Penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan atas LHP LKPP Tahun 2020 dan IHPS II Tahun 2020 serta Penyerahan LHP Semester II Tahun 2020, 25 Juni 2021, di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.
Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia;
Yang saya hormati Ketua, Wakil Ketua, Pimpinan dan Anggota BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) Republik Indonesia;
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju;
Yang saya hormati seluruh Pimpinan Lembaga-lembaga Negara, Sekjen, Irjen Kementerian dan Lembaga;
Bapak-Ibu Hadirin dan Undangan yang berbahagia.
Pertama-tama, saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya bahwa pandemi belum berakhir. Kita harus tetap waspada. Situasi yang kita hadapi masih dalam situasi extraordinary, yang harus direspons dengan kebijakan yang cepat dan tepat, yang membutuhkan kesamaan frekuensi oleh kita semuanya, baik di semua tataran lembaga negara dan di seluruh jajaran pemerintah pusat sampai pemerintah daerah.
Dan sejak pandemi COVID-19 muncul di tahun 2020, kita sudah melakukan langkah-langkah extraordinary, termasuk dengan perubahan APBN kita. Refocusing dan realokasi anggaran di seluruh jenjang kepemerintahan dan memberi ruang relaksasi defisit APBN dapat diperlebar di atas tiga persen selama tiga tahun. Pelebaran defisit harus kita lakukan mengingat kebutuhan belanja negara makin meningkat untuk penanganan kesehatan dan perekonomian, pada saat pendapatan negara mengalami penurunan. Kita juga mendorong berbagai lembaga negara melakukan sharing the pain, menghadapi pandemi dengan semangat kebersamaan, menanggung beban bersama, seperti burden sharing yang dilakukan pemerintah bersama Bank Indonesia (BI).
Dengan berbagai respons kebijakan tersebut, alhamdulillah kita mampu menangani peningkatan belanja kesehatan dan sekaligus menjaga ekonomi Indonesia dari berbagai tekanan. Meskipun kita sempat mengalami kontraksi yang dalam di Kuartal II Tahun 2020, yaitu minus 5,32 persen tapi kuartal berikutnya kita melewati rock bottom, ekonomi Indonesia tumbuh membaik sampai Kuartal I-2021 kita berada di minus 0,74 persen.
Hadirin yang saya hormati,
Di tengah situasi yang belum sepenuhnya pulih, pemerintah tetap berkomitmen untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas LKPP kita. Karena itu, saya memberikan apresiasi dan penghargaan kepada BPK yang di tengah berbagai keterbatasan aktivitas dan mobilitas di masa pandemi telah melaksanakan pemeriksaan atas LKPP Tahun 2020 dengan tepat waktu. Dan alhamdulillah opininya adalah Wajar Tanpa Pengecualian [WTP]. WTP merupakan pencapaian yang baik di tahun yang berat. Ini WTP yang kelima yang diraih pemerintah berturut-turut sejak tahun 2016.
Hadirin yang saya hormati,
Predikat WTP bukanlah tujuan akhir, karena kita ingin mempergunakan uang rakyat dengan sebaik-baiknya, dikelola dengan transparan dan akuntabel. Kualitas belanja semakin baik, makin tepat sasaran, memastikan setiap rupiah yang dibelanjakan betul-betul dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, oleh rakyat. Karena itu, pemerintah akan sangat memperhatikan rekomendasi-rekomendasi BPK dalam mengelola pembiayaan APBN [Anggaran Pendapatan Belanja Negara]. Defisit anggaran dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang aman, dilaksanakan secara responsif, mendukung kebijakan countercyclical, dan akselerasi pemulihan sosial-ekonomi, dikelola secara hati-hati, kredibel, dan terukur.
Terakhir, saya minta kepada para Menteri, para Kepala Lembaga, dan Kepala Daerah, agar semua rekomendasi pemeriksaan BPK segera ditindaklanjuti dan diselesaikan.
Demikian yang bisa saya sampaikan pada pagi hari ini. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi santi om,
Namo Buddhaya.