Cegah Covid-19, Presiden Minum Temulawak, Jahe, Serai, Kunyit, dan Empon-Empon

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 12 Maret 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 3.958 Kali

Presiden dalam acara The 2nd Asian Agriculture and Food Forum (ASAAF) Tahun 2020, Kamis (12/3), di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta. (Foto: Humas/Oji)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku setiap hari minum temulawak, jahe, serai, kunyit yang dicampur terutama sekarang ini sejak menyebarnya Virus Korona (Covid-19).

”Ada juga yang namanya herbal empon-empon. Hati-hati, sekarang ini harganya naik sampai 5 kali lipat, 4 kali lipat. Jahe merah, temulawak, kunyit baru naik ini sampai 3, 4, 5 kali lipat. Biasanya saya mau cari itu mudah saya,” ujar Presiden di sela-sela sambutan acara The 2nd Asian Agriculture and Food Forum (ASAAF) Tahun 2020, Kamis (12/3), di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta.

Kepala Negara mengakui bahwa meminumnya bukan hanya sekali namun sehari tiga kali pagi, siang, dan malam. ”Sekarang karena ada Korona, saya minumnya pagi, siang, malam. Itu yang menyebabkan mungkin naik ya itu karena diminum enggak sekali tapi tiga kali,” kata Presiden.

Bukan hanya itu, Kepala Negara mengaku menyuguhkan minuman tersebut juga untuk tamu-tamu yang ingin menemui dirinya. ”Sekarang tamu-tamu saya kalau pagi, siang dan malam juga saya beri minuman itu. Bukan teh tapi saya ganti dengan temulawak, jahe, serai, kunyit campur jadi satu. Sudah,” ujarnya.

Rempah-rempah tersebut, menurut Presiden, terutama berada di daerah-daerah Maluku dan Maluku Utara sehingga penting dihidupkan kembali. ”Kenapa tidak di sana hidupkan lagi yang namanya secara serius, dalam jumlah yang banyak rempah-rempah. Ada Pala, kayu manis dan lain-lain,” katanya seraya mengingatkan bahwa pekerjaan ini yang belum fokus dikerjakan.

Untuk itu, Presiden mengajak untuk membuat klaster-klaster ini dan HKTI mampu menyusun manajemen ini. ”Klaster mana yang urusan buah-buah tropis, klaster mana yang urusan rempah-rempah, klaster mana yang urusan herbal empon-empon. Sehingga betul-betul pertanian kita ini benar-benar bisa menghidupi,” urai Presiden.

Terkait urusan teknologi, Presiden menyampaikan sudah mulai bermunculan bagaimana mengecek tanaman pupuknya cukup atau tidak, mengecek airnya cukup atau tidak, ada semuanya aplikasi itu. ”Jangan biarkan lahan-lahan kosong yang tidak produktif, terutama di luar Jawa itu betul-betul masih menganggur dan tidak dimanfaatkan,” imbuh Kepala Negara.

Pada kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan bahwa pembiayaan KUR tahun ini disiapkan khusus hanya pertanian mencapai Rp50 triliun dan dapat dimanfaatkan.

”Buatlah sebuah proposal bisnis yang baik, business plan yang baik, kebutuhan berapa miliar dapat berapa triliun. Tetapi benar-benar itu sebuah pekerjaan yang dimanajemeni dengan cara-cara modern dengan kalkulasi-kalkulasi yang baik,” urainya.

Dengan demikian, Presiden sampaikan nantinya dapat memberikan kepercayaan kepada perbankan bahwa pertanian memang bisa menghidupi dan bisa dijadikan tumpuan bagi ekonomi negara.

”Dan dengan mengucap bismillahirrohmanirrohim, The 2nd Asian Agriculture and Food Forum 2020 dan Munas HKTI pagi hari ini saya nyatakan dibuka,” pungkas Presiden akhiri sambutan.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, KSP Moeldoko, Mentan Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri KUKM Teten Masduki serta Waseskab Ratih Nurdiati. (FID/EN)

Berita Terbaru