Sekolah Gratis SD dan SMA

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 November 2013
Kategori: Pro Rakyat
Dibaca: 375.933 Kali

kegiatan_belajar_mengajar_di_sekolah_1Pulang Pisau merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah yang memberikan perhatian lebih kepada dunia pendidikan, terutama tingkat SD hingga SMA. Sejak tahun 2008, pendidikan tingkat SD hingga SMA telah digratiskan dengan memadukan BOS dan BOS Daerah.

Pendidikan gratis SD hingga SMA di Kabupaten Pulang bisa dilakukan dengan memadukan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang berasal dari APBN dan BOS Daerah yang berasal dari APBD. Dana BOS dari Pusat atau APBN dipergunakan untuk membiayai sekolah tingkat SD – SMA sementara BOS Daerah dipergunakan untuk tingkat SMA. Besarnya dana BOS untuk tingkat SD tercatat Rp 580 ribu/siswa/tahun, tingkat SMP sebesar Rp 710 ribu/siswa/tahun dan tingkat SMA Rp 650 ribu/siswa/tahun. Khusus untuk tingkat SMA, juga dibantu dengan dana Rintisan BOS dari APBN sebesar Rp 120 ribu/siswa/tahun, sehingga dengan demikian ditambah BOS Daerah, alokasi untuk siswa SMA menjadi Rp 770 ribu/siswa/tahun. Total dana BOS dan BOSDA tahun 2013 tercatat Rp 14,53 miliar untuk membiayai 23.504 siswa dari SD sampai dengan SMA.

Selain dana BOS dan BOSDA, besarnya perhatian terhadap dunia pendidikan juga ditunjukkan dengan bertambahnya anggara pendidikan dari Rp 182,59 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp 209, 71 miliar pada tahun 2013. Dana tersebut ditujukan untuk menyediakan dan memperbaiki berbagai fasilitas sekolah serta berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan termasuk anggaran belanja rutin dinas pendidikan.

Selain menggratiskan biaya pendidikan, khusus siswa kurang mampu diberikan Bantuan Siswa Miskin (BSM) untuk membantu memenuhi berbagai kebutuhan sekolah yang menjadi kewajiban pribadi siswa seperti ongkos ke sekolah, membeli seragam sekolah, buku tulis, alat tulis dan lain sebagainya.

Besarnya BSM tahun 2013 tercatat Rp 3,24 miliar yang diberikan kepada 4.927 siswa. Perinciannya,  sebesar Rp 581 juta untuk 1.369 siswa SD, sebesar Rp 303,60 juta untuk 528 siswa SMP serta Rp 2,36 miliar untuk 3.030 siswa SMA/SMK.

Berbagai pembangunan dan perbaikan ruang kelas juga terus dilakukan, sehingga jumlah sekolah dan ruang kelas secara bertahap menjadi layak untuk proses belajar mengajar. Saat ini, tercatat ada 199 gedung SD, 48 Gedung SLTP dan 26 Gedung SMA dengan jumlah siswa 14.684 murid SD, 4.821 murid SMP dan 3.999 murid SMA/SMK. Sementara itu, jumlah guru sebanyak 1.750 guru SD, 553 guru SLTP dan 403 guru SMA/SMK.

Berdasarkan peninjauan di lapangan, pelaksanaan sekolah gratis menjadikan para siswa tenang dalam belajar, karena tidak memikirkan biaya. Para siswa juga lebih aktif mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti drumband, paskibra, pramuka, olahraga, seni budaya dan lain sebagianya. Mereka bisa bebas menyalurkan minat dan hobinya karena  semuanya tanpa biaya. Sejak adanya sekolah gratis, angka putus sekolah sekolah juga relatif tidak ada. Begitu juga angka kelulusan siswa rata-rata hampir mencapai 100%.

