Pelayanan Kesehatan Gratis dengan JKN

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 24 Oktober 2014
Kategori: Pro Rakyat
Dibaca: 523.855 Kali

???????????????????????????????Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilaksanakan secara serentak di Indonesia mulai tanggal 1 Januari 2014 merupakan terobosan besar di bidang kesehatan yang dilakukan pemerintah. Terkait hal tersebut, Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu daerah   yang menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional dengan total peserta sebanyak 582.739 orang.

Program jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mulai diberlakukan sejak 1 Januari 2014. JKN yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dibagi dalam kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan kategori non PBI. Kategori PBI khusunya untuk warga miskin yang menjadi peserta Jaminan Kesehatan Masyarkat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (jamkesda) yang biaya iurannya dibayar pemerintah dan mendapat pelayanan rawat inap di rumah sakit kelas 3. Sedangkan kategori non PBI meliputi PNS, TNI/Polri, pesiunan, pegawai swasta dan pekerja mandiri. Untuk PNS, TNI/Polri dan pegawai swasta iuran preminya ditanggung oleh masing-masing instansi dan perusahaan, serta mendapatkan pelayanan rawat inap  dirumah sakit kelas 1 dan kelas 2. Sementara itu untuk pekerja mandiri adalah  masyarakat yang berusah mandiri seperti wiraswasta, profesional dan lain sebagainya. Pekerja mandiri bisa memilih kelas perawatan yang diinginkan dengan besaran iuran Rp 25.000/bulan untuk rawat inap di kelas 3, Rp 42.000/bulan untuk rawat inap di kelas 2, dan Rp 59.500/bulan untuk rawat inap dikelas 1. Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh JKN paling banyak lima orang.

Dalam rangka menyukseskan program kesehatan gratis di Bandung Barat dan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan seluruh Rumah Sakit Pemerintah secara otomatis melayani peserta JKN dikucurkan anggaran sebesar Rp 23.321.573.500, dengan dukungan sarana  kesehatan yang terdapat di daerah ini meliputi 2 rumah sakit, 32 Puskesmas, 69 Puskesmas Pembantu (Pustu), dan 352 Poskesdes. Sedangkan Pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten Bandung Barat  didukung tenaga kesehatan yang terdiri dari 62orang dokter umum, 31 orang dokter gigi, 12 orang dokter spesialis, 205 orang perawat, dan 414 orang bidan serta 12 tenaga medis. Di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, jumlah peserta BPJS 2014, sebanyak 582.739  jiwa yang terdiri atas peserta PBI sebanyak 513.443 jiwa dan peserta non BPI sebanyak 69.296 orang. 

Dalam rangka peningkatan pelayanan sarana kesehatan, selama tahun 2011 – 2013 telah dibangun 4 Puskesmas yang terletak di Mukapayung, Puskesmas DTP Saguling, Puskesmas CIsarua, dan Puskesmas Jayagiri Lama. Selain itu dibangun juga Pustu sebanyak 5 buah di desa Sukahaji, di desa Rancasengang, di desa Cipenundeuy,di desa Palasari, dan di desa Saguling.

Selain itu diterapkan pula program unggulan Kartu Cermat yaitu program jaminan kesehatan daerah yang diberikan oleh Pemda kepada penduduk miskin dan kurang mampu dalam bentuk pelayanan kesehatan. Dengan kriteria kepesertaan penduduk miskin dan yang belum memiliki jaminan kesehatan seperti Askes, Jamsostetk, Jamkesmas, dan asuransi lainnya yang telah disempurnakan dengan BPJS. Kartu Cermat tersebut juga mengakomodasi penduduk miskin sebanyak 221.608 orang. Kartu Cermat juga membiayai anak yang dilahirkan dari keluarga miskin dan kurang mampu asalkan memiliki KTP tetap/atau kartu keluarga di wilayah Bandung Barat. Pelayanan kesehatan meliputi akomodasi rawat inap, konsultasi medis, pemeriksaan fisik, pelayanan labotarorium dan penunjang diagnostic lainnya, tindakan kecil sederhana, pemberian obat sesuai standar DOEN yang tersedia di Puskesmas, pelayanan gawat darurat, dan transportasi rujukan.

Dalam kesempatan kunjungan di RSUD Cililin, tim melakukan peninjauan antara lain terhadap fasilitas dan realisasi pelayanan kesehatan yang dilaksanakan. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin merupakan salah satu rumah sakit pemerintah di Kabupaten Bandung Barat. RSUD ini berdiri di atas tanah seluas 21.221 M2 dan berdekatan dengan kawasan permukiman penduduk dengan fasilitas dua lantai, memberikan fasilitas pelayan Istalasi gawat Darurat 24 jam, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, instalasi Kamar Operasi, ICU, ICCU, PICU dan NICU, kebidanan dan kandungan, dan lain-lain.

PEMBANGUNAN RUANG BARU TERUS DILAKUKAN DI RSUD CILILINDalan pelayanan kesehatan RSUD Cililin  yang merupakan salah satu rumah sakit  melaksanakan JKN didukung 8dokter spesialis, 3 dokter umum, 50 orang tenaga medis, dengan rata-rata kunjungan pasien rawat jalan sebanyak 257 pasien/hari. Dalam pengamatan pasien dilayani dengan baik dan mendapat perhatian dari tenaga kesehatan di RSUD Cililin termasuk pasien JKN. Penyakit terbanyak yang diderita pasien adalah hipertensi, diare,  infeksi saluran pernafasan akut (ISPA),pneumonia,  alergi,  asma, dan penyakit jaringan ikat.

