Pengantar Presiden Joko Widodo pada Sidang Kabinet Paripurna tentang RAPBN Tahun Anggaran 2019, 18 Juli, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.
Sidang Paripurna siang hari ini kembali kita akan bahas RAPBN Tahun Anggaran 2019.
Yang pertama, saya minta kita semuanya terus waspada, bersiap diri dengan berbagai langkah strategis menghadapi dampak ketidakpastian global, terutama dipicu kebijakan normalisasi moneter di Amerika Serikat, maupun adanya potensi perang dagang antara Amerika dan Tiongkok.
Namun saya meyakini dibanding negara-negara lain, daya tahan ekonomi kita masih lebih baik. Dan untuk menghadapi ketidakpastian perekonomian global ini kuncinya sinergi kebijakan moneter dan fiskal yang tepat, yang diorkestrasi dengan baik, sehingga menjadi harmonis. Juga adanya langkah-langkah terobosan, seperti rapat terakhir kita sampaikan dan secara khusus nanti kita akan merapatkan kembali yang berkaitan dengan insentif-insentif untuk investasi, insentif-insentif untuk memacu ekspor. Ini menjadi kunci. Dan satu lagi, langkah-langkah terobosan dalam rangka peningkatan sektor pariwisata yang bisa mendatangkan devisa secara cepat. Ini juga sangat penting.
Yang kedua, saya minta kepada seluruh kementerian dan lembaga untuk fokus dan segera menyelesaikan program yang telah direncanakan di tahun 2018 ini. Pastikan pelaksanaan proyek strategis segera dieksekusi tepat waktu dan tetap menjaga governance, tepat sasaran, dan dampak itu bisa dirasakan langsung manfaatnya oleh rakyat.
Yang ketiga, dalam penyusunan RAPBN 2019, saya minta dipastikan postur anggaran itu realistis dan sehat. Sekali lagi, garis bawahi, jangan sampai ada yang mengada-ada sehingga betul-betul bisa menguatkan fondasi perekonomian dalam negeri kita dan mampu mengantisipasi ketidakpastian perekonomian global. Kita harus terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang telah kita capai, mendorong daya saing, mendorong investasi, mendorong ekspor. Begitu pula di bidang pendapatan, reformasi perpajakan menjadi kunci bukan hanya untuk menegakkan kemandirian pembiayaan pembangunan nasional, tapi juga harus ditempatkan sebagai sebuah instrumen untuk menjaga iklim usaha dan menggerakkan perekonomian nasional.
Yang keempat, fokus pada upaya untuk memperkuat pelaksanaan program prioritas, terutama peningkatan sumber daya manusia, peningkatan SDM, melalui penguatan skill dan produktivitas SDM kita. Juga peningkatan di bidang pelayanan kesehatan maupun pendidikan.
Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan.