Proyek Infrastruktur Kelistrikan, Presiden Jokowi Ingin Papua dan Papua Barat Terang Benderang 2019
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar proyek pembangunan infrastruktur listrik di Provinsi Papua untuk dipercepat. Presiden menginginkan, semua kecamatan di Papua dan Papua Barat akan terang benderang pada tahun 2019, bukan 2020 sebagaimana dijanjikan oleh Direktur Utama PLN Sofyan Basir.
“Saya sampaikan, saya tidak mau selesainya di 2020. Saya minta di 2019. Masa lama sekali? Disampaikan ke saya, Pak medannya di Papua ini berat. Ya saya tahu, saya kan sudah ke Wamena, Nduga, juga besok saya ke Yahukimo,” kata Presiden Jokowi saat meresmikan sejumlah proyek infrastruktur kelistrikan di Papua dan Papua Barat, di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (17/10) sore.
Sampai dengan saat ini, rasio elektrifikasi di Papua baru mencapai angka 47 persen. Dengan demikian, masih terdapat 53 persen penduduk Papua belum menikmati listrik.
Diakui Presiden bahwa membangun infrastruktur di Tanah Papua berbeda dengan membangun di wilayah lain di Indonesia dimana di Papua dan Papua Barat memiliki medan yang sangat sulit. Inilah tantangan program proyek yang ada di Papua dan Papua Barat, medannya berat. Saya tahu tapi jangan diundur-undur. Saya minta semuanya dimajukan, ujarnya.
Proyek kelistrikan yang diresmikan Presiden Jokowi itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air Orya Genyem 2 x 10 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro Prafi 2 x 1,25 MW, Saluran Udara Tegangan Tinggi 70 kilo Volt Genyem-Waena-Jayapura sepanjang 174,6 kilometer sirkit, Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kilo Volt Holtekamp-Jayapura sepanjang 43,4 kilometer sirkit, Gardu Induk Waena-Sentani 20 Mega Volt Ampere, dan Gardu Induk Jayapura 20 Mega Volt Ampere.
Tampak hadir mendampingi Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo dalam kesempatan itu antara lain Menteri BUMN Rini Soemarno, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Gubernur Papua Lukas Enembe dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir. (BPMI Setpres/ES)