Hadiri Munas LDII, Presiden Jokowi: Menjadi Indonesia Berarti Junjung Tinggi Toleransi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta segenap elemen bangsa untuk terus menjaga cita-cita sebagai sebuah bangsa yang bersatu, sebuah masyarakat yang makmur sebagaimana dicita-citakan para pendiri bangsa Indonesia.
Menjadi Indonesia berarti setiap orang, setiap organisasi harus berjiwa Pancasila, berjiwa Bhinneka Tunggal Ika, menjunjung tinggi toleransi, berjiwa gotong royong, tegas Presiden saat bersilaturahim sekaligus menghadiri Musyawarah Nasional VIII Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Tahun 2016, Rabu (9/11).Presiden memberikan apresiasi dan penghargaan pada kegiatan pengajaran, pengamalan dan penyebaran Islam berdasarkan Al Quran dan hadits yang dilakukan oleh LDII. Menurut Presiden, LDII selama ini telah turut serta menjaga keindahan kerukunan hidup di Indonesia.
Peringkat Ketiga
Pada kesempatan ini, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia menempati peringkat ketiga, setelah India dan Tiongkok.
Pada triwulan I, ungkap Presiden, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,94 persen, triwulan II sebesar 5,18 persen, dan triwulan III sebesar 5,02 persen.
Kalau kita lihat negara-negara yang lain sudah pada turun sampai 3 persen, ada yang turun 1,5 persen, ada yang turun 2 persen, ada yang sudah minus, tambah Presiden seraya menyampaikan kondisi ekonomi dunia yang sedang tidak baik.
Presiden juga menegaskan bahwa ada dua tujuan besar yang sedang dikejar oleh pemerintah, percepatan pembangunan infrastruktur dan pembangunan sumber daya manusia.
Ia menyebutkan, pembangunan Indonesia saat ini tidak lagi Jawasentris tetapi sudah Indonesiasentris. “Sudah dua tahun ini, sudah ada tol trans Sumatera dari Lampung menuju ke Aceh,” jelas Presiden.
Presiden menegaskan, pemerintah terus mempercepat pembangunan infrastruktur agar biaya transportasi, logistik, dan barang menjadi lebih murah. Sehingga harga jual barang menjadi lebih murah dan Indonesia dapat bersaing dengan negara lain.
Pemerintah, lanjut Presiden, juga membangun pelabuhan-pelabuhan besar seperti pelabuhan Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Newport Makassar, dan sebagainya.
Selain itu, menurut Presiden, sebagai negara dengan 17.000 pulau, pemerintah juga membangun airport di berbagai wilayah mulai dari Miangas, Yahukimo, Bener Meriah,dan sebagainya. Pembangunan ini bukan semata-mata masalah logistik dan transportasi.
Tapi inilah yang akan mempersatukan bangsa kita karena dari Aceh bisa langsung terbang ke Papua, dari Aceh bisa langsung berlayar menuju ke Timur, ke Sulawesi ke Ambon dan yang lain-lain. Tanpa itu, persatuan kita akan sulit untuk kita jalin. Jadi arahnya bukan hanya masalah harga tetapi juga berkaitan dengan persatuan kita, tambah Presiden.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Presiden mengajak untuk memanfaatkan bonus demografi dengan terus menyiapkan SDM generasi muda berusia produktif. Untuk itu, pemerintah telah menyiapkan vocasional training atau vocasional school. (RMI)