Pengarahan Presiden RI kepada Kepala Daerah se-Indonesia, 19 Juli 2021, dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 19 Juli 2021
Kategori: Amanat/Arahan
Dibaca: 1.296 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden,
Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara yang saya hormati

Akhir dari pandemi ini belum bisa diprediksi. Setelah varian pertama, kemudian datang varian Delta. Tiga hari yang lalu, WHO menyampaikan diperkirakan akan muncul lagi varian baru, varian baru lagi dan ini akan menyebabkan pandemi bisa lebih panjang dari yang kita perkirakan. Artinya, kita butuh ketahanan napas yang panjang.

Oleh sebab itu, saya meminta kepada Gubernur, Bupati, Wali Kota yang didukung oleh seluruh jajaran Forkopimda, agar semuanya fokus kepada masalah ini baik sisi COVID-19-nya maupun sisi ekonomi. Dan, manajemen serta pengorganisasian adalah kunci, dan saya minta semua mesin organisasi dijalankan dengan sebaik-baiknya.

Kita membutuhkan kepemimpinan lapangan yang kuat untuk menghadapi pandemi sekarang ini. Kepemimpinan yang paham lapangan, yang bisa bergerak cepat dan responsif. Dan kepemimpinan lapangan ini harus kuat di semua level pemerintahan, dari level atas sampai level kecamatan, tingkat kelurahan dan desa.

Saya paham ada aspirasi masyarakat, agar kegiatan sosial dan ekonomi bisa dilonggarkan. Hal semacam ini bisa dilakukan jika kasus penularan rendah, jika kasus kronis yang masuk ke rumah sakit juga rendah. Bayangkan kalau pembatasan ini dilonggarkan, kemudian kasusnya naik lagi, dan kemudian rumah sakit tidak mampu menampung pasien-pasien yang ada, ini juga akan menyebabkan fasilitas kesehatan kita menjadi kolaps. Hati-hati juga dengan ini.

Dan yang paling penting, jika disiplin protokol kesehatan itu bisa dijamin terutama jaga jarak dan memakai masker. Kuncinya sebetulnya hanya ada dua sekarang ini, hanya ada dua. Mempercepat vaksinasi, sekali lagi mempercepat vaksinasi, yang kedua, kedisiplinan protokol kesehatan utamanya masker, pakai masker.

Oleh sebab itu, saya minta kepada Gubernur, Bupati, dan Wali Kota yang didukung oleh jajaran Forkopimda betul-betul semuanya fokus dan bertanggung jawab terhadap semua ini, pemerintah pusat akan memberikan dukungan. Dan kembali lagi, kuncinya adalah kepemimpinan lapangan mulai dari kepala daerah, camat, kepala desa, dan lurah, termasuk di dalamnya adalah tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh sosial, dan organisasi sosial dan keagamaan di tingkat lokal bawah.

Beberapa tindakan di lapangan, saya yakin Bapak-Ibu juga sudah sangat paham. Pertama adalah tindakan lapangan untuk pencegahan. Disiplinkan masyarakat mengikuti protokol kesehatan untuk memakai masker, jaga jarak, dan tidak berkerumun. Ini kunci. Dan masyarakat juga harus tahu cara mendeteksi dini tertular COVID-19, kemudian ke mana memperoleh obat, dan ke mana berkonsultasi, apakah ke dokter atau ke rumah sakit.

Kemudian yang penting, yang juga ingin saya sampaikan, penyiapan rumah isolasi, terutama untuk yang bergejala ringan. Kalau bisa, ini sampai di tingkat kelurahan atau desa, ini akan lebih baik. Kalau tidak, paling tidak ada isolasi terpusat di tingkat kecamatan, terutama ini untuk kawasan-kawasan yang padat,  utamanya di kota-kota. Ini harus ada. Karena cek lapangan yang saya dilakukan untuk kawasan-kawasan padat [rumah berukuran] 3×3 [meter] dihuni oleh empat orang. Saya kira ini, kecepatan penularan akan sangat masif kalau itu tidak disiapkan isolasi terpusat di kelurahan itu, atau paling tidak di kecamatan.

Yang kedua, tindakan protokol pendisiplinan terhadap masyarakat, terutama untuk pasar, pabrik, untuk mal, untuk rumah ibadah, dan lain-lain, benar-benar agar didetailkan aturannya.

Kemudian yang ketiga, rencanakan dan siapkan rumah sakit daerah, termasuk rumah sakit cadangan dan rumah sakit darurat. Ini harus ada antisipasi terlebih dahulu. Paling tidak kita memiliki di dalam perencanaan itu bagaimana kalau rumah sakit itu penuh. Jangan sudah penuh baru menyiapkan, akan terlambat. Saya minta terutama untuk urusan rumah sakit, agar kita semuanya betul-betul cek betul, kontrol lapangan, cek obatnya di rumah sakit, siap atau tidak, untuk berapa hari, untuk berapa minggu atau untuk berapa bulan. Kontrol dan cek oksigennya, siap ndak? Untuk berapa hari atau berapa bulan. Cek juga kapasitas BOR-nya, karena masih banyak sebetulnya kapasitas rumah sakit yang bisa dinaikkan untuk [pasien] COVID-19.

Saya lihat beberapa daerah, rumah sakit masih memasang angka 20 atau 30 persen dari kemampuan bed yang ada. Lha ini bisa dinaikkan. Bisa 40 atau seperti di DKI [Jakarta] sampai ke 50 yang didedikasikan kepada [pasien] COVID-19. Ini kepala daerah harus tahu, jadi kapasitas berapa dan harus diberikan pada [pasien] COVID-19 berapa. Kalau enggak nanti kelihatan rumah sakitnya sudah BOR-nya sudah tinggi banget, padahal yang dipakai baru 20 persen. Banyak yang seperti itu.

Yang keempat, tindakan lapangan berikutnya adalah percepatan bantuan sosial dan percepatan belanja daerah. Saya melihat, ini saya melihat angka-angka, ini yang berkaitan dengan dana UMKM, dana bantuan sosial, Dana Desa. Data yang saya terima untuk anggaran UMKM ada Rp13,3 triliun. Ini kita lihat untuk seluruh daerah, artinya 514 kabupaten/kota dan provinsi, [dari] Rp13,3 triliun yang dipakai baru Rp2,3 triliun. Padahal kita sekarang ini butuh sekali, rakyat butuh sekali, rakyat menunggu. Sehingga saya minta ini agar segera dikeluarkan.

Perlindungan sosial (perlinsos), ada anggaran di catatan saya Rp12,1 triliun, realisasi juga baru Rp2,3 triliun, belum ada 20 persen semuanya, padahal rakyat menunggu ini. Kemudian juga Dana Desa, ini Rp72 triliun total, yang dipakai untuk BLT Desa itu Rp28 triliun. BLT Desa totalnya 28 triliun tetapi yang realisasi, yang dipakai baru Rp5,6 triliun, juga kurang dari 25 persen. Ini yang saya minta semuanya dipercepat. Sekali lagi, dengan kondisi seperti ini, percepatan anggaran sangat dinanti oleh masyarakat.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.

Bapak-Ibu sekalian,
Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kerja keras kita semuanya. Tapi sekali lagi, saya minta kepemimpinan di lapangan yang kuat itu betul-betul kita munculkan, agar rakyat tahu bahwa kita berada di kanan-kiri mereka.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan.
Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Amanat/Arahan Terbaru