Presiden Ingatkan Gubernur Perhatikan Pergerakan Kasus Covid-19 di Wilayahnya

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 1 September 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 969 Kali

Presiden saat memberikan arahan kepada para Gubernur melalui daring, dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (1/9). (Foto: Humas/Agung).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan agar para Gubernur melihat data dan angka-angka pergerakan kasus Covid-19 di wilayah masing-masing karena saat ini di berbagai negara kembali terjadi tren peningkatan kasus positif, baik kawasan Eropa maupun Asia.

”Kita harus hati-hati, hati-hati, di negara kita walaupun ada peningkatan kasus positif di beberapa daerah tetapi kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, posisi Indonesia masih relatif terkendali dan ini yang harus kita jaga bahwa pengendalian, manajemen, untuk Covid-19 ini betul-betul masih pada posisi terkendali,” ujar Presiden saat memberikan arahan ke para Gubernur pada Rapat Terbatas (Ratas) Menghadapi Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) secara Virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (1/9).

Data yang diterima per 31 Agustus kemarin, Presiden menyampaikan jumlah kasus positif sebanyak 175.000 dari 2,23 juta tes yang telah dilakukan dan tingkat kesembuhan (case recovery rate) juga makin meningkat, dari bulan April yaitu 15%, kemudian di bulan Agustus 72,1% jadi ada pergerakan yang lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata dunia yakni 69%.

”Jumlah kasus aktif atau masih dalam perawatan juga menurun dari 77% di April menjadi sebesar 23,69% di bulan Agustus. Ini lebih baik dari rata-rata dunia, yaitu sebesar 27%. Tetapi untuk kasus meninggal ini hati-hati untuk case fatality rate di Indonesia meskipun mengalami penurunan dari 7,83% di bulan April menjadi 4,2% di bulan ini, kita masih punya PR besar untuk menurunkan lagi,” imbuh Presiden.

Hal ini dikarenakan, menurut Presiden, angka fatality rate di Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan dengan fatality rate global yang berada di angka 3,36%. Untuk itu, Presiden mengingatkan agar mewaspadai betul sehingga Pemerintah tidak kehilangan kendali dalam penanganan penyebaran Covid-19.

”Tingkat kematian kita yang dulu di untuk kasus aktif di bulan April 77% menjadi 23,7%, kemudian tingkat kematian dari 7,8% di bulan April menjadi 4,2 % di bulan April. Kemudian juga ini perkembangan kasus harian per hari kemarin 31 Agustus, jumlah kasus aktif ini masih 41.420 atau 23,7%,” ujarnya.

Penambahan kasus positif per hari kemarin, menurut Presiden, sebanyak 2.743 dan jumlah kasus yang sembuh mencapai 72,1% atau 125.959 dan jumlah kasus meninggal 7.417 atau 4,2%. Jika dilihat perkembangan kasus positif tingkat nasional, lanjut Presiden, terutama untuk persentase kematian di bulan April angkanya tinggi kemudian terus menurun pada bulan Agustus pada posisi 4,27%.

”Ini yang harus kita upayakan terus agar persentase kematian semakin hari semakin baik. Persentase kesembuhan di bulan Maret itu masih sangat rendah sekali, tetapi di bulan Agustus sudah mencapai 72,7%. Begitu juga positivity rate di 31 Agustus yang dulu berada di atas kemudian melandai, dan harus ditekan terus agar lebih baik,” kata Presiden.

Mengenai perkembangan Covid-19 di Indonesia per provinsi per 31 Agustus, Presiden sampaikan datanya telah dipantau setiap hari. ”Hati-hati untuk yang angkanya masih tinggi saya minta Gubernur betul-betul bekerja keras dengan Gugus Tugas yang ada agar bisa ditekan angkanya dan kalau ada masalah-masalah yang memang pemerintah pusat harus bantu sampaikan kepada pemerintah pusat utamanya di komite dan gugus tugas,” jelas Presiden.

Turut mendampingi Presiden secara langsung dari Istana Kepresidenan Bogor yakni Seskab Pramono Anung dan Mensesneg Pratikno. (TGH/EN)

Berita Terbaru