Jembatan Soekarno Manado Beroperasi Awal 2015
Warga kota Manado, Sulawesi Utara, tidak lama lagi dapat memanfaatkan Jembatan Soekarno yang pelaksanaan groundbreaking telah dilakukan bulan September lalu. Diperkirakan pada kuartal I tahun 2015 jembatan ini sudah bisa dioperasikan.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Soekarno, Monang Reynold, saat meninjau Jembatan Soekarno, Rabu (29/10) mengatakan, saat ini progres fisik pembangunan Jembatan Dr. Ir. Soekarno di Kota Manado, Sulawesi Utara itu, sudah mencapai 94 persen.
“Bulan Januari – Maret akan dilakukan proses pengaspalan dan pemasangan fasilitas jalan. Saat ini ruas jembatan yang belum terbangun sekitar 30 meter pada bentang tengah jembatan, kata Monang.
Jembatan utama dengan panjang 240 meter itu rencananya tersambung pada Desember mendatang. Jembatan ini terdiri atas tiga segmen pengecoran dan pemasangan tiga kabel stayed di setiap sisinya guna memperkokoh konstruksi jembatan tersebut.
Menurut Monang, total bentang Jembatan Soekarno sepanjang 1.127 meter. Terdiri atas dua ruas jalan yaitu jalan pendekat utara sepanjang 244 meter dan jalan pendekat selatan sepanjang 253 meter.
Jalan penghubung sepanjang 138 meter, jembatan balance centilever yang memotong Sungai Tondana sepanjang 120 meter. Selain itu, ada pula jembatan pendekat utara sepanjang 102 meter dan jembatan pendekat selatan sepanjang 30 meter, terang Monang.
Adapun lebar jembatan utama yang menggunakan kabel stayed tersebut yaitu 17 meter dengan panjang 240 meter. Lalu, lebar ruas jalan adalah 6 meter per ruas dengan lebar trotoar 2,5 meter per ruas jalan. Total kabel stayed yang dipasang yaitu 44 buah.
Rangkaian kabel baja tersebut berasal dari perusahaan Prancis, serupa kabel baja yang dugunakan pada Jembatan Pasupati, Bandung, jelas Monang.
Menurut Monang, desain dan pembangunan Jembatan Soekarno didesain dibangun dengan kekuatan konstruksi selama 100 tahun. Dengan memanfaatan dan pemeliharaan yang benar, Monang meyakini, nantinya, Jembatan Soekarno juga akan menjadi ikon Kota Manado.
Ditambahkannnya, biaya operasi dan pemeliharaan, standarnya 1 persen, tapi di negara kaya itu 2 persen. Kalau jembatan ini biaya total konstruksi Rp300 miliar, itu harusnya Rp 3 miliar per tahun.
(Puskom PU/ES)