Sekolah gratis salah satunya terlaksana di SDN Pulang Pisau 2 yang berlokasi di Kecamatan Kahayan Hilir. Sekolah yang memiliki 205 siswa ini mendapat dana BOS tahun 2013 sebesar  Rp 118.900.000 yang dikucurkan dalam 4 kali, yakni setiap awal triwulan. Pencairan dana BOS telah tepat waktu mulai dari triwulan I  hingga triwulan IV , sehingga sangat membantu dalam pelaksanaan sekolah gratis. Dana BOS dipergunakan untuk berbagai kegiatan belajar mengajar seperti alat tulis kantor, membeli buku pelajaran, alat peraga IPA, membayar langganan listik, air bersih dan telepon serta membayar guru honorer.

Dari sisi fasilitas, sekolah ini memiliki 6 kelas dan ruang guru yang semuanya dalam kondisi layak. Sementara dari sisi tenaga pengajar, tercatat ada 13 guru, di mana 6 guru di antaranya mendapat tunjangan sertifikasi dan 2 orang guru sedang mengikuti pendidikan untuk sertifikasi. Tingkat kesejahteraan guru setelah sertifikasi meningkat tajam dengan penghasilan terkecil mencapai Rp 4 juta per bulan. Meningkatnya kesejahteraan guru berdampak kepada banyaknya sepeda motor yang dimiliki para guru, memiliki laptop serta bisa membiayai anaknya untuk kuliah di perguruan tinggi.

Dalam lima tahun terakhir, tercatat tidak ada siswa yang putus sekolah serta kelulusan mencapai 100%. Berbagai prestasi diraih para siswa antara lain olimpiade IPA tingkat kabupaten, lomba sains IPA tingkat provinsi, lomba bercerita, lomba karate dan lain sebagianya.

Berbagai kegiatan eksrakurikuler tersedia di sekolah ini antara lain drumband, karate, pramuka dan rebana. Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan pada hari Selasa, Jumat dan Minggu. Pemerintah membantu menyediakan berbagai alat drumband, seni dan baju adat senilai Rp 120 juta untuk membantu kegiatan ekstrakurikuler para siswa. Pelaksanaan sekolah gratis disambut baik oleh siswa salah satunya Joko, siswa kelas 6.

Yang bercita-cita menjadi polisi. “Sekolah di sini gratis, ikut kegiatan ekstarkurikuler juga enggak bayar. Saya juga  mendapat BSM untuk membeli seragam sekolah, sepatu dan tas,” tuturnya.

Sekolah gratis juga terlaksana di SDN  Bahaur Hulu 2, yang memiliki  206 siswa. Sekolah ini mendapat dana BOS Rp 30,01 juta setiap triwulan yang diambil melalui Kantor Pos, dan BOS triwulan IV tercatat sudah cair pada 22 Oktober 2013. Dana BOS dipergunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan sekolah seperti alat tulisa kantor, buku, membayar listrik, telepon, rehab ringan serta membayar guru honorer.

Sekolah ini juga mendapat bantuan rehab ruang kelas pada tahun 2012 sebesar Rp 302 juta. Dana tersebut untuk merehab 3 ruang kelas, sehingga menjadi layak untuk kegiatan belajar mengajar. Dengan perbaikan ini,ruang kelas yang tadinya bocor, lantai lapuk dan dinding juga sudah rusak, kini menjadi bagus kembali. Beberapa ruang kelas memang masih ada yang belum direhab, tapi kondisinya masih layak untuk kegiatan belajar mengajar. Hanya saja, toilet siswa yang perlu diperbaiki karena saat ini tidak bisa dipergunakan, sehingga para siswa menumpang di toilet guru.

Kesejahteraan guru juga cukup baik di mana penghasilan terendah tercatat mencapai Rp 2,5 juta per bulan dan meningkat menjadi Rp 4 juta setelah sertifikasi. Jumlah guru tercatat 11 orang, di mana 4 orang sudah sertifikasi dan 1 orang sedang mengikuti pelatihan untuk sertifikasi.

