Ikut Jaga NKRI, Presiden Jokowi Apresiasi Pengucapan Pancasila Saat Peringatan Maulid Nabi

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 8 Januari 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 40.585 Kali
Presiden Jokowi menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Habib M. Luthfi Bin Yahya, di Gedung Kanzus Sholawat, Kota Pekalongan, Minggu (8/1) siang.

Presiden Jokowi menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Habib M. Luthfi Bin Yahya, di Gedung Kanzus Sholawat, Kota Pekalongan, Minggu (8/1) siang. (Foto: Humas/Deni)

Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi pada Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya karena mengawali acara tidak hanya dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya tetapi juga dengan pengucapan Pancasila.

“Saya baru tahu juga hanya di sini,” kata Presiden Jokowi saat menghadiri acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Habib M. Luthfi Bin Yahya, di Gedung Kanzus Sholawat, Kota Pekalongan, Minggu (8/1) siang.

Presiden Jokowi juga mengingatkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) memerlukan persatuan dan kesatuan. “NKRI adalah harga mati,” tegasnya.

Presiden mencontohkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah membuat kontrak politik dengan semua unsur dan komponen masyarakat melalui piagam Madinah, untuk mempersatukan dan untuk sebuah kesatuan.

“Dengan Piagam Madinah ini jelas sekali bahwa ajaran Islam, umat Islam menghargai kemajemukan suku, kemajemukan golongan, beraneka macamnya agama,” tambah Presiden.

Anugerah inilah yang menurut Presiden perlu dijaga. Karena Indonesia memiliki 34 provinsi, serta 516 kabupaten dan kota dari Sabang sampai Merauke. Indonesia juga memiliki 700 lebih suku dan 1.100 lebih bahasa lokal.

Presiden juga berpesan agar persatuan dan kesatuan terus dijalin antar suku, antar golongan, antar komponen masyarakat, dan antar agama.

“Kalau kita sibuk usrek sendiri-sendiri, ribut sendiri-sendiri tidak mempersatukan kekuatan kita, tidak mempersatuan potensi kita. Jadi kita akan menjadi bangsa yang kalah, bukan bangsa pemenang,” pungkas Presiden.

Antisipasi Perkembangan Media Sosial
Presiden menyebut saat ini ada serangan yang tidak dirasakan, yaitu media sosial. Informasi dari manapun bisa diterima siapa saja tanpa ada yang menyaring.

“Ini yang ingin agar kita semua mengingatkan pada kanan kiri kita, bahwa dunia ini sekarang sangat terbuka sekali bahwa informasi tidak disaring, di-screening, nanti bisa banyak yang keliru, yang akhirnya bisa memecah-belah persatuan kita. Inilah yang harus kita jaga,” tambah Presiden.

Terkait persatuan dan kesatuan, Habib M. Luthfi Bin Yahya mengingatkan agar masyarakat mendukung terciptanya pemerintahan yang maju dan makmur.

“Jangan pecahkan NKRI,” ujar Habib Luthfi seraya mengingatkan bahwa NKRI adalah kekuatan Indonesia.

Mendampingi Presiden dalam acara tersebut antara lain Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (RMI/ES)

Berita Terbaru