Pengantar Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas Nation Branding, 3 Februari 2017, di Kantor Presiden, Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 3 Februari 2017
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 7.829 Kali

Logo-Pidato2Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Beberapa waktu yang lalu, September 2016, kita telah membahas mengenai strategi peningkatan citra Indonesia di mata dunia. Dan dalam Ratas kali ini saya ingin mendengarkan perkembangan langkah-langkah konkret, langkah-langkah tindak lanjut dari program nation branding tersebut.

Saya ingin mengingatkan bahwa brand power Indonesia masih lemah, baik untuk perdagangan, untuk investasi, maupun untuk pariwisata dibandingkan negara-negara lain. Dari data yang saya peroleh di bidang perdagangan dan investasi, brand power Indonesia berada pada posisi 6,4 persen. Kalah dibandingkan Singapura yang hampir mencapai 10 persen dan Thailand yang sedikit di atas Indonesia. Posisi ini berada di bawah rata-rata dunia yang mencapai 7,7 persen. Sedangkan di bidang pariwisata, brand power Indonesia berada pada angka 5,2 persen. Artinya, juga masih berada di bawah Thailand, 9,4 persen yang memimpin di Asia, serta Singapura yang angkanya 8,6 persen. Segera harus kita perbaiki.

Dan saya melihat saat ini banyak negara yang habis-habisan menggarap nation branding-nya. Dengan menggarap brand power mereka ingin meningkatkan daya saing di bidang investasi, di bidang perdagangan, dan di bidang pariwisata. Mereka juga berlomba-lomba membangun reputasi di dunia dengan cara soft power, melalui diplomasi kebudayaan, film, diplomasi kuliner, sampai diplomasi olahraga.

Untuk itu saya ingin menekankan sekali lagi, yang pertama kita perlu mengetahui lebih dalam lagi apa saja kekuatan dan kelemahan kita dalam brand power, apa saja persepsi yang positif dan negatif tentang kita.

Kedua, dalam membangun citra Indonesia di dunia internasional, setiap kementerian/lembaga tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Misalnya, Kementerian Perdagangan mengangkat taglineremarkable Indonesia”, Kementerian Pariwisata mengusung “wonderful Indonesia”, demikian juga promosi di BKPM yang mempunyai tema sendiri.

Ketiga, perlunya dilakukan konsolidasi pada ajang-ajang promosi dan pameran di luar negeri. Sehingga lebih masif, lebih terintegrasi, dan juga memiliki dampak yang konkret, dampak yang nyata, dan betul-betul mampu bersaing dengan negara-negara yang lain, terutama sekali lagi di bidang investasi, perdagangan, dan pariwisata.

Yang keempat, bahwa nation branding ini bukan sebatas membuat logo atau menemukan tagline/slogan tapi reputasi positif yang memang betul-betul ditemukan dan dirasakan ketika orang datang ke negara kita, Indonesia. Artinya, perlu bersama kita bekerja lebih fokus dalam mewujudkan itu dan sekaligus menjaga citra positif negara.

Demikian sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan.

Transkrip Pidato Terbaru