Presiden Jokowi Berharap Staf Khusus Beri Kontribusi Inovasi Pada Kebijakan Pemerintah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap Staf Khusus Presiden (SKP) yang baru diangkatnya pekan lalu bisa memberikan masukan-masukan untuk pembaharuan, untuk berkontribusi pada inovasi-inovasi, terutama dalam rangka kebijakan-kebijakan yang ingin kita buat.
“Misalnya, contoh Kartu Pra-Kerja. Ini kemarin sudah saya sampaikan kepada mereka, coba, Kartu Pra-Kerja nanti dikonsep, dilaksanakan seperti apa, agar gampang dikontrol, mudah dilaksanakan, misalnya,” kata Presiden Jokowi kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/12) siang.
Yang kedua, lanjut Presiden, kemarin juga yang berkaitan dengan nasabah-nasabah Mekaar (Membina Keluarga Ekonomi Sejahtera) yang produknya macam-macam sekali. Bagaimana itu kemasannya bisa diperbaiki, packaging-nya diperbaiki, untuk labelling-nya diperbaiki, merknya diperbaiki, kemudian dibuatkan marketplace yang baik.
“Saya tugaskan kepada mereka juga. Kemudian apa lagi? Oh, yang berkaitan juga dengan masalah masukkan untuk dunia pendidikan kita seperti apa,” sambung Presiden.
Kadang-kadang, menurut Presiden, apa yang kita pikirkan dengan yang dipikirkan oleh staf khusus yang muda-muda ini sangat berbeda sekali. Tetapi, dengan luas wilayah Indonesia yang begitu sangat gede dengan memakai inovasi teknologi ini akan mempermudah.
Ia menunjuk contoh misalnya bagaimana kita mengontrol 75.000 desa sehingga seluruh kegiatan yang ada di situ bisa dikontrol dengan baik. “Saya kira nanti, nanti akan muncul inovasi-inovasi yang sangat bagus dari staf khusus-staf khusus saya, karena menurut saya mereka ini bukan orang biasa,” ujar Presiden Jokowi.
Terlalu Semangat
Mengenai salah seorang Staf Khusus Presiden yang ciutannya dipermasalahkan netizen, Presiden Jokowi mengatakan, namanya muda-muda ini ya mungkin semangatnya lebih dibanding yang tua-tua.
“Jadi kalau berbicara karena terlalu semangat ya biasalah, salah dikit-dikit kan enggak apa-apa. Anak muda masa… Dan juga sudah minta maaf. Anak muda, ini anak-anak muda umur-umur tiga puluh-an, kalau salah-salah dikit ya dimaafkan,” ujarnya.
Presiden tidak mempersoalkan masalah tersebut. “Ini masih pada proses, baru seminggu, dua minggu sudah di-bully. Berikan ruang yang selebar-lebarnya kepada anak-anak kita ini untuk menjadi pemimpin-pemimpin yang baik, untuk berinteraksi dengan masyarakat, untuk melihat negara ini lebih luas dan betapa beragamnya. Sehingga mereka nanti akan terinspirasi dan muncul ide-ide, gagasan-gagasan inovasi yang baik,” tutur Presiden Jokowi. (MAY/ES)