Resesi Ekonomi Mengancam, Presiden Jokowi Dorong ASEAN dan Korea Lakukan Tiga Terobosan

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 25 November 2019
Kategori: Berita
Dibaca: 1.084 Kali

Presiden Jokowi berbicara pada KTT ASEAN-RoK CEO Summit, di Busan, Korsel, Senin (25/11). (Foto: Deny S/Humas)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, sejak tahun 2014 dunia berubah begitu sangat cepatnya. Kecepatan perkembangan teknologi telah mengubah cara hidup manusia secara dramatis. Jika satu dekade lalu kita mengenal perusahaan besar dengan armada taksi, saat ini dengan teknologi perusahaan besar digantikan oleh pemilik mobil perorangan.

“Tantangan ini semakin besar saat kita saksikan meningkatnya tendensi nasionalisme populisme ekonomi di beberapa negara dalam beberapa tahun terakhir.,” kata Presiden Jokowi saat berbicara pada KTT ASEAN-RoK Summit, di Busan, Korea Selatan (Korsel), Senin (25/11).

Menurut Presiden, gerakan anti pasar bebas yang mengemukakan pendekatan proteksionis pun semakin mendominasi. Kolaborasi dan paradigma win-win yang selama beberapa dekade menjadi basis kerjasama ekonomi dunia mulai tergerus dengan pendekatan transaksional dan zero-sum-game yang semakin marak.

Presiden mengingatkan, kalau ini dibiarkan maka terjadinya resesi ekonomi dunia akan disfungsi sistem ekonomi dan keuangan global, serta ketidakpercayaan terhadap institusi ekonomi dunia tahun 1930 dapat kembali berulang.

“Inilah yang harus kita hindari bersama dan kalau ini terjadi semua negara maju, emerging economies, terlebih negara berkembang, dunia usaha juga akan mengalami kerugian yang besar,” tutur Pesiden Jokowi.

Tiga Terobosan

Untuk itu, Presiden Jokowi mengingatkan negara-negara ASEAN dan Korea untuk melakukan terobosan. Ia menyebutkan,  ada tiga hal terobosan besar yang harus dilakukan negara ASEAN dan Korea: pertama, pembangunan infrastruktur yang berkualitas.

“Infrastruktur harus dibangun secara masif. Pembangunan infrastruktur akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui terciptanya pusat-pusat ekonomi baru termasuk di daerah-daerah terpencil,” tegas Presiden.

Presiden menyampaikan, bagi Indonesia, infrastruktur juga sebagai pemersatu bangsa karena Indonesia memiliki 17.000 pulau dari Sabang sampai Merauke. Selama 5 tahun, terakhir Indonesia terus membangun infrastruktur dan akan terus dilanjutkan pada periode ke-2 pemerintahannya.

“Tahun depan Indonesia akan menggelar forum infrastruktur dan konektivitas di kawasan Indo Pasifik. Saya undang semua pelaku usaha untuk hadir merebut infrastruktur dan konektivitas di Indonesia dan juga di kawasan Indo Pasifik,” kata Presiden Jokowi dalam kesempatan itu.

Untuk menarik investasi khususnya pada proyek infrastruktur dan konektivitas, Presiden menjelaskan, debirokratisasi dan deregulasi harus dilakukan di Indonesia. Untuk itu, Indonesia akan segera merevisi 74 undang-undang yang menghambat investasi dengan menerapkan undang-undang omnibus.

“Intinya satu, sederhanakan akses investasi dalam negeri maupun ASEAN. Jadi intinya hanya satu yaitu sederhanakan akses investasi maupun asing,” tegas Presiden.

Kedua, peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Presiden menjelaskan, sumber daya manusia adalah kunci bagi lompatan ekonomi bagi sebuah negara. Untuk itu, revitalisasi pendidikan guna menciptakan link and match antara pendidikan dan dunia kerja menjadi sebuah keniscayaan.

“SDM juga kunci bagi sebuah negara untuk antisipasi bagi ekonomi ke depan,” tutur Presiden.

Menurut Presiden, ekonomi pada masa depan adalah ekonomi industri kreatif dan digital. Ia menilai, ASEAN dan Korea memiliki potensi besar dalam industri kreatif. Sebagaimana disampaikan Bloomberg Innovation Index pada tahun 2014 sampai tahun 2017 yang menempatkan Korea pada peringkat teratas di sektor ekonomi kreatif atau industri kreatif.

Presiden juga menyampaikan, ekspor industri kreatif Korea menyumbang USD5,79 miliar ke perekonomian nasionalnya. Sementara ASEAN dengan lebih dari 647 juta penduduk  merupakan aset bagi  pengembangan industri kreatif.

“Penguatan kerjasama ekonomi kreatif ASEAN dan Korea akan menjadi lompatan besar di kawasan,” tutur Presiden Jokowi seraya menambahkan, dalam konteks tersebut, Indonesia akan mengeluarkan peta jalan, Making Indonesia 4.0 untuk membangun industri yang berdaya saing global di era digital.

Presiden menegaskan, industri kreatif dan digital itu adalah salah satu the next big thing Indonesia. Indonesia saat ini telah menjadi tuan rumah perusahaan-perusahaan besar, decacorn, unicorn, dan start up.

“Saya mengundang partisipasi pelaku usaha Korea dalam mendukung tumbuh kembangnya start up di Indonesia yang potensinya masih sangat besar,” kata Presiden Jokowi.

Yang ketiga, pengembangan energi terbarukan mutlak harus dilakukan.

Menurut Presiden, ASEAN dan Korea harus menjadi champion dalam pengembangan energi terbarukan di kawasan. Ia mengemukakan, di Indonesia sejak tahun lalu telah mencanangkan kewajiban untuk mencampur biodiesel kelapa sawit dengan solar sebesar 20 persen atau B20.

“Tahun depan, kami akan mewajibkan peningkatan campuran biodiesel  tersebut menjadi 30 persen atau B30,” ungkap Presiden Jokowi.

Presiden juga menyampaikan, Indonesia saat ini juga telah mengembangkan energi listrik berbasis air. “Kami memiliki sungai-sungai besar yang mampu menghasilkan listrik berbasis air dengan jumlah yang signifikan. Setidaknya ada dua lokasi, yaitu di Kalimantan Utara dengan potensi sebesar 11 gigawatt dan di Papua dengan potensi sebesar 20 gigawatt,” sambung Presiden.

Dengan menggunakan potensi listrik dari tenaga air, menurut Presiden, pengembangan industri  yang dilakukan Indonesia akan memiliki emisi  yang rendah.

Pada bagian penutup Presiden Jokowi mengingatkan, tantangan yang akan kita hadapi tidak semakin ringan. Ia menilai, keberanian untuk mengambil terobosan besar di era age of disruption adalah opsi satu-satunya untuk kita bisa menjadi pemenang.

“Saya ajak pengusaha ASEAN dan pengusaha Korea untuk mengambil pilihan ini,” pungkas Presiden Jokowi. (EN/DNS/ES)

Berita Terbaru