Sementara itu ketersediaan obat-obatan di RSUD Cililin tercukupi, sehingga pasien tidak perlu membeli obat-obatan di luar tempatnya berobat. Dengan demikian, dengan tercukupinya obat-obatan maka pihak tenaga kesehatan dapat lebih mengoptimalkan pelayanan kepada para pasien.

Salah satu warga yang merasakan manfaat JKN adalah Sulaeman 69 tahun, dahulu terdaftar sebagai peserta Jamkesmas semenjak ada BPJS Sulaeman mendaftarkan diri menjadi anggota BPJS Mandiri kelas 1 dengan membayar Rp59.500/bulan. Sulaeman yang merupakan warga kampung Cisarongge Kecamatan Cihampelas baru sekali ini sesudah mendaftar BPJS tahun 2013 lalu masuk Rumah Sakit. Iya dirawat akibat sakit gula yang dideritanya, ditemani putri ketiganya Sulaeman menjalani perawatan di ruang rawat inap RSUD Cililin “Gula saya kambuh, dulu saya terdaftar di Jamkesmas selalu dirawat diruang kelas 3, sekarang saya daftar BPJS jadi ruang rawatnya jauh lebih baik dari sebelumnya, “ ujar sulaeman.

Pasien JKN  lainnya adalah Indri Warga Kelurahan Cijambu, Kecamatan Cipongkor merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Cipongkor sesudah mengalami gangguan pasca bersalin, bayi lahir normal dan sehat namun Indri merasakan sakit di perutnya pasca melahirkan, Indri yang terdaftar di Jamkesmas langsung dirujuk ke RSUD untuk segera mendapatkan penanganan medis dan tidak dipungut biaya sama sekali. “Adanya JKN sangat membantu sekali.”katanya.

IBU AWANG BPJS KELAS 3Pasien lainnya adalah Awang 48 tahun, menderita diabetes dan terdaftar sebagai peserta BPJS kelas 3 dengan iuran Rp 25.900/bulan,  Selama dalam perawatan obat dan perawatan yang diberikan RSUD gratis karena awang menjadi peserta BPJS.”Semuanya gratis, kalau harus bayar saya tidak tahu harus bayar pakai apa,”kata Awang bercerita.

Salah seorang warga yang berobat di Puskesmas Cililin, adalah Eko (25 tahun), warga desa Cililin. Pasien yang menderita sakit gigi ini memilih pelayanan di Puskesmas, karena dekat dengan rumah, hal ini dapat diberikan pelayanan karena yang bersangkutan merupakan pasien Jamkesmas, “ bersyukur untuk pelayanan yang baik dan ramah serta sabar, terus tingkatkan pelayanan kesehatan” ujarnya.

EVA SOLIHAT JAMKESMAS DI PUSKESMAS CILILINPasien lainnya adalah Eva Solihat, Warga Kampung Cipadang kelurahan Singajaya Cihampelas RT022/03 terkena typus dan dirawat sejak 15 juli-17 juli, ditemani Ibunya Epon, Eva dengan menggunakan jamkesmas berobat gratis di Puskesmas hingga sembuh. “Waktu sekolah terasa badan ngga enak lalu dibawa ke Puskesmas Cililin dan dirawat selama tiga hari, alhamdulillah sekarang sudah membaik mudah-mudahan hari ini bisa pulang, selama berobat obat dan semuanya termasuk rawat inapnya gratis tidak bayar karena ada kartu Jamkesmas( jamkesmas masuk kedalam BPJS Non PBI), ” jelas Eva

Secara nasional pelayanan kesehatan gratis  melalui Jamkesmas bagi masyarakat miskin telah dilaksanakan sejak tahun 2005. Pemerintah terus menaikkan anggaran pelayanan kesehatan gratis dari Rp 2,1 triliun pada tahun 2005 menjadi Rp 8,2 triliun pada tahun 2013, atau meningkat hingga 400%. Dengan dana yang terus meningkat, sasaran pelayanan kesehatan gratis juga meningkat dari 36,1 juta jiwa pada tahun 2005 menjadi 86,4 juta jiwa pada tahun 2013 serta menjangkau 2,9 juta ibu hamil yang bisa mendapat persalinan gratis.

Pada tahun 2014 pelayanan kesehatan gratis diterapkan untuk seluruh penduduk melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan  dengan cakupan 121,6 juta jiwa. Indonesia menjadi negara terbesar yang memiliki jaminan kesehatan di bawah satu badan negara yaitu BPJS Kesehatan. Program ini tidak kalah dengan program jaminan kesehatan Amerika yang dikenal dengan Obamacare. Sudah sewajarnya program JKN disyukuri dan disukseskan bersama-sama demi Indonesia yang lebih sehat. Sejalan dengan pelayanan kesehatan gratis yang semakin meluas, bahkan pada tahun 2014 ditargetkan menjangkau seluruh penduduk, pemerintah terus membangun dan mendorong tersedianya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang memadai. Dalam satu dasawarsa terdapat peningkatan jumlah sarana kesehatan meliputi rumah sakit rujukan yang meningkat dari 1.246 unit pada tahun 2004 menjadi 2.184 unit pada tahun 2013 dan puskesmas meningkat dari 7.550 unit pada tahun 2004 menjadi 9.599 unit pada tahun 2013. Dengan demikian terdapat pembangunan 938 unit rumah sakit dan 2.049 unit puskesmas. (Fajar Ilham & E.S Dalimunthe)

Pro Rakyat Terbaru