Singgung Tewasnya Guru di Sampang, Presiden Jokowi: Ini Harus Jadi Catatan Besar

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 Februari 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 18.967 Kali
Presiden Jokowi menyempatkan berfoto bersama pelajar usai acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Pusdiklat Kemendikbud di Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/2) sore.

Presiden Jokowi menyempatkan berfoto bersama pelajar usai acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Pusdiklat Kemendikbud, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/2) sore. (Foto: Humas/Oji)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, kasus meninggalnya guru SMK di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Ahmad Budi Cahyono, yang menjadi korban pemukulan oleh anak didiknya beberapa waktu lalu, harus menjadi catatan besar dunia pendidikan.

“Ada apa ini, kenapa ini terjadi?,” kata Presiden Jokowi dengan nada bertanya saat menyampaikan arahan pada acara Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Pusat Pendidikan dan Pelatihanan (Pusdiklat) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/2) sore.

Presiden juga menunjuk aksi bullying antarpelajar di beberapa daerah, termasuk di Jakarta, yang juga banyak sekali terjadi. Ia juga menambahkan bahwa juga ada tawuran antargeng sekolah di beberapa tempat yang masih sering terjadi.

“Ini harus menjadi perhatian juga kita semuanya,” tegas Presiden.

Perkaya Kebudayaan

Presiden Jokowi mengakui bahwa anak-anak tidak boleh ketinggalan perkembangan ilmu dan teknologi.  Namun Presiden mengingatkan, teknologi harus digunakan untuk memperkaya kebudayaan dan memperkuat kearifan lokal Indonesia.

“Hati-hati akar budaya kita, hati-hati akar peradaban kita. Jangan sampai kita kehilangan akar budaya dan justru anak-anak kita belajar lewat media sosial, lewat internet hal-hal yang bukan budaya negara kita Indonesia,” tutur Presiden.

Dalam kesempatan itu, Kepala Negara mengingatkan agar kebudayaan menjadi napas dari kelangsungan hidup bangsa, menjadi darah kepribadian serta menjadi mentalitas dan nilai nilai kebanggaan anak didik.

Sistem pendidikan di sekolah dan masyarakat, lanjut Kepala Negara, terus menjadi jantung kebudayaan bangsa.

“Ekspresi seni dan budaya Indonesia jangan sampai tergeser dengan budaya-budaya asing yang belum tentu cocok dengan jati diri anak didik kita, jati diri bangsa kita Indonesia, hati-hati,” ujar Kepala Negara seraya meminta para peserta Rembuk Nasional bisa memastikan agar kebudayaan Indonesia menjadi sumber kekuatan, persatuan, dan energi bangsa Indonesia dalam memenangkan kompetisi global.

“Itulah jalan kebudayaan kita,” pungkas Presiden Jokowi.

Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara kali ini Menko PMK Puan Maharani, Mensesneg Pratikno, dan Mendikbud Muhadjir Effendy. (EN/ES)

Berita Terbaru