Peresmian Terminal Bandar Udara Kuabang, 24 Maret 2021, di Bandar Udara Kuabang, Kecamatan Kao, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom.
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, hadir bersama saya Bapak Menteri Perhubungan dan juga Pak Menteri BUMN;
Yang saya hormati Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara bersama Pangdam, Kapolda, dan seluruh jajaran Forkopimda, serta Ketua DPRD Maluku Utara;
Yang saya hormati Bupati Kabupaten Halmahera Utara;
Hadirin dan Undangan yang berbahagia.
Banyak yang bertanya kepada saya, kenapa infrastruktur menjadi fokus dalam pembangunan di negara kita Indonesia sekarang ini. Perlu saya sampaikan bahwa infrastruktur itu bukan hanya fisiknya, tetapi banyak hal yang akan muncul dan berkembang karena dibangunnya infrastruktur. Infrastruktur itu adalah membangun peradaban. Ini yang sering enggak kita sadari bahwa infrastruktur itu membangun peradaban.
Bayangkan misalnya, dulu sebelum ada jalan dari Halmahera Utara menuju ke Sofifi, kita harus jalan kaki. Sekarang, setelah jalannya ada berarti bisa naik bus, bisa naik sepeda motor, bisa naik mobil, membangun peradaban baru. Dan misalnya sekarang ada bandara, artinya apa? Kita disiplin harus tepat waktu karena datang ke bandara untuk terbang ke kota lain dan waktunya/jamnya sudah ditentukan, kalau tidak, berarti ditinggal oleh pesawat. Itu juga membangun kedisiplinan baru, membangun peradaban.
Yang kedua, membangun sebuah daya saing, membangun competitiveness agar kita bisa berkompetisi dengan daerah yang lain, bisa berkompetisi dengan negara-negara lain. Ini yang juga kita harus tahu semuanya bahwa membangun infrastruktur itu bukan hanya melulu fisik, tidak, tetapi kita membangun sebuah kompetisi, membangun sebuah competitiveness (daya saing) dengan negara-negara lain.
Yang ketiga, ini juga untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Banyak yang saya dengar, “Pak, jalannya yang dibangun jangan hanya yang di Jawa saja. Airport-nya, bandar udaranya yang dibangun juga jangan di Jawa dan Sumatra saja. Kami di bagian timur juga memiliki hak yang sama untuk memiliki airport, memiliki jalan yang baik.” Dan keinginan itu betul. Sekali lagi, bahwa pembangunan ini juga untuk sebuah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Yang keempat, menyatukan, membangun persatuan dan kesatuan kita, menyatukan antardaerah, antarkabupaten/kota, antarprovinsi, antarpulau, antarwilayah, sehingga kita bersatu. Dari Halmahera Utara bisa terbang ke Jakarta, bisa terbang ke Aceh, bisa terbang ke Kalimantan, juga bisa terbang ke timur, ke Papua. Ini bisa menyatukan.
Oleh sebab itu, saya sangat menyambut baik, alhamdulillah terminal penumpang di Bandara Kuabang ini telah siap dipergunakan untuk mendukung aktivitas masyarakat di Kabupaten Halmahera Utara dan sekitarnya. Kita harapkan nanti akan muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di sekitar bandara ini.
Tadi Menteri Perhubungan menyampaikan bahwa sebelum pandemi, di sini ada dua flight plus satu carter, biasanya itu sudah berjalan. Tetapi karena pandemi berhenti, sekarang yang berjalan hanya kalau ada carter.
Pagi hari ini saya perintahkan pada Pak Menteri Perhubungan dan Dirjen (Perhubungan) untuk di Airport Kuabang ini agar secepatnya diusahakan paling tidak minimal seminggu dua kali flight menuju ke sini. Sehingga sekali lagi nanti pada keadaan normal tidak mbuka-nya terlalu kenceng, sudah ada tahapan dua kali seminggu, kemudian baru naik lagi ke keadaan normal, yaitu tiga kali sehari.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan Terminal Penumpang Bandara Kuabang, di Kecamatan Kao, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.