Soal Tambahan 52.000 Kuota Haji, Menag: Diprioritaskan Untuk Yang Belum Berhaji

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 Januari 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 30.775 Kali

haji-indonesia-2016Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengemukakan, penambahan kuota haji Indonesia tahun ini sebanyak 52.200 jemaah akan diprioritaskan untuk calon jemaah yang belum pernah menunaikan ibadah haji. Karena itu, Menag meminta berharap jemaah yang sudah pernah berhaji untuk bisa berbesar hati memberikan kesempatan kepada sesama saudaranya yang belum berhaji.

“Prioritas betul-betul ditujukan bagi yang belum berhaji sama sekali,” kata Menag usai menyampaikan sambutan pada acara Halaqah Ulama ‘Refleksi 33 tahun Khittah NU’ yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Situbondo, Kamis (12/1).

Pernyataan tersebut disampaikan Menag menanggapi pengembalian kuota haji Indonesia dari 168.800 jemaah menjadi 211.000 jemaah serta adanya tambahan kuota 10.000, sehingga total kuota jemaah haji Indonesia pada 2017 ini sebanyak 221.000 jemaah.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara mendadak, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (11/1) sore, menyelenggarakan konperensi pers terkait keputusan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, yang mengembalikan kuota haji Indonesia ke angka yang normal, yaitu 211.000 jamaah.

“Pemerintah Arab Saudi, dalam hal ini Menteri Haji dan Umrah Kerajaan Arab Saudi, telah memutuskan untuk mengembalikan kuota normal haji bagi Indonesia dari 168.800 menjadi 211.000 untuk tahun 2017,” kata Presiden Jokowi.

Selain pengembalian kuota sebesar 211.000, menurut Presiden, pemerintah Arab Saudi juga menyetujui permintaan tambahan kuota untuk Indonesia dan memutuskan pemberian tambahan kuota sebesar 10.000.

“Dengan demikian, kuota haji untuk Indonesia tahun 2017 dari 168.800 menjadi 221.000. Dengan demikian Indonesia memperoleh kenaikan sebesar 52.200,” ungkap Presiden Jokowi.

Perpendek Antrian

Menag Lukman Hakim Saifuddin mengaku bersyukur dengan kenaikan ini. Ia menilai, peningkatan ini sangat berarti karena sudah empat tahun kuota Indonesia dipotong 20% sehingga tinggal 168.800 jemaah.

Menurut Menag, antrian jemaah haji Indonesia saat ini cukup panjang, meski berbeda-beda antar provinsi. Ditanya soal pemanfaatan kuota, Menag mengatakan bahwa itu akan diprioritaskan bagi yang belum berhaji.

Ia mengingatkan, bahwa kewajiban berhaji hanya sekali. Mereka yang sudah pernah menjalankan, sesungguhnya sudah tidak berkewajiban lagi untuk berhaji. “Kewajibannya sudah gugur maka kita beri kesempatan bagi yang belum berhaji sama sekali,” terangnya.

Di tempat terpisah, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Abdul Djamil menegaskan bahwa setelah kuota diumumkan, maka pihaknya saat ini tengah melakukan berbagai persiapan penyelenggaran ibadah haji 2017. Persiapan itu bahkan sudah dilakukan sejak akhir tahun 2016 lalu.

Menurut Abdul Djamil, ada tiga fokus yang akan dilakukan ke depan. Pertama, pembahasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) dengan DPR RI. Setiap tahun, BPIH dibahas bersama dengan Komisi VIII DPR. Hasil pembahasan antara kedua belah pihak ini kemudian dibawa ke Presiden untuk diterbitkan Keputusan Presiden tentang BPIH.

“Fokus kedua terkait persiapan kegiatan dalam negeri yang meliputi: pelunasan, konsolidasi dengan pihak terkait, persiapan embarkasi, manasik haji, dan lainnya,” ujarnya.

Selain persiapan dalam negeri, lanjut Abdul Djamil, jajarannya juga akan fokus pada persiapan layanan jemaah haji di Arab Saudi. “Fokus ketiga adalah koordinasi dengan instansi di Arab Saudi menyangkut akomodasi, transportasi, layanan armina, dan layanan lainnya,” katanya. (Humas Kemenag/ES)

Selengkapnya keterangan pers Presiden Joko Widodo terkait penambahan kuota haji Indonesia, klik di sini.

Lihat juga video terbaru:
Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan delegasi Parlemen Korea Selatan (12/1)
Upacara Penyerahan Surat-surat Kepercayaan dari Dubes LBBP untuk Republik Indonesia (12/1) 

Berita Terbaru