Peninjauan Tambak Garam Eks Tanah HGU, di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Wartawan
Gimana Pak potensi garam di sini Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Jadi di NTT ini memiliki potensi yang bisa dikerjakan itu 21 ribu hektare. Di Kupang ada kurang lebih tujuh ribu hektare tetapi ini yang dimulai ini enam ratus hektare dulu. Tetapi juga baru diselesaikan sepuluh hektare, masih sepuluh hektare coba, sepuluh hektare, 21 ribu hektare, masih jauh sekali. Sepuluh hektare ini, di lingkungan ini baru enam ratus hektare. Jadi memang ini baru di mulai.
Tadi saya ditunjukkan berapa perbandingan garam yang diambil dari luar, dibawa ke sini, yang dari Madura, yang dari Surabaya, dan juga dari Australia. Kita bandingkan dengan di sini, memang hasilnya di sini lebih bagus, lebih putih, bisa masuk ke garam industri dan kalau diolah lagi bisa juga menjadi garam konsumsi. Artinya ini ada potensi, tapi memerlukan investasi yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, ini adalah investasi yang pertama yang akan dikerjakan. Tahun depan akan selesai enam ratus hektar, petani tambak diikutkan juga, pekerja sekaligus ikut dalam kayak saham gitu, ikut, sehingga nanti penghasilan masyarakat di sini bisa lebih baik. Tapi sekali lagi, ini yang dalam proses baru enam ratus hektare, itupun yang selesai baru sepuluh hektare. Tahun depan akan diselesaikan.
Saya hanya ingin ke sini memastikan bahwa program untuk urusan garam ini sudah dimulai. Karena kita tahu impor garam kita 3,7 juta ton, yang bisa diproduksi dalam negeri baru 1,1 juta ton, masih jauh sekali.
Wartawan
NTT harus berapa Pak Presiden? NTT dipatok berapa untuk memenuhi kebutuhan garam?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ini dirampungkan dulu lah. Saya pengin tahu dulu yang enam ratus (hektare), ini baru sepuluh (hektare) kok ini,. Ini baru sepuluh (hektare) tapi saya hanya ingin memastikan bahwa sudah dimulai. Sepuluh hektare sudah dimulai untuk enam ratus (hektare) dari potensi 21 ribu (hektare). Dimulai dulu.
Karena membawa investasi ke sini itu juga tidak mudah. Ini saja mungkin investasinya Rp110-an miliar, bukan uang kecil. Jadi tidak mudah. Saya berterima kasih kepada Pak Gub yang sudah betul-betul sangat serius sekali mencari investornya dan digabungkan juga dengan rakyat. Sehingga nanti betul-betul kita produksi garam kita, kita harapkan betul-betul bisa kita selesaikan.
Wartawan
Akan ada insentif khusus enggak Pak? Ada insentif khusus enggak untuk para investor garam?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Sampai saat ini belum. Saya kan baru melihat ini, seperti apa saya baru punya bayangan, baru nanti kita berpikir ke sana.
Wartawan
Apakah kunjungan ke NTT ini untuk memastikan juga berapa putra terbaik NTT yang masuk ke dalam kabinet?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
(Tertawa)
Wartawan
Rencana perjalanan ke Papua Pak?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ya, baru kita atur tetapi dalam rangka untuk meresmikan nanti Jembatan Holtekamp, mungkin awal-awal bulan depan ya. Dan juga saya ikuti terus kok ya. Tadi pagi saya telepon juga ke Pak Gubernur Mandacan di Papua Barat untuk menanyakan mengenai di Manokwari seperti apa? Sudah baik. Sorong seperti apa? Sudah baik. Di Fakfak sudah mulai terkondisikan baik, ya.
Wartawan
Terima kasih Pak.