Cukupi Kebutuhan, Presiden Jokowi Dorong Eksekusi Hasil Penelitian Pangan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Maret 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 27.930 Kali
Presiden Jokowi didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Gubernur Jatim, menjawab pers di sela kunjungannya ke Puslitbang Perhutani, di Cepu, Jatim, Sabtu (7/3)

Presiden Jokowi didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan Gubernur Jatim, menjawab pers di sela kunjungannya ke Puslitbang Perhutani, di Cepu, Jatim, Sabtu (7/3)

Guna memenuhi kebutuhan nasional, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong penggunaan lahan tidak produktif milik Kementerian, BUMN, atau Perhutani untuk tanaman pangan atau juga peternakan.

“Ini kalau segera dilaksanakan, yang namanya urusan ternak berarti masuknya ke daging bisa selesai. Kalau tadi urusan jagung urusan padi gogo juga diperluas langsung semuanya dikerjakan di tanah-tanah yang dulu tidak produktif, hanya dipakai untuk tanam pohon, kemudian dikombinasi dengan tanaman pertanian ini akan melompatkan hasil produksi yang luar biasa,” kata Presiden Jokowi saat meninjau ke Puslitbang Perum Perhutani di Kecamatan Kasiman, Cepu, Bojonegoro, Jatim, Sabtu (7/3).

Presiden meyakini kombinasi BUMN dengan kementerian, kemudian ada lagi nanti PTP yang urusan sawit, bisa dimasuki sapi, bisa dimasuki jagung. “Ini kombinasi yang belum pernah dilaksanakan secara besar-besaran. Ini yang akan kita besarkan,” paparnya.

Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertaian dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan meninjau pengembangan padi gogo, di Blora, Jateng, Sabtu (7/3)

Presiden Jokowi didampingi Menteri Pertaian dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan meninjau pengembangan padi gogo, di Blora, Jateng, Sabtu (7/3)

Terkait hal itu, Presiden Jokowi juga menegaskan perlunya  keberanian negara untuk mengeksekusi sebuah penelitian yang sudah diujicobakan di lapangan sekaligus sudah dihitung hasil dari setiap panen dan area tanamnya.

Menurut Jokowi, saat ini negara memiliki peluang dan kesempatan untuk mengembangkan produk-produk yang sudah dicoba di lapangan. Akan tetapi, tidak diperluas secara besar-besaran. Padahal, hitungan dan kalkulasinya jelas, tetapi tidak berani dilaksanakan secara luas.

Ia mencontohkan, produktifitas jagung, padi gogo, dan hasil ternak sapi yang berdampingan dengan hutan yang selama puluhan tahun tidak berani dikembangkan. Jika negara mengintervensi terhadap produktivitas pangan dan daging ini, maka akan melompatkan hasil sektor pertanian dan peternakan yang luar biasa bagi rakyat.
Selama ini, lanjut Jokowi, peternakan sapi sekitar hutan ditakutkan, karena akan merusak tegakan baru. Namun dengan hasil penelitian dan kajian yang dilakukan oleh Puslitbang Perhutani kini tidak perlu dirisaukan lagi.

“Para peneliti sudah melakukan praktik melalui gundukan di sekitar tanaman tegakan jati, sehingga ternak sapi ataupun kambing tidak bisa merusak bahkan kotorannya justru menjadi bahan pupuk bagi tanaman tersebut,” ujar Jokowi.

Kunjungan ke Cepu itu dilakukan Presiden Jokowi di sela-sela kunjungannya ke Kabupaten Blora, Jateng, untuk menghadiri panen raya jagung di areal Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) di Desa Ngliron, Kec. Randublatung. Selain itu, Presiden Jokowi juga meninjau demplot tumpang sari tanaman jati dengan padi gogo yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dengan KPH Randublatung.

Mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan itu antara lain Ibu Negara Iriana, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Gubernur Jatim Soekarwo. (Humas Setkab/ES)

 

Berita Terbaru