7 September-6 Oktober 2020 Kampanye ‘Ayo Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan’

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 September 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.456 Kali

Menko Perekonomian menyampaikan Keterangan Pers Usai SKP Penanganan Kesehatan dan Pemulihan Ekonomi, di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta, Senin (7/9). (Foto: Humas/Agung).

Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa kampanye menjaga jarak mulai 7 September sampai 6 Oktober 2020.

”Arahannya adalah kita melanjutkan kampanye yang kemarin memakai masker, dilanjutkan untuk menjaga jarak mulai tanggal 7 September atau hari ini, sampai dengan 6 Oktober dengan tagline-nya ayo jaga jarak dan hindari kerumunan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, usai Sidang Kabinet Paripurna, Senin (7/9), di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta.

Terutama, menurut Presiden, dari berbagai pendaftaran Pemilihan kepala daerah (pilkada) ada beberapa yang membuat kerumunan dan tentu diharapkan oleh Presiden melalui Mendagri dan aparat penegak hukum untuk mengingatkan sesuai dengan aturan KPU yang sudah ada.

”Jadi itu minta untuk ditegaskan sehingga nanti Pilkada tidak menjadi penyebar daripada ataupun klaster baru dari pandemi COVID-19,” imbuh Menko Perekonomian.

Kampanye berikutnya, menurut Presiden, nanti dilanjutkan 7 Oktober sampai 6 November, yaitu Ayo Cuci Tangan dan Pakai Sabun, karena tanggal 15 Oktober adalah Global Handwashing Day.

Sebelumnya, Menko Perekonomian menyebutkan bahwa kasus pandemi COVID-19 ini masih terus berlangsung dan berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan kasus terkonfirmasi 194.109, sembuh 138.575 atau dalam persentase 71,4% kasus sembuh.

”Kalau kita bandingkan dengan (kasus sembuh) global yang mendekati 69% sampai 70%kita sedikit di atas global, lebih baik. Sedangkan yang meninggal itu case fatality rate 4,14%, kalau global 3,26%. Namun, kita lihat bahwa penyembuhan terus meningkat dan case  fatality rate itu terus menurun,” imbuh Menko Perekonomian.

Menko Perekonomian juga menjelaskan bahwa angka kematian atau case fatality rate adalah 4,1% dan terus menurun daripada angka-angka sebelumnya yang pernah di awal sempat sekitar 7,8%.

”Namun, kita sudah turun dan tadi juga disampaikan bahwa ketersediaan pelayanan medis, baik itu hospital maupun perawatan untuk rumah sakit di Jakarta dan di luar Jakarta semuanya dipersiapkan untuk melayani pandemi COVID-19 ini,” tandas Airlangga. (TGH/EN)

Berita Terbaru