Peninjauan Kawasan Industri Terpadu Batang, 30 Juni 2020, di Kawasan Industri Terpadu Batang,  Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 30 Juni 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 1.495 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,
Kenapa kita buka kawasan industri di Batang ini? Satu aja jawabannya, kita ingin membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya, cipta lapangan kerja, itu yang akan kita tuju ke situ. Oleh sebab itu, tadi sudah saya perintahkan kepada Menteri, kepada Kepala BKPM untuk industri-industri yang akan relokasi dari Tiongkok (China) ke Indonesia, baik itu dari Jepang, dari Korea, dari Taiwan, dari Amerika, atau dari negara manapun berikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Kalau ngurus izinnya sulit, saya tadi saya perintahkan langsung kepada Kepala BKPM urus dari A sampai Z selesaikan sehingga investor merasa dilayani. Ini penting sekali dilakukan.

Yang kedua, urusan pembebasan tanah yang ini selalu menjadi masalah kita. Tadi saya bertanya kepada beberapa investor, sudah ada tanah misalnya di Serang, di Bekasi, “enggak ada masalah?” “Enggak ada masalah?” “Oke, silakan dilanjutkan.” Tapi yang ada masalah kita akan back up, bantu agar masalah itu bisa diselesaikan. Tetapi kalau yang belum memiliki lahan tanah, silakan nanti gunakan yang namanya kawasan industri di Batang. Kita akan siapkan kurang lebih 4.000, 4.000 hektare, 4.000 hektare di sini dan untuk tanaman pertama akan disiapkan kurang lebih 450 hektare terlebih dahulu. Langsung, misalnya ada yang mau pindah tadi, LG mau pindah besok, sudah silakan langsung masuk. Sudah, enggak usah ngurus apa-apa, nanti yang ngurus semuanya dari Kepala BKPM, tentu saja dibantu nanti oleh Gubernur, oleh Bupati yang ada di sini.

Sekali lagi, tujuan besarnya adalah membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya kepada warga kita. Saya tidak mau lagi tadi ada potensi 119 perusahaan yang akan relokasi dari Tiongkok ke luar, jangan sampai kita tidak mendapatkan perusahaan-perusahaan itu untuk mau masuk ke Indonesia. Jangan kalah dengan negara-negara lain. Kalau mereka memberikan harga tanah misalnya Rp500 ribu, ya kita harus bisa di bawahnya itu, Rp300 ribu misalnya. Kalau mereka memberi harga tanah Rp1 juta ya kita harus bisa memberikan harga Rp500 ribu. Kalau mereka ngurus izin di sana 1 bulan, ya kita bisa seminggu. Kalau mereka ngurus di tempat lain seminggu, ya kita harus bisa sehari-dua hari. Harus memiliki sebuah competitiveness yang baik. Kalau tidak, jangan sampai peristiwa tahun lalu terjadi lagi, ada relokasi dari Tiongkok 33 perusahaan kita satu pun enggak dapat.

Saya senang hari ini sudah ada yang masuk 7, sudah pasti ini yang 7, kemudian ada 17 yang memiliki komitmen besar, sudah masuk ke 60 persen, hampir 100 persen. Ini juga terus saya sampaikan kepada para Menteri, kepada Kepala BKPM untuk terus dilayani dan dikejar, disampaikan fasilitas-fasilitas apa yang ingin kita berikan, baik itu urusan lahan, urusan izin, urusan listrik, urusan gas, dan yang lain-lain yang ini akan memberikan sebuah daya saing negara kita dalam rangka mereka mau merelokasi ke Indonesia.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja cepat yang kita lakukan karena sekarang ini bukan negara besar mengalahkan negara yang kecil tetapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat.

Saya tutup.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Berita Terbaru