29 WNI Kembali Dari Liberia, Kabalitbang Kemenkes: Belum Tentu Mereka Ebola

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 1 November 2014
Kategori: Berita
Dibaca: 51.227 Kali
Prof. Tjadra Yoga Aditama, Kabalitbang Kemenkes

Prof. Tjadra Yoga Aditama, Kabalitbang Kemenkes

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) , MARS, DTM&H, DTCE mengemukakan, saat kembali dari pertemuan WHO di Jenewa, Swiss, beberapa waktu lalu, ia satu pesawat dengan 29 WNI yang baru kembali dari Liberia, negara pandemi virus mematikan, Ebola.

“Saya naik pesawat dari Jenewa ke Abu Dhabi, transit 7 jam di Abu Dhabi, dan rupanya saat dari Abu Dhabi ke Jakarta, saya satu pesawat dengan seluruh WNI yang baru datang dari Liberia ini. Kami tiba di bandara Sukarno Hatta pada hari Minggu (26/10),” kata Prof Tjandra Yoga melalui surat elektroniknya, Sabtu (1/11).

Menurut Prof Tjandra, selama di pesawat tidak ada satupun penumpang yang sakit dan tidak ada yang memerlukan bantuan dokter. Dan sesampainya di Bandara Sukarno Hatta, petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sudah siap menerima dan memeriksa seluruh WNI yang baru datang dari Liberia.

“Berdasar pemeriksaan mereka maka tidak ada seorangpun yang sakit, semua diberi tahu penyuluhan untuk waspada dalam 21 hari ke depan,” papar Prof. Tjandra.

Bahwa beberapa hari kemudian di antara ke-29 WNI itu, ada yang mengeluh demam di Madiun, Jarim, ada juga laporan dari Kediri hari ini, pasien yang baru pulang dari Liberia dan juga demam, Kabalitbang Kemenkes itu mengingatkan bahwa mereka belum tentu belum tentu Ebola, mungkin saja malaria atau penyakit lain.

Tetapi, demi kewaspadaan dan kehati-hatian, menurut Prof. Tjandra, pasien yang demam itu di rawat isolasi, dan samplenya dikirim ke Laboratorium Balitbangkes Kemenkes RI. Ia meegaskan, untuk mengetahui ada Ebola atau tidak, hasilnya akan keluar paling lambat 48 jam sesudah nanti samplenya ia diterima di Laboratoriumnya .

“Seluruh sample memang harus di periksa di Laboratorium kami, karena minimal harus memenuhi persyaratan BSL 3 dengan ekstraksi virus di BSC 3,” jelas Kabalitbang Kemenkes itu seraya menyebutka, kalau ada orang baru datang dari negara terjangkit Ebola dan lalu dia demam dll, maka belum tentu demam itu gara-gara Ebola, bisa saja sakit yang lain, meskipun memang perlu waspada dan hati-hati.

Prof. Tjandra Yoga Aditama menyebutkan, ada 4 (empat) gejala yang lebih mengarah ke Ebola (bagi mereka yang baru pulang dari negara terjangkit), yaitu:
1. Demam yang tidak diketahui penyebabnya (fever of unknown origin)
2. Nyeri otot hebat
3. Gangguan saluran cerna
4. Manifestasi perdarahan.

Kabalitbang Kemenkes itu meyakinkan, sampai hari Sabtu (1/11) ini, belum pernah ada kasus Ebola di Indonesia, dan juga belum pernah ada kasus MERS CoV di Indonesia. (ES)

 

Berita Terbaru