Transkripsi Presiden pada Acara Tax Amnesty di Hotel Clarion, Makassar, Sulawesi Selatan 25 November 2016

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 November 2016
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 7.598 Kali

Logo-Pidato2-10Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat malam, salam sejahtera bagi kita semuanya.

Bapak/Ibu dan Saudara-saudara sekalian khususnya keluarga besar masyarakat Indonesia bagian timur dan lebih khusus lagi masyarakat Sulawesi dan khusus lagi masyarakat Sulawesi Selatan.

Kita tahu semuanya tekanan ekonomi global, tekanan dari eksternal terhadap perekonomian kita sudah dua tahun ini betul-betul menjadi tantangan besar bagi kita, tantangan besar.

Semuanya, semua negara, semuanya berebut arus investasi. Semua negara berebut arus uang masuk capital inflow. Semuanya berebut termasuk negara kita berebutan dengan negara-negara yang lain dalam rangka agar ada arus uang masuk, ada arus modal masuk, ada investasi masuk, ada capital inflow.

Inilah yang menjadikan kita berebut sengit dengan negara-negara yang lain, tetapi kita lupa bahwa sebetulnya kekayaan kita, uang kita yang berada di bawah bantal, yang berada di bawah kasur, yang disimpan di luar negeri masih banyak sekali. Data yang ada di kementerian ada 11 kurang lebih 11.000 triliun.

Dasarnya saya ada di kantongan saya ada. Yang hadir di sini saya hapal satu, dua masih nyimpan di sana, masih wong namanya ada di kantongan saya. Kita juga harus tahu juga bahwa 2018, 2018 akan ada nantinya keterbukaan informasi yang tidak bisa dicegah oleh negara manapun, buka-bukaan kita nanti.

Duit orang di indonesia yang ada di Singapura berapa, yang ada di Swiss berapa, yang ada di Hong Kong berapa, semuanya akan terbuka karena memang aturan internasional sudah tanda tangan semuanya. Itulah kira keterbukaan sekarang ini dan alhamdulillah pertumbuhan ekonomi kita meskipun tekanan dari ekonomi global sangat, sangat berat, tetapi kita lihat pada kuartal yang pertama kita tumbuh 4,94, pada kuartal yang ke-2 5,18, pada kuartal yang ketiga tumbuh 5,02 (lima koma kosong dua).

Negara yang lain banyak yang sudah masuk hampir ke resesi. Ada yang sudah, a da yang anjlok dari 10 ke 6,5, ada yang anjlok dari 5,8 ke 4. Kita ini masih bisa bertahan dan justru tumbuh, meskipun tipis tapi bisa tumbuh.

Ini patut kita syukuri alhamdulillah dan kalau kita bandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kita dengan negara-negara yang lain bisa dilihat. Kita masih gede kok, masih di atas 5. Coba lihat pada kuartal yang ke-2 5,18 masih apalagi tadi saya minta ke Pak Gubernur di Sulawesi Selatan pertumbuhan ekonominya 8,05.

Terima kasih Pak Gub, sudah digerakkan ekonominya pinggiran dan sekitarnya. Ya, kalau pertumbuhan ekonominya 8,05 mestinya perlu saya datangi supaya semuanya ikut tax amnesty.

Jadi, saya datang ke sini enggak hanya jumpa fans enggak. Saya ke sini ingin agar tax amnesty di Sulawesi Selatan ini bisa semuanya bergerak baik yang usaha kecil, baik yang usaha menengah, baik yang usaha besar karena dalam pembangunan kita memerlukan tambahan injeksi dana.

Untuk pembangunan, negara kita memerlukan arus uang masuk yang sebesar-besarnya. Pada tahapan yang pertama kemarin, tahapan pertama kita menjadi negara yang paling besar dan terbaik dalam program tax amnesty paling baik.

Pemasukan kita 9,8 triliun ini bukan angka yang kecil. Bandingkan dengan negara-negara yang lain deklarasi mencapai 3.500 trilIun repatriasi 137 triliun. Duit yang gede sekali, gede sekali.

Inilah yang akan kita teruskan pada tahapan yang kedua ini dari mulai awal Oktober sampai nanti akhir Desember karena terutama yang repatriasi masih kecil, masih 137 triliun yang masuk arus uang masuk dari luar masih kecil. Dari catatan saya ini kecil banget ini.

