Dihadiri Presiden Joko Widodo, KTT ke-37 ASEAN Hasilkan 33 Dokumen

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 13 November 2020
Kategori: Berita
Dibaca: 995 Kali

Presiden Joko Widodo mengikuti KTT ke-37 ASEAN secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/11). (Foto: BPMI – Setpres)

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengungkapkan KTT ke-37 ASEAN yang diikuti oleh Presiden Joko Widodo secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/11), menghasilkan 33 dokumen kesepakatan.

Dokumen tersebut diantaranya adalah Ha Noi Declaration on the ASEAN Community’s Post-2025 Vision, ASEAN Comprehensive Recovery Framework, Ha Noi Declaration on Strengthening Social Network Towards Cohesive and Responsive ASEAN Community, ASEAN Declaration on Digital Tourism, Ha Noi Declaration on the Adoption of the Initiative for ASEAN Integration Work Plan 2021-2025, serta ASEAN Declaration on the ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework, dan Narrative of ASEAN Identity.

Sejak awal pandemi, ujar Menlu, ASEAN telah melakukan upaya untuk merespons hal tersebut, baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi kerja sama ekonomi. “Dalam KTT kali ini, semua upaya tersebut telah membuahkan hasil, yaitu sudah tersedianya COVID-19 ASEAN Emergency Response Fund, yang sudah ada komitmen sebesar US$10 juta, antara lain dari Jepang, Korea Selatan, China, Singapura, Australia, Inggris, Swiss, dan lain-lain,” ujarnya.

Ditambahkan Menlu, telah siap juga ASEAN Comprehensive Recovery Framework yang berisi strategi untuk mengatasi pandemi, baik melalui kerja sama antara negara ASEAN maupun dengan mitra wicara.

“Di dalam framework ini terdapat 5 strategi, yaitu enhancing health system, strengthening human security, maximising potential of intra-ASEAN market and broader economic integration, kemudian accelerating inclusive digital transformation, dan advancing toward a more sustainable and resilient future,” tambahnya.

Selain itu, ASEAN Regional Reserve of Medical Supplies for Public Health Emergency juga telah siap. “Negara ASEAN bersama-sama secara sukarela menyumbang cadangan pasokan kesehatan dengan standar WHO untuk darurat kesehatan. Negara mitra juga dapat memberikan kontribusi,” ujar Menlu.

Untuk ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework, ungkap Menlu, merupakan inisiatif Indonesia untuk utamanya mengatur essential business traveller dengan protokol yang ketat untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Narrative of ASEAN Identity, imbuh Menlu, juga merupakan inisiatif dari Indonesia. “Narasi mengenai identitas ASEAN ini akan mengokohkan kebanggaan dan jati diri bangsa-bangsa ASEAN yang sekaligus akan mengokohkan the we-feeling dari ASEAN,” imbuhnya. Dalam rangkaian pertemuan KTT ini juga akan ditandatangani RCEP (The Regional Comprehensive Economic Partnership) oleh 15 negara.

Apreasiasi Dirjen WHO
Selain para pemimpin negara-negara anggota, KTT ke-37 ASEAN ini juga dihadiri secara virtual oleh Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dan Sekjen ASEAN Lim Jock Hoi.

“Dirjen WHO menghargai respons ASEAN yang dinilai efektif dengan komitmen yang tinggi dan ASEAN terbuka untuk saling belajar. Selain itu, Dirjen WHO menyambut baik berbagai inisiatif ASEAN, antara lain ASEAN Comprehensive Recovery Framework dan Regional Reserve of Medical Supplies for Public Health Emergency,” ujar Retno.

Dirjen WHO juga mengapresiasi India, Vietnam, dan Singapura yang telah bergabung dalam ACT Accelerator Facilitation Council, yang bertugas memfasilitasi ACT Accelerator melalui kepemimpinan politik dan advokasi untuk penyelesaian secara kolektif demi kepentingan dunia serta memobilisasi dana.

Sementara itu, Sekjen ASEAN Lim Jock Hoi menyampaikan situasi berat yang dihadapi oleh Asia Tenggara saat pandemi, di mana pariwisata turun 71 persen, perdagangan turun 12 persen, dan FDI (foreign direct investment) turun 33 persen.

“Namun, Sekjen (ASEAN) melaporkan juga bahwa ASEAN terus bekerja keras menjaga optimisme dan kerja sama dan mencapai kemajuan, hasilnya mencapai kemajuan di tiga pilar ASEAN, baik pilar politik, pilar ekonomi, maupun pilar sosial-budaya. Ke depan, prioritas akan diberikan untuk tiga hal, yaitu menjamin fondasi recovery secara tepat; yang kedua, mengembalikan produktivitas yang lebih tinggi di kawasan; dan yang ketiga adalah terciptanya komunitas ASEAN yang lebih baik dan lebih terintegrasi. (SLN/UN)

Berita Terbaru