Resmikan Uang Rupiah Baru, Presiden Jokowi: Cintai Rupiah, Jangan Sebar Kabar Bohong

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 19 Desember 2016
Kategori: Berita
Dibaca: 53.314 Kali
Presiden Jokowi bersama Gubernur BI (kiri) dan Menkeu (kanan) meresmikan pengeluaran dan pengedaran 11 pecahan uang Rupiah Desain Baru Tahun Emisi 2016, Senin (19/12) pagi. (Foto: Humas/Jay)

Presiden Jokowi bersama Menkeu (kanan) dan Gubernur BI (kiri) meresmikan pengeluaran dan pengedaran 11 pecahan uang Rupiah Desain Baru, Senin (19/12). (Foto: Humas/Jay)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengeluaran dan pengedaran 11 (sebelas) pecahan uang Rupiah Desain Baru Tahun Emisi (TE) 2016, di gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (19/12) pagi. Peresmian ini sekaligus menandai mulai berlakunya sebelas pecahan uang tersebut di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan, mencintai rupiah adalah salah satu wujud kecintaan kita kepada kedaulatan dan kemandirian bangsa Indonesia. “Setiap lembar rupiah adalah wujud kedaulatan kita sebagai negara, bahwa kita tidak bertransaksi dengan mata uang negara lain. Setiap lembar rupiah adalah bukti kemandirian Indonesia, kemandirian ekonomi kita di tengah ekonomi dunia,” ujarnya.

Mengenai ditampilkannya gambar pahlawan nasional, tari nusantara, dan pemandangan alam Indonesia dalam setiap lembar rupiah, menurut Presiden, hal itu sebagai wujud kecintaan budaya dan karakteristik bangsa Indonesia.

Karena itu, Presiden Jokowi mengajak setiap insan di tanah air untuk terus mencintai rupiah dengan cara-cara yang nyata. Selalu menggunakan rupiah untuk setiap transaksi keuangan di dalam negeri, dan menyimpan tabungan dalam bentuk rupiah.

“Saya rasa penting, saya sampaikan bahwa kalau kita cinta rupiah, maka kita tidak membuat dan menyebar gosip-gosip aneh dan kabar-kabar bohong tentang rupiah. Karena menghina rupiah sama saja dengan menghina Indonesia. Ingat bahwa rupiah tidak akan diganti dan tidak akan tergantikan,” tegas Presiden.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menginstruksikan agar unsur pengaman pada uang rupiah perlu terus diperkuat untuk menghindari pemalsuan. Ia meminta agar teknologi pengamanan yang digunakan negara, jangan sampai kalah dengan para pemalsu rupiah.

“Saya juga minta diperhatikan benar-benar tentang ketersediaan rupiah di berbagai penjuru Indonesia, termasuk di daerah-daerah terdepan, di daerah-daerah terpencil, di beranda Indonesia. Gencarkanlah ketersediaan dan semangat penggunaan rupiah di seluruh daerah,” seru Presiden.

Presiden juga menekankan, bahwa karena rupiah itu adalah ciri khas, identitas Indonesia, maka ia mengajak semua warga Indonesia untuk menjaga martabat dan kedaulatan rupiah negara di Negara Kesatuan Republik Indonesia dan di seluruh dunia.

Gambar Pahlawan Nasional

Dalam pecahan uang Rupiah Desain Baru Tahun Emisi 2016 itu terdapat 12 wajah pahlawan yang ditampilkan. Pertama, pada uang kertas Rp100.000, terdapat gambar Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno dan M. Hatta, pada uang Rp50.000 terdapat gambar Ir. H. Djuanda, sedangkan uang Rp20.000 terdapat gambar Dr. G.S.S.J. Ratulangi.

Pada uang Rp10.000 terdapat gambar Frans Kaisiepo, dan pada uang Rp5.000 terdapat Dr. K.H. Idham Chalid. Uang pecahan Rp2.000 terdapat gambar Mohammad Hoesni Thamrin, sedangkan pada mata uang Rp1.000 bergambar Tjut Meutia.

Sementara itu, untuk pecahan uang logam Rp1.000 bergambar I Gusti Ketut Pudja, pecahan logam Rp500 bergambar Letnan Jenderal TNI (Purn) Tahi Bonar Simatupang, uang pecahan Rp200 bergambar Dr. Tjipto Mangunkusumo dan uang Rp100 logam bergambar Prof. Dr. Ir. Herman Johanes.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardoyo menegaskan, penerbitan uang rupiah dengan desain baru ini tidak serta merta membatalkan pemberlakuan uang rupiah lama yang sudah beredar di masyarakat.

“Uang rupiah kertas dan logam yang telah dikeluarkan masih berlaku sepanjang belum dicabut dan ditarik peredaran oleh BI,” tegas Agus. (DND/ES)

Berita Terbaru