  Sekolah gratis juga terlaksana di SMPN 1 Kahayan Kuala yang memiliki 291 siswa, sehingga dana BOS yang diterima berjumlah Rp 51.652.500 per triwulan dan total dana BOS tahun 2013 mencapai Rp 205, 9 juta. Pencairan dana BOS setiap triwulannya telah tepat waktu sehingga sangat membantu kelancaran proses pembelajaran. Pada tahun 2012, sekolah ini mendapat dana sebesar Rp 360 juta untuk memperbaiki 3 ruang kelas. Dari jumlah ruang kelas yang ada, tercatat ada 3 ruang yang rusak dan membutuhkan perbaikan. Selain itu terdapat 2 ruang kelas yang telah dibangun tahun 2009, tetapi tidak dipergunakan sejak selesai pembangunannya, karena kualitas bangunan yang tidak memadai. Hal ini hendaknya menjadi perhatian Pemda, untuk pengawasan terhadap mutu bangunan sekolah yang selesai dibangun.  Pelaksanaan sekolah gratis diakui siswa, salah satunya Yulianti siswa kelas 8. “Saya senang bisa sekolah gratis, ruang kelas juga sudah banyak yang diperbaiki, kalau bisa pemerintah menambah buku pelajaran dan buku ilmiah,” tuturnya.

Di tingkat SMA, sekolah gratis salah satunya terlaksana di SMAN 1, Kahayan Hilir yang memiliki 514 siswa. Sejak tahun 2008, sekolah ini mendapat dana BOS Daerah sebesar Rp 650 ribu/siswa/tahun. Selain itu, sekolah ini juga mendapat dana Rintisan BOS sebesar Rp 120 ribu/siswa/tahun. Dengan dana tersebut, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah ini dibebaskan dari biaya.

Perbaikan ruang kelas yang rusak juga terus dilakukan antara lain pada tahun 2011 sebanyak 2 ruang kelas diperbaiki dan pembangunan 2 ruang kelas baru serta pada tahun 2013 dibangun ruang kelas baru. Saat ini terdapat 17 ruang kelas yang kondisinya layak untuk kegiatan belajar mengajar, hanya saja kondisi ruang perpustakaan yang perlu mendapat perbaikan. Selain itu, masih ada satu ruang kelas yang menyatu dengan ruang laboratorium IPA, sehingga sekolah ini membutuhkan tambahan satu ruang kelas baru.

SMAN 1 Kahayan Hilir juga merupakan salah satu SMA yang menjadi percontohan dalam penerapan Kurikulum 2013. Sebanyak 5 orang guru telah diberi pelatihan terkait pelaksanaan Kurikulum 2013. Terkait Kurikulum 2013, saat ini pihak sekolah akan menyediakan layar LCD di tiap kelas, untuk meningkatkan metode pembelajaran yang lebih mengedepankan keaktifan siswa. Melalui Kurikulum 2013, para siswa dinilai secara komprehensif mulai dari sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam hal ini, para siswa juga akan dinilai perkembangannya dari waktu ke waktu.

Sekolah gratis di tingkat SMA diakui para siswa salah satunya, Ayu Lestari, siswa kelas XII IPA. “Sekolah sudah gratis, tapi mohon bantuan agar ruang perpustakaan diperbaiki karena sudah rusak serta tambahan ruang laboratorium IPA,” tutur siswa yang bercita-cita menjadi analis kimia ini.

Secara nasional, sekolah gratis dilakasanakan tahun 2005 dengan dana sebesar Rp 5,14 triliun dan meningkat menjadi Rp 27,48 triliun (2013). Sejak periode 2005 – 2013 dana BOS yang telah dikucurkan untuk membebaskan biaya operasional pendidikan mencapai Rp  143,29 triliun. Pemerintah juga melakukan perbaikan sekolah terutama SD – SMP secara besar-besaran. Tahun 2012 pemerintah mengalokasikan dana Rp 5,4 triliun untuk memperbaiki 61.697 ruang kelas SD dan Rp 2,19 triliun untuk memperbaiki 29.937 ruang kelas SMP. Pemerintah  juga  memberikan Bantuan Siswa Miskin (BSM) kepada 4,49 juta siswa setingkat SD dengan anggaran Rp 1,6 triliun, setingkat SMP sebanyak 1,9 juta siswa dengan anggaran Rp 1,14 triliun, setingkat SMA sebanyak 1,1 juta siswa dengan anggaran Rp 860,3 miliar dan pelajar SMK sebanyak 400.000 siswa dengan anggaran Rp 312 miliar.

(Firman & Yogi)

Pro Rakyat Terbaru