Ajak Semuanya Optimistis, Presiden Jokowi: Saya Memimpin Lompatan Kemajuan Kita Bersama

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 16 Agustus 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 797 Kali

Presiden didampingi Wapres meninggalkan Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, usai menyampaikan Pidato Kenegaraan, Jumat (16/8) siang. (Foto: Deny S/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keyakinannya, jika semua sepakat dengan satu visi Indonesia Maju, Bangsa Indonesia mampu melakukan lompatan kemajuan, lompatan untuk mendahului kemajuan bangsa lain.

Untuk itu, sebagai Kepala Negara yang merangkap Kepala Pemerintahan, sebagai Presiden dalam sistem Presidensial yang dimandatkan oleh konstitusi, Presiden Jokowi mengajak semua komponen bangsa untuk optimis dan kerja keras.

“Sayalah yang memimpin lompatan kemajuan kita bersama,” tegas Presiden Jokowi saat menyampaikan Pidato Kenegaraan Dalam Rangka HUT ke-74 Kemerdekaan RI Tahun 2019, di hadapan sidang bersama DPR RI dan DPD RI, di Gedung Nusantara MPR/DPD/DPR RI, Jakarta, Jumat (16/8) siang.

Sebelumnya dalam awal pidatonya, Presiden mengajak semuanya untuk meneguhkan kembali semangat para pendiri bangsa bahwa Indonesia itu bukan hanya Jakarta, bukan hanya Pulau Jawa. Tetapi, Indonesia adalah seluruh pelosok tanah air, dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote. Karena itulah, lanjut Presiden, pembangunan yang dilakukan harus terus Indonesia sentris dan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok Nusantara.

“Indonesia Maju bukan hanya karya Presiden bukan hanya karya Wakil Presiden, bukan hanya lembaga eksekutif, bukan hanya lembaga legislatif ataupun yudikatif saja. Tetapi keberhasilan Indonesia juga karya para pemimpin agama, para budayawan, para pendidik,” tegas Presiden.

Keberhasilan Indonesia, lanjut Presiden Jokowi, adalah juga karya para pelaku usaha, para buruh, para pedagang, para inovator maupun para petani, para nelayan, dan UMKM, serta karya seluruh anak bangsa Indonesia.

Ditambahkan Presiden, kecepatan Bangsa Indonesia dalam meraih cita-cita adalah peran besama. Menurut Presiden, ada peran PDI-Perjuangan, peran Golkar, peran  Nasdem, peran PKB, peran PPP, peran Perindo, peran PSI, peran Hanura, peran PBB dan peran PKPI, dan juga peran Partai Gerindra, Partai PKS, Partai Demokrat serta Partai PAN, Partai Berkarya serta Partai Garuda.

Tidak Takut Persaingan

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menjelaskan, saat ini Indonesia berada dalam dunia baru yang jauh berbeda dibanding era sebelumnya. Ia menyampaikan bahwa persaingan semakin tajam dan perang dagang semakin memanas.

Lebih lanjut, Presiden mengungkapkan bahwa antar negara berebut investasi, antar negara berebut teknologi, antar negara berebut pasar, berebut orang-orang pintar sehingga antar negara memperebutkan talenta-talenta hebat yang bisa membawa kemajuan bagi negaranya.

Dunia tidak semata sedang berubah tetapi, lanjut Presiden, sedang terdisrupsi. Di era disrupsi ini, sambung Presiden, kemapanan bisa runtuh, ketidakmungkinan bisa terjadi. Jenis pekerjaan, sambung Presiden, bisa berubah setiap saat. Ia menambahkan bahwa banyak jenis pekerjaan lama yang hilang tetapi juga makin banyak jenis pekerjaan baru yang bermunculan, ada profesi yang hilang, tetapi  juga  ada  profesi baru yang bermunculan.

“Ada pola bisnis lama yang tiba-tiba usang dan muncul pola bisnis baru yang gemilang dan mengagumkan. Ada keterampilan mapan yang tiba-tiba tidak relevan dan ada keterampilan baru yang meledak dan dibutuhkan, dan sangat dibutuhkan,” ungkap Presiden Jokowi.

Namun Presiden menegaskan, Indonesia tidak takut terhadap keterbukaan. Bangsa Indonesia, lanjut Presiden, akan menghadapi keterbukaan dengan kewaspadaan terhadap ideologi lain yang mengancam ideologi bangsa. Kewaspadaan, tambah Presiden, terhadap adab dan budaya lain yang tidak sesuai dengan kearifan bangsa, dan kewaspadaan dalam apapun yang mengancam kedaulatan kita.

