Sambutan Presiden Joko Widodo pada Peresmian Pembiayaan Lembaga Keuangan Mikro Nelayan, 6 Juni 2018, di Pantai Wisata Karangsong, Indramayu, Jawa Barat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 6 Juni 2018
Kategori: Transkrip Pidato
Dibaca: 3.235 Kali

Logo-Pidato2Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati Bapak Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan,
Yang saya hormati Pak Agum Gumelar Wantimpres, Bapak Teten Masduki,
Yang saya hormati Pak Gubernur Jawa Barat, Bupati Indramayu serta Bapak-Ibu sekalian para nelayan dan pembudidaya ikan se-Kabupaten Indramayu,
Yang saya hormati hadirin tamu undangan yang berbahagia.

Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati terutamanya para nelayan,
Jadi pemerintah mendirikan Lembaga Keuangan Mikro Nelayan ini fungsinya adalah memberikan ruang kepada nelayan, agar kalau ingin membutuhkan modal ada tempatnya. Tadi saya sudah bisik-bisik ke Pak Dirjen, ke Pak Ketua OJK, mungkin lebih pas dinamakan Bank Mikro Nelayan. Saya juga minta dipelajari lagi, bunganya mungkin tidak 7 persen per tahun tetapi 3 persen per tahun. Ini kan BLU, BLU itu kan tidak mencari untung. Duitnya juga dari APBN kan? Tapi yang penting jangan habis, tapi bisa bergulir di nelayan, bisa dipakai untuk kegiatan-kegiatan nelayan.

Dan kita harapkan apa yang sering dikeluhkan setiap saya turun ke bawah atau saya undang ke Istana, nelayan yang disampaikan selalu, “Pak, permodalan Pak, pembiayaan Pak.” Bolak balik itu terus. Benar ndak sih?

(Dialog Presiden RI dengan Pengguna LKM Nelayan)

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sudah sekarang dikenalkan Pak.

Sukiman
Nama saya Sukiman, saya anggota bakul.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bakul itu apa maksudnya?

Sukiman
Bakul itu pembeli ikan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Bakul ikan? Pembelinya? Jadi ada kapal datang, Pak Sukiman yang beli, beli, beli gitu?

Sukiman
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Hmm. Terus?

Sukiman
Dari Indramayu, Karangsong.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya ngerti, di sini Karangsong, Indramayu juga di sini. Ini Ibu Bupati ada. Ya, jadi gimana, sudah pinjam berapa di Bank Mikro Nelayan ini?

Sukiman
Sudah Rp40 juta.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp40 juta pinjamnya? Gede juga, ya. Rp40 juta. Iya. Sudah mulai kapan pinjamnya? Rp40 juta, oh ya ini, Rp40juta. Terus?

Sukiman
Untuk belanja ikan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya ngerti. Maksud saya Rp40 juta itu pakai agunan apa?

Sukiman
Tidak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak ada agunan?

Sukiman
Enggak ada agunan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus, pertama agunan, bunganya berapa?

Sukiman
Bunganya berapa tadi, lupa.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kalau mau pinjam, saya titip ke Bapak-Ibu sekalian ya, kalau mau pinjam ke yang namanya lembaga keuangan ataupun bank, tanya dulu bunganya berapa.

Sukiman
3 persen.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Siapa bilang 3 persen?

Sukiman
Tadi Bapak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini Pak Sukiman ini pinjam tapi enggak mengerti bunganya. Meskipun ini bunganya rendah, bunganya hanya 7 persen, betul Pak Dirjen ya? 7 persen tapi tadi saya minta untuk diturunkan lagi menjadi 3 persen. Masih dalam hitung-hitungan, moga-moga bisa. 7 persen juga kecil sekali. Itu per bulan berarti enggak ada 1 persen lho. Ya kan? Kecil sekali. 7 persen itu bunganya sangat kecil sekali.

Tetapi kalau uang itu tidak digunakan secara produktif, dengan baik, misal Pak Sukiman tadi dapat Rp40 juta, tidak semuanya dipakai untuk modal kerja, untuk beli ikan ke nelayan-nelayan yang datang. Rp20 juta misalnya dipakai untuk beli sepeda motor atau beli mobil kan misalnya, kan enggak akan bisa mengembalikan. Jadi saya titip kalau dapat pinjaman Rp40 juta, gunakan seluruhnya Rp40 juta itu untuk modal kerja, modal usaha. Jangan melang-meleng kemana-mana, dipakai untuk beli TV, beli kulkas, beli mobil, beli sepeda motor. Ini hati-hati. Kalau pinjam di sini, jangan sampai Rp40 juta, Rp20 jutanya dipakai beli sepeda motor. Brreeng brrreeng breeng ganteng, muter-muter kampung. Paling hanya 6 bulan, setelah itu enggak bisa mengembalikan, ditarik sama dealer. Hati-hati. Jadi semuanya dipakai untuk modal kerja.

Ini Rp40juta tadi sudah dipakai belum? Kelihatannya belum ya?

