6-8 Bulan Sudah Energi Terbuang, Presiden Jokowi Ajak Semua Kembali Pada Jati Diri Bangsa Besar

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 3 Juni 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 27.477 Kali
Presiden Jokowi saat akan mengikuti Kajian Ramadan 1438 Hijriyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Hall Dome Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Sabtu (3/6). (Foto: Humas/Deni).

Presiden Jokowi saat akan ikuti Kajian Ramadan 1438 Hijriyah, PW Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Sabtu (3/6). (Foto: Humas/Deni).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, bahwa dalam 6-8 bulan ini energi Bangsa Indonesia habis, pikiran bangsa ini habis, anggaran banyak yang habis untuk hal-hal yang sebetulnya tidak perlu. Saling menyalahkan, saling memfitnah, saling menjelekkan, saling mencela, saling menghujat, saling mendemo.

“Betapa energi kita habis untuk ini. Berapa ratus miliar dan mungkin triliun Polri keluar anggaran untuk pengamanan-pengamanan demo-demo yang ada,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada acara Kajian Ramadan 1438 Hijriyah,  Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Hall Dome Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Sabtu (3/6) siang.Menurut Kepala Negara, Bangsa Indonesia sering melupakan, bahwa semua saudara, sering lupa persaudaraan, dan kehidupan muamalah kita.

“Dalam keseharian kita, kita lupa bahwa kita ini beraneka ragam. Beragam, bermacam-macam. Beragam agama, beragam suku, beragam ras,” ujar Kepala Negara seraya menambahkan, bahwa Indonesia memiliki 714 suku, memiliki 1.100 lebih bahasa lokal, memiliki 516 kota dan kabupaten, memiliki 34 provinsi, memiliki 17 ribu pulau.

Presiden menilai, lupa akan nilai ukhuwah islamiyah meski sebenarnya 85 persen penduduk adalah muslim. Ia menambahkan bahwa lupa juga ukhuwah wathaniyah rasa sebangsa dan setanah air. Sehingga kembali lagi kehabisan energi untuk hal-hal yang tidak perlu.

Oleh sebab itu, Presiden mengajak semua komponen bangsa untuk kembali pada jati diri sebagai sebuah bangsa yang besar.

“Karakter bangsa kita sebagai bangsa dan negara yang besar, kembali pada etos kerja yang tinggi, kembali pada produktivitas yang tinggi, kembali kepada kedisiplinan nasional kita yang tinggi, kembali kepada etika berbangsa dan bernegara yang tinggi, kembali kepada etika bermasyarakat yang tinggi, kembali pada karakter kita, budi pekerti yang baik, akal budi kita yang baik, kesopanan kita yang baik, kesantunan kita yang baik,” tutur Presiden.

Kepala Negara mengajak seluruh pengurus jajaran pengurus seluruh anggota untuk bersama-sama mengajak lingkungan, teman-teman, tetangga-tetangga untuk kembali kepada etika berbangsa bernegara, dan etika bermasyarakat yang baik sehingga bisa kembali konsentrasi lagi ke hal-hal yang positif.

Tampak hadir dalam acara tersebut Mendikbud Muhadjir Effendy, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, Gubernur Jatim Soekarwo, dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Dien Syamsudin. (GUN/DNS/ES)

Berita Terbaru