Fenomena Alam Sebagai Objek Wisata

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 2 Februari 2018
Kategori: Opini
Dibaca: 148.540 Kali

arif khOleh:  M. Arief Khumaedy

Malam tadi, tanggal 31 Januari 2018 terjadi gerhana bulan total, yang disebut juga sebagai Bulan Super Darah Biru, yaitu gerhana yang terjadi secara bersamaan dengan bulan super dan bulan biru. Para astrolog menggambarkan supermoon sebagai keadaan bulan penuh atau bulan purnama ketika bulan berada pada posisi terdekat dengan Bumi.

Supermoon atau Bulan Super merupakan bulan purnama yang jarak dari bumi sekutar 10% atau kurang dari jarak lintasannya dengan bumi. Ketika fenemana supermoon ini terjadi, bulan lebih indah, karena tampak lebih besar dan lebih terang.

Gerhana bulan super merupakan fenomena alam yang terjadi 152 tahun sekali ini diminati kalangan luas, baik masyarakat di Indonesia maupun di luar negeri. Masyarakat di Indonesia antusias melihat gerhana bulan secara langsung. Di berbagai daerah seperti di Pekanbaru, Surabaya, ambon, Bandung, Semarang, Malang, warga menikmati momen langka ini. Di Jakarta, warga menyaksikan fenomena alam gerhana bulan supermoon di lapangan monas. Warga juga melaksanakan shalat gerhana, yaitu shalat sunnah ketika melihat gerhana. Pemerintah Provinsi DKI menyiapkan 7 (tujuh) lokasi untuk menyaksikan fenemena alam gerhana bulan ini, yaitu di Taman Ismail Marzuki (TIM), Tugu Monas, Perkampungan Setu Babakan, Taman Fatahillah, Kepulauan Seribu, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Taman Impian Jaya Ancol.

Fenemena alam ini juga di abadikan di belahan dunia.  Di kota dan daerah wisata di dunia  menunjukan hal yang demikian, yaitu warga atau pengunjung tertarik mengabadikan fenomena alam ini. Di Myanmar, pemandangan langka tanggal 31 Januari 2018 ini, diabadikan ketika supemoon terbit di latar belakang Pagoda Uppatasanti yang dilihat dari sisi  Naypyitaw. Bulan kelihatan sangat indah ketika berada di ujung pagoda tersebut. Di Thailand, pemandangan supermoon juga di abadikan di samping Grand Palace di Bangkok. Bulan kelihatan merona di samping gedung itu. Di Rusia, bulan supermoon dibadikan ketika bersinar di atas monumen Tentara Merah di Vladisvostok, Rusia. Di Amerika Serikat pemandangan Supermoon di atas Patung Liberty, di Brooklyn New York. Patung Liberty seakan menyangga bulan supermoon. Keindahan foto-foto  supermoon tersebut dapat di searching di internet.

Adalah menarik, bila fenomena alam ini, di lihat di lokasi-lokasi pariwisata kita yang banyak dan beragam itu. Seperti bulan supermoon terlihat di atas candi Borobudur atau candi prambanan. Bulan Supermoon terlihat di Destinasi Pariwisata Mandalika, atau Labuan Bajo atau di Danau Toba. Dapat di bayangkan bagaimana wisatawan duduk atau bercengkerama melihat Bulan supermoon atau fenomena alam lainnya di lokasi lokasi wisata sebagai bagian paket wisata.

Kelihatannya, peluang ini sudah di ada di agenda Kabinet Kerja. Menteri Pariwisata Arief Yahya telah menilai bahwa fenomena alam seperti gerhana bulan dapat dijual menjadi paket wisata. Menteri Pariwsata merencanakan menggandeng Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk memanfaatkan feneman-fenemna alam ini dalam rangka menggait wisatawan.

Menteri Arief telah meminta LAPAN untuk memberikan data terkait fenomna alam yang akan terjadi di Indonesia. Agar bisa di kemas dan dijual sebagai bentuk paket wisata, seperti fenemena gerhana Matahari Total pada tahun 2016 yang lalu, yang memang merupakan fenomena eksklusif yang hanya bisa di saksikan di Indonesia. Kiranya, wisata terkait fenomena alam ini dapat mendukung pencapaian target kunjungan wisata.

Opini Terbaru