Sukiman
Belum, masih ada.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Tadi saya cek, saya lihat masih utuh Rp40 juta. Mau dipakai untuk apa? Satu, untuk apa?

Sukiman
Untuk belanja ikan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Belanja ikan. Dua, untuk?

Sukiman
Untuk, ya untuk usaha.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, untuk apa? Untuk belanja ikan yang kesatu, benar. Yang kedua, untuk?

Sukiman
Untuk keluarga.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nah ini mulai ini, mulai bingung. Nomor satu untuk belanja ikan, nomor dua untuk belanja ikan, nomor tiga untuk belanja ikan, nomor empat untuk belanja ikan, terus itu.

Sukiman
Iya, iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jangan untuk keluarga. Kalau keluarga nanti istrinya minta beli mobil, beli sepeda motor bisa dibelikan nanti. Satu, untuk belanja ikan, beli ikan, dua untuk beli ikan, empat untuk beli ikan, lima untuk beli ikan, terus. Nah kalau sudah dapat keuntungan dari situ, untung Rp2 juta disimpan, sebulan lagi untung Rp1 juta disimpan, untung lagi Rp3 juta disimpan. Sudah terkumpul, mau beli mobil, mau beli kulkas, mau beli TV yang gede, mau beli rumah yang gede silakan tapi dari keuntungan bukan dari pinjaman pokoknya. Hati-hati. Karena yang namanya  pinjaman itu harus dikembalikan. Yang namanya pinjaman itu harus setiap bulan itu membayar bunganya. Saya titip itu.

Ini uangnya di Kementerian Perikanan ini gede. Sudah berapa tadi Pak? Rp1,3 triliun kita siapkan. Ini uang yang gede sekali. Tapi saya titip sekali lagi, kalau pinjam betul-betul sudah ada yang mau digunakan itu untuk apa. Silakan untuk memperbaiki kapal, itu produktif, memperbaiki atau beli jaring, itu baik. Kalau Pak Kiman itu untuk beli ikan apa? Boleh untuk beli ikan, untuk beli ikan, dijual lagi untung, untung, untung, itu menjadi simpanan yang akan semakin banyak.

Kembali lagi Pak Kiman. Ini mau, Rp40 juta ini mau dihabiskannya berapa hari, berapa minggu, berapa bulan kira-kira?

Sukiman
Paling 1 hari.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
1 hari langsung habis?

Sukiman
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus kalau sudah habis?

Sukiman
Ya, besoknya belanja lagi kan Pak, kembalian belanja Rp40 juta.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Belanja Rp40 juta dibelanjakan, besok ada yang bayar lagi kan, dapat. Terus?

Sukiman
Besok ada yang belanja lagi.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Belanja lagi? Terus gitu ya?

Sukiman
Terus, sampai terus.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus mau Rp40 juta, cukup ya itu, Rp40 juta cukup?

Sukiman
Ya kalau ada tambahan sih bisa nambah sih, enggak apa-apa.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sebetulnya nambah itu enggak apa-apa tetapi dihitung, dikalkulasi. Kembali lagi, bisa mengembalikan ndak, bisa membayar bunganya tidak. Hanya itu saja kuncinya.

Sukiman
Masalahnya kalau sekarang lagi pada kapal datang itu, Rp40 juta itu kurang.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kurang? Ya kurang bisa nambah lagi kan? Tapi kalau sudah uang kembali terkumpul lagi, simpannya juga di bank, jangan simpannya di bawah bantal, nanti ada yang ambil untuk beli sepeda motor tadi. Hati-hati. Jadi hati-hati, saya titip. Bank Mikro Nelayan ini kita bangun untuk para nelayan agar dalam mencari modal, baik untuk investasi, misalnya untuk pembelian kapal juga enggak apa-apa. Tetapi, sekali lagi, ada hitungannya, ada kalkulasinya.

Harapannya Pak Kiman apa terhadap lembaga keuangan ini?

Sukiman
Ya mudah-mudahan bisa menyejahterakan nelayan dan para bakul, khususnya para kaum pesisir.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Itu saja?

Sukiman
Iya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ada lagi yang pinjamannya lebih gede? Ada ndak? Yang nelayan, nelayan, jangan yang bakul. Ada yang nelayan ndak? Belum? Atau budidaya enggak apa-apa. Nelayan kan nelayan yang laut atau nelayan budidaya enggak apa-apa, silakan.

Kenalkan Pak.

Carikam
Nama saya Carikam, dari Desa Tortoran, Kecamatan Pesekan. Saya pembudidaya udang paname, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pak Carikan?

Carikam
Carikam Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pak Carikam, yang dibudidayakan apa? Udang paname?

Carikam
Udang paname, Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Berapa luas tambaknya?

Carikam
Kebetulan saya karena petani kecil, cuma punya 2 petak Pak, ukuran satu petaknya itu 700 meter persegi.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
700 meter persegi kali 2? berarti?

Carikam
1.500. Karena yang satu petak 800.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
1.500, yo gede yo, 1.500. Pinjam berapa?