Indonesia, lanjut Presiden Jokowi, tidak takut terhadap persaingan dan akan dihadapi persaingan tersebut dengan kreativitas, inovasi, dan kecepatan yang dimiliki.

“Karena itu, tidak ada pilihan lain, kita harus berubah. Cara-cara lama yang tidak kompetitif tidak bisa diteruskan. Strategi baru harus diciptakan. Cara-cara baru harus  dilakukan.  Kita tidak cukup hanya lebih baik dari sebelumnya. Tetapi kita harus lebih baik dari yang lainnya,” tegas Presiden.

Dalam kompetisi global yang ketat berebut pengaruh, berebut pasar, berebut investasi, menurut Presiden, semua harus lebih cepat dan lebih baik dibandingkan negara-negara lain. Ia menambahkan bahwa bangsa Indonesia harus lebih cepat dan lebih baik dibandingkan negara-negara tetangga. Investasi, menurut Presiden, harus membuka lapangan kerja baru, harus menguntungkan bangsa Indonesia.

“Langkah demi langkah tidak lagi cukup. Lompatan demi lompatan kita butuhkan. Lambat asal selamat tidak lagi relevan, yang kita butuhkan adalah cepat dan selamat,” tutur Presiden Jokowi.

Untuk itu, Presiden menegaskan, bangsa Indonesia butuh ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat bisa melompat dan mendahului bangsa lain, butuh terobosan-terobosan, jalan  pintas yang cerdik, yang mudah, yang cepat.

“Kita butuh SDM-SDM unggul yang berhati Indonesia, berideologi Pancasila. Kita butuh SDM (Sumber Daya Manusia) unggul yang toleran, yang berakhlak mulia. Kita butuh SDM unggul yang terus belajar bekerja keras, berdedikasi,” tegas Presiden seraya menambahkan, bangsa Indonesia butuh inovasi-inovasi yang disruptif untuk membalik ketidakmungkinan menjadi peluang.

Berbekal inovasi, kualitas SDM, penguatan dan penguasaan teknologi, Presiden Jokowi meyakini, bangsa Indonesia bisa keluar dari kutukan sumber daya alam. “Memang negara kita ini kaya Bauksit, batubara, kelapa sawit, ikan, dan masih banyak lagi. Tapi tidak cukup di situ kalau kita tidak melakukan hilirisasi industri. Kalau kita melakukan hilirisasi industri kita pasti bisa melompat lagi,” terang Presiden.

Untuk itulah, menurut Presiden, pemerintah membangun hilirisasi industri batubara menjadi (Dimethyl Ether) DME sehingga bisa mengurangi impor jutaan ton LPG setiap tahunnya. Kemudian, Pemerintah membangun hilirisasi nikel menjadi ferro nikel sehingga nilai tambah nikel akan meningkat 4 kali lipat.

“Kita harus berani memulai dari sekarang,” tegas Presiden Jokowi seraya menambahkan,  beberapa lompatan kemajuan sudah dilakukan. ia menegaskan bahwa pemerintah sudah mulai dengan program B20 dan akan masuk ke B30, campuran solar dengan 30 persen biodiesel. “Tapi kita bisa lebih dari itu, kita bisa membuat B100. Kita bisa! Kita juga sudah memproduksi sendiri avtur sehingga sekarang ini kita tidak impor avtur lagi,”” sambungnya.

Presiden Jokowi juga menegaskan, bangsa Indonesia harus berani melakukan ekspansi tidak hanya bermain di pasar dalam negeri. Ia menyampaikan bahwa produk-produk dalam negeri harus mampu membanjiri pasar regional dan global serta pengusaha-pengusaha dan BUMN-BUMN harus berani menjadi pemain kelas dunia.

“Itu yang harus kita lakukan. Talenta-talenta kita harus memiliki reputasi yang diperhitungkan di dunia internasional, itu yang harus kita siapkan. Sekali lagi kita harus semakin ekspansif, from  local to global,” seru Presiden seraya mengingatkan, jika semuanya segera serius berbenah bersama, ia yakin bangsa Indonesia mampu melakukan lompatan-lompatan kemajuan secara signifikan.

“Momentumnya adalah sekarang,” tegas Presiden Jokowi.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ibu Mufidah Kalla, Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno dan Wakil Presiden ke-11 Hamzah Has, Ibu Shinta Nuriyah Wahid, Wakil Presiden Terpilih masa bakti 2019-2024 Ma’ruf Amin, Sandiaga Uno, para duta besar negara sahabat, dan para anggota Kabinet Kerja. . (Tim Liputan MPR-DPD-DPR/ES)

Berita Terbaru