Rapat Terbatas mengenai Akselerasi Implementasi Program Infrastruktur, 10 Desember 2019, di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden, seluruh Menko yang hadir, Bapak-Ibu Menteri, Kepala Lembaga yang hadir.
Rapat Terbatas sore hari ini akan dibahas mengenai akselerasi program infrastruktur.
Yang pertama saya ingatkan bahwa pembangunan infrastruktur harus difokuskan kepada memperlancar konektivitas di sepanjang rantai pasok yang menghubungkan pasar dengan sentra-sentra produksi rakyat, mulai dari pertanian, perikanan, perkebunan, industri, termasuk di dalamnya UMKM. Sehingga infrastruktur yang kita bangun betul-betul memiliki impact pada indeks logistic performance (logistic performance index) kita, serta memiliki dampak pada peningkatan daya saing produk-produk ekspor negara kita.
Yang kedua, kita akan meneruskan pembangunan modernisasi moda transportasi massal seperti MRT, LRT, dan juga kereta cepat, terutama di kota-kota besar, agar keseluruhan dari sistem transportasi di kota-kota besar semakin efisien, semakin ramah lingkungan, dan terkoneksi secara menyeluruh.
Yang ketiga, saya juga minta dilakukan pembenahan terus-menerus pada manajemen rantai pasok konstruksi mulai dari penyiapan SDM, peralatan material, inovasi teknologi, dan juga pendanaan. Dalam penyiapan material konstruksi, saat ini masih terjadi gap antara supply dan demand. Misalnya, kebutuhan aspal sebesar 850.000 ton baru terpenuhi tujuh puluh persen, kemudian kebutuhan baja sembilan juta ton baru terpenuhi enam puluh persen. Ini artinya kita perlu memperkuat industri pendukung infrastruktur.
Dan terkait dengan pembiayaan, tidak mungkin semua infrastruktur dibiayai oleh APBN. Oleh karena itu, kita tawarkan model pembiayaan creative hybrid financing seperti KPBU (Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha), lalu juga Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA). Karena itu ekosistem investasi di seluruh sektor infrastruktur harus segera diperbaiki dan di-reform sehingga memiliki daya tarik dan daya saing investasi yang semakin baik.
Yang keempat, saya ingatkan kembali agar proyek-proyek infrastruktur jangan semuanya diambil oleh BUMN. Ini penting, digarisbawahi. Dari proyek-proyek yang besar-besar sama yang kecil-kecil yang seringkali bukan hanya melibatkan anak-anak BUMN tapi juga sampai ke cucu-cucu BUMN. Berilah ruang yang lebih luas pada swasta, pada pengusaha lokal, pada pengusaha kecil, dan menengah, tenaga kerja lokal, agar terlibat dalam pembangunan infrastruktur. Dan saya yakin semangat kolaboratif kita akan mampu mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur di tanah air.
Saya rasa itu sebagai pengantar. Saya persilakan Pak Menko Perekonomian kemudian Menteri PUPR. Silakan.