Carikam
Rp50 juta Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp 50 juta? Untuk apa?

Carikam
Untuk pembelian pakan.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Pembelian pakan? Pembelian pakan berapa?

Carikam
Pembelian pakan kalau untuk tanaman 100 ribu itu Pak kira-kira 2 ton.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
2 ton? Oke. Terus beli bibit?

Carikam
Beli bibit 100 ribu, Rp4 juta.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus beli apa lagi?

Carikam
Ya sarana pupuk Pak, sama probiotik.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sarana pupuk berapa?

Carikam
Ya pupuk itu kira-kira kalau kita pembelian pakan habis 2 ton itu Rp30 juta sama itu bibitnya kan Rp4 juta, Rp34 juta, sisanya untuk biaya listrik sama biaya pupuk sama probiotik. Habis itu Rp50 juta itu untuk 2 petak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Habis?

Carikam
Habis.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Panennya berapa bulan?

Carikam
Panennya 3 bulan Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Selama itu, bulan 1, bulan 2, bulan 3 itu membayar bunga, membayar cicilannya gimana nanti?

Carikam
Ya sekarang kan kita sistemnya musiman Pak, jadi 6 bulan sekali.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
6 bulan sekali baru dikembalikan dibayar? Terus pinjam Rp50 juta itu nanti hitung-hitungan itu setelah panen akan dapat duit berapa?

Carikam
Kalau kemarin kita panen itu dapat Rp100 juta Pak, kebetulan dapat 1,5 ton Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Berarti untungnya Rp50 juta?

Carikam
Rp50 juta.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini ni yang pakai hitung-hitungan.

Carikam
Tapi itu yang waktu itu harganya lagi bagus Pak, kalau sekarang kan turunnya sampai Rp25 ribu per kilo Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Terus berarti hanya dapat berapa kalau turun segitu?

Carikam
Ya kira-kira sekitar Rp25 jutaan Pak untungnya.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Rp25 juta ya gede.

Carikam
Ya tapi riskan Pak kalau di paname Pak.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya semua usaha itu ada riskannya, ada risikonya. Semua usaha itu ada risikonya, dan saya mengalami. Jatuh bangun biasa tapi yang paling penting dihitung, dikalkulasi, keuntungan jelas, baru berani mengambil pinjaman.

Terus permintaannya apa?

Carikam
Ya permintaan saya kepada pemerintah khususnya untuk meningkatkan harga, di bidang harga Pak. Karena kita, jelas kalau kita dapat 2 ton saja sudah hilang Rp50 juta Pak. Untuk peningkatan harga lah.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Urusan harga itu enggak mungkin pemerintah intervensi. Harga itu ditentukan oleh pasar. Kalau produksinya banyak, permintaan berkurang ya pasti harganya turun otomatis. Itu otomatis. Tapi kalau bisa kayak paname ini kan banyak untuk ekspor juga, tolong dilihat kapan kita memulai menanam udang itu dan kapan panen. Dihitung betul sehingga harga itu betul-betul kita tahu kapan harga pas naik, kapan pas harga turun.

Kita ini senangnya kalau pas harga naik semuanya ngerjain udang paname, begitu panen anjlok semua hilang, enggak mau ngerjain itu lagi. Itu yang banyak seperti itu. Itu yang namanya bekerja itu harus dikalkulasi, harus dihitung. Kapan memulai dan kapan memanen itu kita harus mengerti kalau ndak ya kita tidak akan mendapatkan keuntungan dalam sebuah usaha.

Apa lagi mintanya? Sudah? Itu saja?

Carikam
Sudah.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Harga enggak bisa, pemerintah enggak bisa intervensi harga, kita harus tahu.

Carikam
Yang jelas ya karena kita juga mau pengen meningkatkan produksi juga, kalau bisa ya ada tambahan modal lagi juga Pak. Karena kalau kita di awal Rp50 juta itu jadi pembikin itu tidak cukup, 1 petak saja sudah habis Rp50 juta itu. Cuma karena kita sudah berjalan jadi untuk modal saja itu Pak. Kalau kita mulai dari awal ya satu petak Rp50 juta itu habis.

Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak apa-apa. Lembaga keuangan nanti kan juga akan lihat penampilan usaha Bapak-bapak semua. Kalau misalnya dalam 3 bulan – 6 bulan angsurannya baik, bisa mengembalikan, ya pasti dinaikkan. Itu otomatis, otomatis itu. Bisa saja. Tadi saya tanyakan, bisa kok ratusan juta bisa, miliaran pun bisa saja. Kalau memang usahanya itu visible dan memungkinkan untuk keuntungannya mengembalikan dari yang dipinjam enggak apa-apa. Saya kira semuanya asal terkalkulasi, ada hitung-hitungannya, saya kira mau tambah berapapun sebetulnya ada ruang untuk itu.

Bapak-Ibu sekalian,
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim sore hari ini saya luncurkan Program Pembiayaan Mikro Nelayan.

Terima kasih,
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Transkrip Pidato Terbaru