270 Pilkada Serentak di Tahun 2020, Presiden: Mari Jaga Agar Berjalan Aman, Damai, dan Demokratis

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 Januari 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 815 Kali

Presiden dan Wapres berfoto bersama dalam acara Presiden saat menghadiri Pengukuhan Pengurus DPP Partai Hanura Masa Bakti 2019-2024,
di Jakarta Convention Centre, Provinsi DKI Jakarta,  Jumat (24/1). (Foto: Humas/Oji)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa tahun 2020 ini akan ada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 270 daerah.

“Saya hanya titip marilah kita menjaga agar pilkada yang sebanyak 270 itu berjalan aman, berjalan damai, bermartabat, dan demokratis. Jangan sampai ada lagi politik SARA, Setop enggak ada itu,” ujar Presiden saat menghadiri Pengukuhan Pengurus
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura Masa Bakti 2019-2024,
di Jakarta Convention Centre (JCC), Provinsi DKI Jakarta,  Jumat (24/1).

Kepala Negara mengingatkan jangan lagi ada hoaks, ujaran-ujaran kebencian, saling fitnah, dan saling hujat-menghujat.

“Situasi yang kondusif itu sekarang sengat diperlukan sekali, stabilitas politik dan keamanan itu sangat diperlukan sekali oleh negara mana pun, negara kita juga dalam rangka pembangunan negara yang kita cintai,” tambah Presiden.

Saat ini, menurut Presiden, Pemerintah masih memiliki pekerjaan-pekerjaan dan agenda-agenda besar yang harus diselesaikan dengan cepat.

Kepala Negara mencontohkan bahwa pemerintah juga telah mengajukan yang namanya omnibus law ke DPR. Ia menambahkan bahwa saat ini baru omnibus law untuk perpajakan, minggu depan nanti akan diserahkan lagi omnibus law untuk cipta lapangan kerja.

“Ini adalah dalam rangka persaingan, kompetisi negara kita dengan negara-negara lain. Agar kita lebih fleksibel, agar kita lebih lincah, agar kita lebih kompetitif dalam hal apa pun. Karena sekarang ini dan ke depan,” tambah Presiden seraya menambahkan negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat.

Ibu Kota Baru

Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga menjelaskan mengenai pemindahan Ibu kota yang baru di Kalimantan.

“Yang ingin saya sampaikan bahwa kita memutuskan untuk pindah ibu kota itu bukan hanya pindah lokasi, bukan hanya pindah istana, bukan hanya pindah kementerian, bukan. Kita ingin pindah kultur kerja kita,” ujar Presiden.

Menurut Presiden, pemerintah ingin membangun sebuah sistem, sehingga tadi ada kecepatan dalam memutuskan dan merespons perubahan-perubahan zaman yang ada.

“Kita ingin membangun sebuah kultur kerja, kita ingin membangun sebuah sistem kerja yang baik. Sehingga yang kita install terlebih dahulu adalah sistemnya, baru orangnya masuk ke sana,” tutur Presiden.

Ini juga sebuah pekerjaan besar, sambung Presiden, sehingga Indonesia nanti ada yang seperti Amerika.

“Amerika mempunyai New York dan Washington DC. Australia punya Sydney dan punya Canbera. Indonesia juga sama, punya Jakarta dan punya nanti ibu kota yang baru,” ujar Presiden.

Ibu kota yang baru nanti, sambung  Presiden, adalah sebuah kota yang sangat hijau, green city, kota yang cerdas, karena sistemnya dibangun smart city, dan juga sebuah kota yang diharapkan betul-betul bisa zero emisi.

Hal itu terjadi, menurut Presiden, karena yang digunakan nanti adalah kendaraan-kendaraan listrik dan juga kendaraan-kendaraan yang otonomus, yang tanpa sopir, baik itu transportasi massalnya maupun kendaraan pribadinya.

Di akhir sambutan, Presiden menyampaikan bahwa tugas besar semuanya itu harus dikerjakan, diselesaikan, dan kuncinya adalah kolaborasi, sinergi.

“Ini bukan hanya pekerjaan presiden atau wakil presiden atau menteri, bukan. Tetapi kerja semua pihak, mulai dari legislatif, eksekutif, yudikatif, pemerintah daerah, gubernur, bupati, walikota sampai kepala desa, juga kerja seluruh partai politik yang ada di tanah air,” pungkas Presiden akhiri sambutan.

Turut hadir dalam acara tersebut Wapres K.H Maruf Amin, Wapres ke-9 Hamzah Haz, Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPD La Nyala Mataliti, Menko Polhukam Mahfudz MD, dan KSP Moeldoko. (TGH/EN)

Berita Terbaru