Oleh sebab itu, saya ingin mendorong lagi agar arus uang masuk itu betul-betul bisa kita genjot agar naik peredaran uang di negara kita meningkat, sehingga pertumbuhan ekonomi meningkat. Artinya apa? Ya, kesejahteraan masyarakat juga akan naik dan akan meningkat, goal-nya kesana.

Ada investasi, ada orang buka pabrik  infrastruktur bisa dikerjakan, ada lapangan pekerjaan di situ, goal-nya ke situ. Di babak yang kedua, periode yang kedua ini hanya terpaut sedikit kok. Pada periode pertama terkena dua persen yang pada priode kedua juga hanya 3% kok kecil sekali.

Nanti Ibu Menteri Keuangan bisa menyampaikan sebenarnya berapa sih bayarnya gede banget. Nanti diceritakan Bu Menteri biar badan ngerti bahwa kita ini tarif untuk tax amnesty sangat kecil sekali karena memang yang kita inginkan bukan dapat bayaran untuk tarifnya itu bukan, tapi yang kita pentingkan arus uang masuknya.

Uang yang di bantal bisa masuk ke sistem keuangan, sistem perbankan kita, goal-nya itu ke sana. Jadi, pada periode yang kedua ini hanya terkena 3% masih kecil sekali. Kemudian untuk UMKM juga hanya terkena 0,5 persen sampai nanti Maret, tetap sama terkena 0,5%.

Ini untuk badan maupun untuk perorangan. Ini baru kita putuskan tadi sebelum masuk ke sini. Untuk badan dan untuk perorangan usah kecil, usaha mikro, usaha menengah hanya terkena 0,5 persen karena sebelumnya yang diperbolehkan hanya yang untuk badan.

Sekarang yang untuk perorangan pun terkena 0,5 persen agar apa semuanya berbondong-bondong untuk masuk ke sistem perpajakan kita, sehingga nanti tahapan reformasi pajak pada tahun yang akan datang 2017 ini step-step nya bisa kita lakukan. Sekali lagi ini dalam rangka pertarungan sengit yang kita hadapi antarnegara.

Amnesty pajak apa sih sebetulnya amnesty pajak itu.  Ini adalah penghapusan pajak yang seharusnya terutang.  Ada pembebasan sanksi, ada pembebasan sanksi pidana perpajakan ini urusan perpajakan lho, pidana perpajakan.

Kemudian penghentian proses pemeriksaan dan penyidikan pidana perpajakan itu. Syarat ikut amnesty ya sebetulnya harta kita ini berapa yang kita simoan, mudah. Kemudian membayar uang tebusannya. Itu saja sebetulnya tax amnesty itu.

Simpel, gampang terus ini untuk apa nantinya uang yang masuk ini. Iya dalam jangka pendek, dalam jangka pendek itu dapat berupa SUN, SUKUK, dalam Surat Berharga Negara (SBN) atau misalnya masuk ke BUMN bisa ikut obligasi suku bunga BUMN atau reksadana BUMN.

Perbankan yang dimasukkan saja ke deposito atau swasta bisa saja langsung investasi atau ikut saham dan obligasi swasta juga bisa atau non bank industri keuangan non bank asuransi produk dana pensiun. Banyak sekali sebetulnya produk produk portofolio yang bisa kita ikuti.

Kemudian, untuk jangka menengah jangka panjang ya kita bisa membangun infrastruktur kita. Kita bisa membangun infrastruktur baik nantinya uang itu bisa kita pakai untuk membangun pelabuhan, membangun jalan tol yang tidak hanya di Jawa saja tetapi juga di luar Jawa akan kita mulai dan sudah dimulai.

Pelabuhan Kuala Tanjung ini Kuala Tanjung misalnya di Sumatera Utara yang nanti berada di bagian barat, di bagian tengah Tanjung Priok, di bagian timur nanti Makassar New Port, di bagian lebih timur lagi di Sorong new port. Yang belum dimulai hanya yang di Sorong, semuanya sudah dimulai, tapi sekali lagi membangun itu memerlukan uang, membangun itu memerlukan duit. Tanpa itu, akan sulit selesai.

Investasi juga akan kita pakai membangun rel kereta api, membangun transportasi massal, membangun pembangkit listrik, membangun industri-industri yang berada di kawasan kawasan ekonomi khusus yang berada di seluruh tanah air. Karena yang dibutuhkan sekarang ini, kita harus ingat membuka lapangan pekerjaan, pembukaan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya karena pengangguran kita masih kira-kira 7,9 juta orang, yang ini angka yang tidak sedikit, meskipun kalau dibanding dengan negara yang lain kita termasuk pada yang kecil, tetapi masih besar angka seperti itu. Masih 5,5 angka yang besar.

Inilah perlunya tax amnesty bisa kita pakai untuk membangun industri perikanan kita, bisa kita pakai untuk membangun pabrik gula. Gula kita masih impor, silakan kalau ingin masuk ke investasi tebu dan gula karena konsumsi kita 5,7, produksi masih 2,6.

Dari kekurangan, impor kita masih 3,5 juta tahun yang ini memerlukan investasi. Jagung kita juga sama. Saya kira di Sulawesi kesempatan sekali. Jagung, gula di sini memang agro nya  sangat, sangat bagus sekali. Jagung kebutuhan 22,6 juta ton baru bisa diproduksi 19 juta, masih kurang 3,2 juta ton.

Jangan sampai kita impor kalau impor yang senang negara lain. Kita produksi sendiri masak nanam jagung enggak bisa, masak nanam tebu enggak bisa. Bisa lah,  tinggal kita niat atau enggak niat, mau atau tidak mau hanya itu saja.

Inilah yang harus kita lakukan. Saya tahu di sini industri agro nya sangat bagus sekali, cokelat sangat bagus sekali, kopra ekspor sangat bagus sekali, dan udang, tambak sangat bagus di sini, sangat bagus dan kalau dolarnya menguat, senang yang di Sulawesi, benar ndak?

Kok Presiden tahu, ya senang kalau dolarnya naik, rupiahnya melemah senang yang di Sulawesi karena orientasinya ekspor. Udang senang yang bermain di usaha ikan senang, kopi ekspor, cokelat ekspor semuanya, dan investasi sekarang bisa masuk 10 destinasi wisata baru di Indonesia karena target kita tahun 2019 dari yang 2 tahun yang lalu 9 juta turis akan kita genjot habis-habisan untuk masuk ke angka 20 juta turis masuk di Indonesia.

Dengan segala cara, baik memperbaiki positioning kita, baik mendiferensiasi produk produk yang ada,baik membangun brand setiap destinasi  dan mempromosikan besar-besaran. Ini sudah kita mulai. Lho Bapak/Ibu dan saudara sekalian ke Paris sekarang ini bus yang lalu lalang di Paris itu sudah gambarnya Indonesia datang ke Indonesia, Wonderful Indonesia di situ ada semuanya.

Coba kalau pergi ke Amerika time square videotron isinya datang ke Indonesia, kunjungi ke Indonesia, ini promosi tapi produknya mesti diperbaiki. Kita sudah menunjuk Danau Toba, Labuhan Bajo manalagi Morotai, Wakatobi,  Mandalika, Tanjung Lesung, tapi kalau produknya tidak diperbaiki masyarakatnya, SDM nya tidak disiapkan, turis datang.

Saya berikan contoh kita berikan, kita mempunyai tempat tempat yang dunia itu tidak memiliki. Borobudur yang jelas,  pantai dengan bantuan seperti ini di Belitung. Nah gambarnya yang Belitung nah, engak ada di dunia seperti ini, tapi kalau produk itu tidak dikemas dengan baik, ya siapa yang mau datang SDM nya disiapkan, hotel, resort, cottage, semuanya harus disiapkan.

Ini yang kebut-kebutan dari mana uangnya pemerintah, pemerintah hanya memiliki 30% dari uang yang dibutuhkan sehingga 70% itu siapa masyarakat, swasta, dunia usaha. Kita bandingkan lagi sekarang, turis yang datang ke Malaysia. Kita 9 juta yang datang ke sana 24 juta, kita 9 juta yang datang ke Thailand 27 juta. Sebulan yang lalu saya ketemu dengan Menteri tourism Thailand, sekarang Thailand berapa? 29,8 juta.

