Presiden Minta Kepala Daerah Dorong Inovasi dalam Pertanian dan Pendidikan Vokasional

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 24 Oktober 2017
Kategori: Berita
Dibaca: 19.438 Kali
Jajaran menteri Kabinet Kerja yang hadir dalam Rapat Kerja Pemerintah (RKP) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/10). (Foto: Humas/Jay)

Jajaran menteri Kabinet Kerja yang hadir dalam Rapat Kerja Pemerintah (RKP) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/10). (Foto: Humas/Jay)

Berkaitan dengan pertanian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin agar petani-petani itu sejahtera. Tetapi kalau pola-pola lama juga masih dipakai, menurut Presiden, sampai kapan pun petani enggak akan mungkin sejahtera.

“Oleh sebab itu, harus ada sebuah pola baru, desain baru. Yang namanya budidaya on-farm dari dulu sampai sekarang sudah kita kerjakan, ya petani akan seperti itu enggak akan mungkin naiknya sampai meloncat, enggak mungkin,” tutur Presiden Jokowi saat menyampaikan tentang pertanian di Rapat Kerja Pemerintah (RKP) di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/10).

Subsidi pupuk, lanjut Presiden sampai 32 triliun tiap tahun. Hal ini berarti, tambah Presiden, 10 tahun sudah 320 triliun jadi kalau 20 tahun berarti 640 triliun. “Artinya, yang kita urus itu bukan di situnya lagi harusnya. Kita sudah bergerak ke pasca panennya. Oleh sebab itu, saya mengajak gubernur, bupati, terutama kita ajak petani ini untuk mau membangun sebuah grup besar, kelompok besar, sehingga akan seperti korporasi, korporasi petani,” papar Presiden Jokowi.

Hal ini, menurut Presiden, agar ada upaya economic scale, ada skala ekonomi yang besar, tanpa itu, enggak mungkin. Ia menambahkan karena keuntungan besarnya di produk-produk yang dikerjakan oleh petani itu adalah pasca panen. Bagaimana RMU-nya rice mill unit-nya, penggilingan padinya. “Saya melihat di desa-desa yang saya lihat, itu penggilingan padi sudah 30-40 tahun yang lalu. Rendemennya jatuh. Harusnya sudah diganti dengan penggilingan yang modern. Ada packaging-nya di situ sudah,” tutur Kepala Negara.

Seperti di Sukabumi, lanjut Presiden, ada penggilingan berjalan, penggilingannya modern, langsung ada packaging seperti itu, kemasannya sudah semuanya. “Kalau barangnya sudah dikemas seperti itu, ini enggak mahal, murah, tergantung kapasitas berapa yang kita inginkan. Tinggal mendesain packaging, desain yang baik ini sudah bisa langsung ke retail, bisa langsung ke hypermarket, bisa langsung dijual ke supermarket,” tambah Kepala Negara.

Petaninya, lanjut Presiden, untungnya di situ atau ekspor, gampang kalau sudah seperti itu terutama organik itu kalau ekspor mudah sekali, beras-beras organik. “Tapi ya jangan hanya beras-beras seperti itu, ya enggak bisa. Harus mulai. Ini keuntungan petani akan (meningkat). Jadi belikanlah mereka rice mill unit yang modern. Enggak mahal kok,” ujar Presiden.

Dengan rice mill yang baru, petani akan mendapatkan keuntungan di situ yakni ada pengeringan, langsung masuk ke rice mill, keluar lagi masuk ke unit packaging, munculnya tadi sudah dalam bentuk dikemas. “Ini saya titip agar kita bisa menjadikan entrepreneur petani. Petani-petani yang mempunyai jiwa entrepreneurship yang baik,” tambah Presiden seraya menyampaikan bahwa tanpa industri rice mill unit, tanpa industri packaging, tanpa industri pupuk yang ada di daerah-daerah akan sulit menaikkan kesejahteraan petani.

Pendidikan Vokasional

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan kunci terakhir, yang berkaitan dengan pembangunan, yakni, sumber daya manusia. Presiden menyampaikan bahwa ini akan menjadi kunci untuk bisa memenangkan persaingan atau tidak. “Sehingga saya titip, pembangunan sumber daya manusia terutama yang berkaitan dengan vocational school, vocational training, politeknik itu betul-betul disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di daerah,” urai Presiden.

Jangan sampai, lanjut Presiden, daerahnya banyak produksi ikan, misalnya, SMK-nya malah SMK bangunan, mestinya SMK perikanan. Untuk di daerah-daerah lain, Presiden menyampaikan bahwa SMK untuk mulai dibenahi jurusan-jurusannya. Kepala Negara ingin ikut mendorong SMK agar mulai disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan industri yang ada sekarang sehingga bisa melatih tenaga kerja dengan keterampilan-keterampilan dan cara-cara kerja yang baru.

“SMK-SMK kita ini yang banyak kan jurusannya kalau enggak listrik, bangunan, mesin. Mesin, listrik, bangunan dari dulu sampai sekarang. Mestinya harus mulai. Saya melihat di Jepara bagus, ada SMK yang mengkhususkan pada pembuatan animasi,” ujar Presiden mencontohkan.

Dengan kondisi SMK-SMK yang ada saat ini, Presiden harapkan semua kepala daerah bisa mendorong agar ada inovasi-inovasi baru di SMK-SMK yang dimiliki. “Misalnya, SMK budi daya perikanan, jangan kita mengenalkan pada hal-hal yang sudah berlangsung lama yang berkaitan dengan apa cantrang, misalnya. Dikenalkan mereka mengenai offshore, aquaculture, budi daya perikanan yang modern,” ujar Presiden mencontohkan agar muncul inovasi-inovasi baru di masyarakat kita. (DND/FID/JAY/RAH/EN)

Berita Terbaru