17 WNI Tewas Tenggelam Di Lepas Pantai Malaysia, Presiden Jokowi Sampaikan Duka Cita
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan 17 Warga Negara Indonesia (WNI) telah meninggal dunia dalam kecelakaan kapal kayu di perairan Sabak Berenam, Selangor, Malaysia, pada Kamis (3/9) lalu.
“Jadi update terbaru hari ini (Jumat,4/9) paling tidak sampai pukul 14.00 WIB adalah 17 orang meninggal dunia, 20 selamat. Tim satgas kita masih berada di lapangan dan pencarian masih akan dilakukan dalam beberapa hari ini,” kata Menlu Retno, usai mendampingi Presiden Jokowi menerima kunjungan Presiden Mesir Abdul Fatah As-sisi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/9).
Mereka yang selamat terdiri dari 10 warga Provinsi Aceh, dua orang Sumatera Utara, satu warga Sumatera Barat, tiga warga Surabaya, dan WNI lain yang belum diketahui asalnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri melalui akun twitternya @jokowi telah menyampaikan ucapan duka cita atas terjadinya musibah tersebut.
Duka mendalam atas musibah tenggelamnya kapal di Sabak Berenam Selangor. Tawakkal dan berserah diri, tulis Presiden Jokowi melalui akun twitternya Jumat (4/9) pagi.
Kesulitan
Menlu Retno Marsudi menyampaikan, bahwa satuan tugas di Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur terus mengidentifikasi di lapangan. Petugas mengalami kesulitan mengidentifikasi para korban mengingat mereka tidaksaling kenal, ungkapnya.
Menlu menjelaskan, pihaknya juga sudah menyampaikan kepada otoritas di Malaysia bahwa tim Basarnas siap apabila memang dibutuhkan. Saya juga sudah berkomunikasi dengan polisi kita, bahwa tim DVI kita juga siap untuk membantu apabila diperluka, tegasnya.
Tim SAR dari Malaysia juga telah dikerahkan di perairan kecelakaan itu terjadi, terdiri dari tujuh kapal dari Agensi Penguatkuasaan Maritim Malyasia, tiga kapal dari Angkatan Laut Malaysia, satu kapal dari Polisi Diraja Malaysia, dan tiga pesawat terbang.
Kapal kayu yang tenggelam itu berukuran kecil, sekitar 15 meter panjang dan tiga meter lebar, dan tenggelam hanya 10 mil laut dari pantai Sabak Berenam, negara bagian Selangor, Malaysia, dengan dugaan penyebab kelebihan muatan.
Menurut nelayan Malaysia muatan kapal saat itu 100 orang penumpang padahal kapasitas kapal maksimal 70 orang. Nelayan setempat melaporkan kecelakaan maut itu pada pukul 10.30 waktu setempat. (WID/UN/GUN/ES)