Presiden: Kita Harus Fokus Pilih Komoditas Bernilai Tinggi dan Punya Ceruk Pasar

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 12 Maret 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.425 Kali

Presiden Jokowi saat sebelum mengikuti acara Pembukaan The 2nd Asian Agriculture and Food Forum (ASAAF) Tahun 2020, Kamis (12/3),  di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta. (Foto: Humas/Oji)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa di sektor pertanian juga harus fokus memilih komoditas yang memiliki nilai tinggi dan ceruk pasar besar sehingga komoditasnya betul-betul dipilih dan jangan itu-itu saja.

”Sekarang ini misalnya, di daerah-daerah tertentu sebetulnya Minyak Atsiri tapi juga sampai penyulingannya, itu permintaannya banyak. Dari Perancis, nilam. Dari Perancis. Tapi memang enggak pernah kita kerjakan secara serius,” tutur Presiden Jokowi pada peresmian Pembukaan The 2nd Asian Agriculture and Food Forum (ASAAF) Tahun 2020, Kamis (12/3),  di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta.

Menurut Presiden, ada juga buah-buah tropis dan hingga kini belum ada yang memiliki 10.000 hektare hanya ditanami buah tropis yang banyak adalah menanam sawit, karet sejak dahulu hingga sekarang.

”Nanti kalau pas harganya turun kayak sekarang karet turun, sakit bareng-bareng. Nanti, beberapa tahun yang lalu itu sawit juga harganya turun, sakit bareng-bareng. Masak kita senang seperti itu, seperti tadi yang disampaikan oleh Pak Moeldoko (bahwa) semuanya harus dimanajemeni dengan baik,” kata Presiden ke-7 RI.

Buah tropis ini, menurut Presiden, sebetulnya negara-negara lain banyak yang berminat misalnya manggis bahkan pernah meminta langsung ke Kepala Negara namun barangnya enggak ada padahal permintaannya banyak.

”Dari Timur Tengah, dari Eropa, dari Tiongkok. Tapi barangnya enggak ada. Mestinya kan ada. Dari HKTI  1-2 yang memiliki kebun manggis. Ya, enggak usah banyak-banyak lah, enggak usah 100.000 hektare tapi ya 5.000 hektare manggis. Minta lahan segitu kan mudah, enggak sulit. Asal jangan di Jawa.  Masih banyak lahan kita,” tuturnya.

Ada lagi, menurut Presiden, durian yang permintaan dari Tiongkok besar sekali, tapi Indonesia enggak bisa mensuplai dengan kualitas yang diinginkan karena ada yang enak, ada yang enggak enak, sehingga rasanya campur-campur.

Kepala Negara mengaku pernah beli durian mahal, harganya mahal, barangnya lihat bagus dan dipakai untuk hadiah ulang tahun Ibu Negara Iriana namun setelah dibuka sampai rumah ternyata enggak enak rasanya.

”Hal ini memang harus ada sebuah manajemen yang bagus dalam sebuah hektare yang luas tetapi barang yang di buka dari kebun itu harusnya enak, enak, enak, enak semuanya. Karena memang ada manajemen pembibitan yang bagus, spesiesnya memang yang betul. Masak kita enggak bisa? Masak HKTI tidak bisa? Saya yakin bisa,” imbuhnya.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, KSP Moeldoko, Mentan Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri KUKM Teten Masduki serta Waseskab Ratih Nurdiati. (FID/EN)

Berita Terbaru