Punya Kepentingan Bersama, PM Li Janji Akan Tekan Investor RRT Gunakan Tenaga Kerja Indonesia

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 7 Mei 2018
Kategori: Berita
Dibaca: 14.038 Kali
Presiden Jokowi mendampingi PM RRT Li Keqiang memeriksa barisan, dalam kunjungan ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (7/5) siang. (Foto: OJI/Humas)

Presiden Jokowi mendampingi PM RRT Li Keqiang memeriksa barisan, dalam kunjungan ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (7/5) siang. (Foto: Humas/Oji)

Perdana Menteri (PM) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Li Keqiang mengemukakan, Tiongkok dan Indonesia adalah negara tetangga yang mempunyai hubungan baik, dan kedua negara mempunyai beberapa kepentingan bersama.

“Saya sangat bahagia sekali melihat perkembangan di Indonesia dan melihat perkembangan ekonomi di Indonesia, dan juga kesejahteraan rakyat Indonesia mendapatkan peningkatan yang signifikan. Jadi saya mengucapkan selamat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi),” kata Li dalam pernyataan bersama Presiden Jokowi usai keduanya melakukan pembicaraan bilateral, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat (Jabar), Senin (7/5) siang.

Menurut PM RRT itu, dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi itu, pemerintah RRT dan Republik Indonesia (RI) telah sepakat untuk meneruskan kerja sama dalam perdamaian sesuai hukum dan norma-norma internasional. “Kami akan bersama-sama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dunia,” ujarnya.

Sebagai sebuah entitas ekonomi yang penting di dunia, lanjut Li, RRT dan RI akan bersama untuk bisa mendorong perkembangan ekonomi dunia dan melindungi kebebasan perdagangan, dan juga memberikan kemudahan untuk perdagangan dunia.

“Saya dan Presiden Joko Widodo perlu juga mendiskusikan berbagai hal-hal yang penting untuk kerja sama Tiongkok dan Indonesia. Dan tadi Presiden Joko Widodo menyampaikan untuk bisa meningkatkan ekspor produk-produk buah-buahan tropis dan juga produk agrikultur dari Indonesia ke Tiongkok,” ungkap Li seraya menambahkan, bahwa produk-produk pertanian dari Indonesia mempunyai nilai keunggulan di Tiongkok, karena banyak yang tidak dimiliki oleh negara tersebut.

Meskipun saat ini RRT sendiri sudah merupakan negara yang mengimpor kelapa sawit paling banyak dari Indonesia, namun menurut PM RRT Li Keqiang, ekspor kelapa sawit dari Indonesia ke Tiongkok bisa ditingkatkan.

“Kami juga mempertimbangkan bahwa untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan juga untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para petani kecil di Indonesia, kami bersedia untuk bisa menambah lagi kuota 500.000 ton minimum kelapa sawit dari Indonesia. Jadi kami akan memberikan arahan kepada kementerian dan lembaga terkait untuk bisa merealisasikannya,” terang Li.

Selain sawit, menurut Li, dalam pertemuan dirinya dengan Presiden Jokowi juga dibicarakan mengenai peningkatan impor, misalnya untuk kopi, beberapa buah-buahan tropis, dan yang lainnya. Ia menunjuk contoh mengenai pembatasan Indonesia atas impor buah-buahan dari Tiongkok. “Soalnya mengenai jeruk mandarin dari Tiongkok yang pernah dibatasi untuk ke Indonesia,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut PM RRT, dirinya juga berharap di Indonesia nanti bisa ditingkatkan impor untuk jeruk mandarin. “Tentunya kami juga harus memastikan bahwa standar dan kualitas dari jeruk mandarin itu sesuai dengan standar kualitas Indonesia,” tegasnya.

Gunakan Tenaga Kerja Lokal
Terkait investasi, PM RRT Li Keqiang mengemukakan, pihaknya juga memberikan tanggapan atas usulan yang di koridor ekonomi empat, koridor ekonomi yang ada di Indonesia. Ia mengungkapkan, bahwa pemerintah RRT akan mengirim lagi Tim Ahli dari Tiongkok untuk bisa menelaah usulan dari 4 (empat) koridor ekonomi yang diusulkan tersebut, khususnya untuk pembangunan pelabuhan, ekonomi, dan pengolahan perikanan, untuk bisa bekerja sama.

PM RRT itu berjanji akan mengarahkan perusahaan-perusahaan dari Tiongkok untuk bisa berinvestasi di Indonesia pada empat koridor ekonomi itu. Namun pemerintah RRT akan menekankan kepada perusahaan Tiongkok yang berinvestasi di Indonesia harus menggunakan sebagian besar atau diutamakan untuk lapangan kerja di Indonesia, untuk menggunakan tenaga kerja Indonesia, harus bisa menciptakan lapangan kerja di Indonesia.

“Dengan demikian baru bisa mendapatkan saling keuntungan antara kedua negara, dan ini adalah arah kita bersama,” tutur Li.

Menurut Li, kesempatan kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia itu sangat besar, dan dirinya percaya bisa lebih tanggap ke tahapan yang lebih besar lagi untuk kerja sama secara bersama-sama, menghormati peraturan dan hukum di negara masing-masing, dan melakukan sebuah kerja sama yang seimbang, serta meningkatkan saling percaya antara kedua negara.

“Saya percaya bahwa kerja sama kita akan semakin mendalam,” tegas PM Li.

PM RRT itu juga berharap nanti kerja sama di ASEAN bisa memperlihatkan sebuah hasil yang bermanfaat dan strategis. “Kami juga akan mempertahankan perdamaian di Laut Tiongkok Selatan, dan juga melindungi kebebasan bernavigasi di Laut Tiongkok Selatan,” kata Li seraya menambahkan walaupun ada perselisihan dan perbedaan pendapat, tapi pemerintahan RRT pasti akan bekerja sama untuk bisa mempertahankan kestabilan di kawasan. (DNA/ES)

Berita Terbaru