Disambut Presiden Park, Presiden Jokowi Hadiri KTT ASEAN Korsel
Pada hari terakhir kunjungannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri pertemuan puncak para pemimpin ASEAN dan Korea Selatan (Korsel) dalam KTT Perayaan Dialog ASEAN-Korea Selatan (Korsel) ke-25 di Busan, Korea Selatan, Jumat (12/12) pagi.
KTT bertema Building Trust, Bringing Happiness (membangun kepercayana, membawa kebahagiaan) tersebut akan dilaksanakan dalam dua sesi. Rangkaian acara KTT sebelumnya telah dimulai sejak 11 Desember 2014.
Presiden Jokowi yang menggunakan stelan jas hitam dengan dasi warna merah tiba di Bexco, tempat digelarnya KTT sekitar pukul 09.10 waktu setempat (07.10 WIB). Ia disambut langsung oleh Presiden Korsel Park Geun-hye.
Setelah semua pemimpin negara hadir, panitia acara mengalungi satu persatu syal abu-abu kepada mereka. Setelah itu semua pemimpin negara bergandengan tangan satu sama lain untuk pengambilan foto bersama. Presiden Jokowi berada di antara PM Kamboja Hun Sen dan PM Thailand Prayuth Chan-ocha.?
Seusai menghadiri KTT tersebut, Presiden Jokowi akan segera kembali ke tanah air pada sore nanti.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi melawat ke Busan, Korsel, 10-12 Desember 2014. Selain menghadiri KTT, Presiden meninjau pabrik pembuatan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), pertemuan bilateral dengan Presiden Korsel.
Dialog Dengan Masyarakat Indonesia
Sebelumnya pada Kamis (11/12) malam, Presiden Jokowi berdialog dengan masyarakat Indonesia di Korea Selatan di Universitas Kyungsung, Busan, Korea Selatan.
Didampingi Ibu Negara Iriana, Presiden Jokowi tiba di Universitas Kyungsung sekitar pukul 21.00 Waktu Setempat atau pukul 19.00 WIB. Turut bersama Presiden antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi dan Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman.
Selain WNI yang kuliah di Universitas Kyungsung, datang pula ratusan masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan, yang memadati ruangan President Hall.
Hadirin bersorak meriah ketika Duta Besar Indonesia di Korea John A Prasetyo mengatakan, ” Ini merupakan kesempatan pertama kali ramai-ramai bertatap muka dengan Pak Presiden.”
Di Universitas Kyungsung, jumlah mahasiswa Indonesia mencapai 135 orang dari total 14 ribu mahasiswa yang belajar di kampus tersebut. Jumlah tersebut merupakan mahasiswa Indonesia terbesar dibandingkan universitas lainnya di Korea Selatan. Mahasiswa Indonesia di Korea mencapai 1.200 orang lebih yang belajar di berbagai tingkatan.
Ketinggalan Jaman
Dalam dialog dengan masyarakat Indonesia itu, Presiden Jokowi menyampaikan penilaiannya mengenai Balai Latihan Kerja (BLK). Ia menilai BLK sudah ketinggalan jaman dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan tenaga kerja modern.
“Pelatihan BLK dari dulu sampai sekarang yang saya lihat kursus jahit, kemudian ngelas, lasnya yang sudah ketinggalan kereta api, ini gak nyambung, dunia kerja sudah berbeda,” kata Presiden.
Presiden menambahkan, mesin jahitpun bukan mesin jahit yang cepat itu, tapi memang mengubah pola mental ini juga tidak gampang.
Dialog juga diwarnai pertanyaan masyarakat Indonesia yang menikah dengan orang Korsel (perkawinan campuran). Para keluarga berbeda warga negara itu menginginkan adanya dwi kewarganegaaraan sehingga di mata hukum kedua negara tetap kuat.
Selain itu, isu terkait moratorium TKI juga diangkat. Presiden mengatakan, akan tetap melanjutkan moratorium terhadap negara-negara yang belum memberikan perlindungan bagi TKI.(*/ANT/ES)