Kita sekarang ini mungkin menuju ke 11 tapi ndak ndak mau saya. Ini harus meloncat di atas 20. Saya sudah  bilang ke Menteri Pariwisata ndak mau kita  hanya melonjaknya, kita melonjaknya  satu juta yang disana  melompat 2 juta ya enggak ketemu ketemu.

Wah, Pak kita sudah 11. Ya 11 tapi di sana sudah 29 enggak bisa seperti itu. Ini harus meloncat dua kali lipat. Kita sudah tanda tangan. Saya sudah tanda tangan langsung dengan Presiden Xi Jinping karena Cina itu setahun bisa keluar 150 juta turis keluar yang paling banyak nyerap Amerika sama Eropa.

Kenapa kita tidak bisa menyerap, sampai saya minta khusus, saya ke Tiongkok 10 juta, sudah tanda tangan, sudah tanda tangan tinggal menyiapkan pesawatnya airline dari sana ke sini 10 juta sudah. Kalau 10 juta itu pesawatnya bisa datang sudah 20 juta rampung dari situ saja, tapi jangan diplesetkan lho ya.

Kemarin diplesetkan mulai tenaga kerja dari mana datang 10 juta mana itu turis. Sekarang ini banyak pelintiran, banyak plesetan plesetan seperti itu.

Haduh yang Tiongkok itu turis, yang saya tanda tangan itu turis, saya cek yang tenaga kerja dari Tiongkok 14 ribu. Ini jangan dipleset plesetkan lah. Mentang-mentang media sosial kita ini tidak kita atur mengenai isu-isu semuanya dimasukkan dengan dipleset plesetkan seperti itu.

Janganlah seperti di Manado sekarang ini persiapan nya pontang panting karena turisnya datang kemasan produk, SDM, hotel, restoran kejar-kejaran meskipun saya lihat juga malam itu aduh ramainya seperti itu, tapi persiapannya memang harus disiapkan produk.

Nah, ini turisnya masuk, terlanjur masuk enggak bisa dicegah ya sudah ayo kejar kejaran. Saya sudah mengajak Gubernur nya udah kejar-kejaran. Ini sudah naik 1.000 persen coba itu dah direm itu, rem dulu Pak ini hotelnya ya sudah direm. Jangan sampai nanti tempat yang lain juga sama.

Ini masalah turisme yang sebetulnya membuka lapangan pekerjaan yang gede sekali ya turisme. Jadi, bisa jualan souvenir, warung makan hidup, restoran hidup, bisa betul betul ke masyarakat. Ini yang kita kejar kenapa harus angkanya lebih dari 20 juta karena itu.

Bisa nanti ini menjadi income yang paling besar di negara kita kalau dikejar detail betul betul dikontrol dengan detail, betul betul dipromosikan dengan baik. Saya sudah janjian dengan Menteri Pariwisata awal 2019 20 juta ya itu. Saya kalau memberi target itu angka, angkanya ya itu.

Kalau nanti enggak ketemu ya, ya diganti apalagi ini urusan tax amnesty. Ya saya kira apa untuk tax amnesty saya kira itu yang paling penting itu yang bisa saya sampaikan. Mungkin nanti Ibu Menteri Keuangan bisa memberikan angka dan hal hal yang detail dan juga yang terakhir mengenai kerahasiaan data bahwa data tax amnesty ini bisa dijadikan dasar penyidikan tidak, penuntutan pidana juga enggak bisa, tidak dan yang paling penting ini tidak dapat diminta atau diberikan kepada siapapun, dan yang membocorkan ini akan terkena pidana 5 tahun yang membocorkan ini yang artinya yang mesti pegawai pajak yang membocorkan terkena 5 tahun lho jangan main-main.

Jadi jangan wah Pak nanti saya ikut nanti malah ketahuan wong rahasia sudah dijamin rahasianya, payungnya, payung hukumnya undang-undang. Jelas sekali, ini supaya digarisbawahi yang membocorkan akan terkena pidana maksimal 5 tahun, 5 tahun kan lama.

Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.

Terima kasih. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru