Minta Rakyat Berperan Aktif, Presiden Jokowi Sebut Ancaman Peledakan Bom di Istana Bukti Terorisme Masih Ada
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi dan menghargai kerja keras Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri dalam mengungkap rencana peledakan bom berdaya ledak tinggi di Istana Negara, dan menangkap sejumlah pelakunya di Bekasi, Jawa Barat, dan Karanganyar, Jateng, Sabtu (10/12) kemarin.
Penangkapan para teroris sebelum melaksanakan aksinya meledakkan bom di Istana Negara itu, dinilai Presiden, menunjukkan bahwa terorisme itu masih ada dan nyata.
Masih bergerak di negara kita, kata Presiden Jokowi kepada wartawan, usai menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Silaturahim Presiden RI Bersama Kyai Sepuh, di kantor Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Jakarta, Minggu (11/12) sore.
Oleh sebab itu, Presiden Jokowi meminta masyarakat dan rakyat berperan aktif dalam upaya memerangi kejahatan terorisme karena tidak mungkin ini hanya dilakukan oleh Polri, dilakukan oleh pemerintah.
Rakyat harus berperan aktif karena tanpa dukungan seluruh lapisan masyarakat sulit rasanya kita melawan terorisme. Tidak ada ruang sekecil apapun di negara kita Indonesia ini untuk geraknya terorisme, tutur Presiden.
Mengenai pemilihan Istana Negara sebagai target lokasi peledakan bom, Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa yang namanya teroris itu tidak melihat, semuanya seperti masjid, gereja, hotel, kedutaan, maupun jalan raya pernah menjadi target peledakan. Jadi apapun, ujarnya.
Oleh sebab itu, Presiden menegaskan, pemerintah dan rakyat serta Polri terutama harus terus mengurangi terorisme itu.
Sebagaimana diketahui Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, Sabtu (10/12), telah menangkap 4 (empat) orang jaringan teroris kelompok Jamaah Anshorut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN) pimpinan Bahrun Naim, di Bekasi, Jawa Barat, dan Karanganyar, Jawa Tengah.
Keempat teroris yang merencanakan pengeboman di depan Istana Negara, Jakarta, dan berhasil ditangkap itu adalah Dian Yulia Novi, ditangkap di tempat kosnya di Jl Bintara Jaya VIII RT 04/09, Kota Bekasi, Sabtu (10/12) sore. Dua lainnya, yaitu Nur Susilo dan Agus Supriyadi ditangkap di bawah flyover Kalimalang, Bekasi. Sementara seorang lagi S alias Abu Izzah ditangkap di Karanganyar, Jawa Tengah pada pukul 18.30 WIB. (UN/ES)