Konser Pentas Kebersamaan, Masyarakat Indonesia di Australia Berharap Tetap Jaga Kedamaian
Meskipun Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunda kehadirannya secara langsung dan hanya bisa menyapa melalui videoconference, sekitar 1.000 orang warga Indonesia di Sydney, Australia, tetap antusias menyaksikan acara Acara Konser Pentas Kebersamaan yang digelar di Sydney Hall 4, Sydney Olympic Park, Minggu (5/11) siang waktu setempat.
Dubes Indonesia untuk Australia Najib Riphat Kesoema dalam sambutannya mengatakan, bangsa Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi benar-benar sedang berbenah diri untuk pembangunan agar bisa sejajar dengan negara-negara lain.
Manajemen negara yang baik, infrastruktur dibangun untuk benar-benar bisa menyatu untaian negara di Nusantara yang indah. Birokrasi kita pangkas, korupsi dan pungli kita berantas habis, penegakan hukum kita terapkan dengan tegas tanpa pandang bulu, ungkap Najib.
Ia menyebutkan, Indonesia di masa depan adalah milik kaum muda Indonesia. Dan hari ini, warga Indonesia di Australia berkumpul untuk membulatkan tekad bersama demi Indonesia yang damai dan bersatu.
Berbagai pengalaman sejarah membuktikan bahwa tidak ada yang bisa memecah belah bangsa Indonesia, tidak ada yang bisa mencabik Merah Putih, tidak ada pula yang boleh menodai persatuan dan perdamaian, kata Najib.
Dubes mengatakan bahwa ada banyak masyarakat Indonesia di Australia, yaitu sebanyak 72 ribu, dan sekitar 1.000 orang hadir dalam Acara Konser Pentas Kebersamaan itu.
Acara pentas kebersamaan itu dihadiri oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Kepala BKPM, Thomas Lembong, Dubes RI Untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, dan Konjen RI di Sydney Yayan EN Heryana.
Dalam acara tersebut juga diucapkan deklarasi masyarakat Indonesia di Australia, yang berisi harapan:
1. Kedamaian: Kami berharap Presiden Jokowi tetap berkomitmen menjaga kedamaian Indonesia.
2. Persatuan: Kami berharap bangsa Indonesia yang beragam tidak terpecah belah oleh alasan apapun.
3. Ketegasan: Kami berharap pemerintah memastikan terlaksananya reformasi hukum untuk meningkatkan integritas bangsa Indonesia.
Telepon PM Turnbull
Dalam videoconference yang ditayangkan langsung pada layar di samping panggung Acara Konser Pentas Kebersamaan di Sydney itu, Presiden Jokowi menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa bertatap muka langsung, karena situasi di dalam negeri yang membutuhkan perhatian. Namun ia menjamin, bahwa situasi di tanah air aman dan tidak perlu dikhawatirkan.
Saya sudah menelepon PM Turnbull dan menyampaikan untuk kunjungan kenegaraan saya ke Australia ditunda beberapa saat, dan akan kita reschedule lagi. Beliau sangat memahami situasi itu, kata Presiden Jokowi.
Presiden juga mengemukakan saat ini Indonesia terus mengejar ketertinggalan pembangunan, terutama masalah besar yang berkaitan dengan ketimpangan, kemiskinan, dan pengangguran.
Oleh sebab itu, untuk mengejar ini, kita terus melakukan percepatan pembangunan infrastruktur, percepatan kebijakan deregulasi yang kita harapkan bisa bersaing dan berkompetisi dengan negara-negara lain, terang Presiden. (SM/GMD/ES)