Konferensi Forum Rektor Indonesia Tahun 2021, 27 Juli 2021, dari Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 27 Juli 2021
Kategori: Sambutan
Dibaca: 874 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju;
Yang saya hormati Ketua Forum Rektor Indonesia tahun 2020 dan Ketua Forum Rektor Indonesia terpilih tahun 2021;
Para rektor dan pimpinan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, serta para hadirin dan undangan yang berbahagia.

Saat ini kita harus menanggung beban yang berat akibat pandemi COVID-19. Kita harus berjuang mengatasi permasalahan kesehatan dan permasalahan ekonomi. Kita harus berjuang untuk tetap menjalankan proses pendidikan di tengah pembatasan interaksi dan pertemuan fisik.

Namun, pandemi COVID-19 juga merupakan sebuah ujian terhadap ketangguhan kita, merupakan pressure test sejauh mana kita mampu menghadapi tekanan yang sangat berat ini, menguji ketangguhan kita di segala bidang, juga menguji ketangguhan dunia pendidikan kita. Kita memang harus berjuang membebaskan rakyat Indonesia dari ancaman COVID-19, tetapi pasti banyak langkah-langkah inovatif yang muncul karena pandemi ini. Kita harus semakin mengembangkannya, kita teruskan di pascapandemi nanti.

Bapak-Ibu rektor dan pimpinan perguruan tinggi yang saya hormati,
Pandemi COVID-19 merupakan rangkaian serial disrupsi, menambah disrupsi yang sebelumnya dipicu revolusi industri 4.0. Perubahan lanskap sosial budaya, perubahan lanskap ekonomi, perubahan lanskap politik, mengalami perubahan besar akibat revolusi industri 4.0. Teknologi cloud computing, internet of things, artificial intelligence, big-data analytics, advance robotics, virtual reality telah membawa perubahan di segala bidang, di semua bidang. Kita harus akui bahwa teknologi telah menjadi master disrupsi. Perdagangan telah bergeser menjadi e-commerce. Dunia perbankan telah terdisrupsi oleh hadirnya fintech dan berbagai macam e-payment. Dunia kedokteran dan farmasi semakin terdisrupsi oleh healthtech, profesional hukum juga mulai diguncang oleh rechtech, dan dunia pendidikan telah terdisrupsi besar-besaran oleh edutech.

Lembaga pendidikan tinggi mau tidak mau harus memperkuat posisinya sebagai edutech institutions. Teknologi paling dasar adalah pembelajaran memanfaatkan teknologi digital. Digital learning bukan hanya digunakan untuk memfasilitasi pengajaran oleh dosen internal kampus kepada mahasiswa. Yang juga sangat penting adalah memfasilitasi mahasiswa untuk belajar kepada siapa pun juga, di mana pun juga, tentang apa pun juga.

Pembelajaran dari para praktisi, termasuk pelaku industri sangat penting untuk difasilitasi. Kurikulum harus memberikan bobot SKS yang jauh lebih besar bagi mahasiswa untuk belajar dari praktisi dan industri. Eksposur mahasiswa dan dosen kepada industri teknologi masa depan harus ditingkatkan, pengajar dan mentor dari pelaku industri, magang mahasiswa ke dunia industri, dan bahkan industri sebagai tenant di dalam kampus harus ditambah, termasuk organisasi praktisi lainnya juga harus diajak berkolaborasi.

Bapak-Ibu rektor dan pimpinan perguruan tinggi yang saya hormati,
Saya yakin Bapak-Ibu sependapat dengan saya bahwa lembaga pendidikan tinggi harus bekerja untuk kemanusiaan dan kemajuan bangsa. Memecahkan masalah-masalah sosial dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan inovasi secara berkelanjutan.

Perspektif kewirausahaan juga sangat penting agar perguruan tinggi bisa melakukan upaya secara berkelanjutan. Selain memperkokoh karakter kebangsaan berdasarkan Pancasila, para mahasiswa harus dididik dalam ekosistem tersebut, yaitu ekosistem yang mendorong socio-techno innopreneur, memecahkan masalah sosial dengan memanfaatkan teknologi secara inovatif dan berkewirausahaan. Para mahasiswa harus difasilitasi untuk mampu bersaing di pasar kerja yang semakin terbuka dan terglobalisasi. Harus mampu menjadi industriawan yang menciptakan lapangan kerja, mampu meningkatkan status sosialnya, membuat dirinya naik kelas, dan menjadikan UMKM Indonesia juga naik kelas bersama-sama. Itulah semangat socio-techno innopreneur yang tadi saya katakan.

Bapak-Ibu rektor yang saya hormati,
Target tersebut mungkin Bapak-Ibu rasakan sebagai tugas yang berat, menurut saya tugas itu akan jauh lebih ringan jika kita bersedia melakukannya dengan cara-cara baru. Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar adalah salah satu instrumen penting untuk itu. Mahasiswa bisa belajar kepada siapa saja, di mana saja, yang dirasa penting untuk mempersiapkan masa depan mereka dan masa depan bangsa.

Mahasiswa harus di-update dengan perkembangan terkini dan perkembangan ke depan. Banyak pengetahuan dan keterampilan yang menjadi tidak relevan lagi, yang menjadi usang karena disrupsi, tetapi banyak pengetahuan baru yang bermunculan, yang dikembangkan oleh lembaga peneliti dan praktisi, yang barangkali belum sempat dibukukan dan diliteraturkan. Banyak jenis pekerjaan yang hilang karena disrupsi, tetapi juga banyak pekerjaan baru yang bermunculan di masa kini dan masa yang akan datang karena disrupsi.

Yang ingin saya tekankan, jangan sampai pengetahuan dan keterampilan mahasiswa itu justru tidak menyongsong masa depan. Pengetahuan dan keterampilan yang hebat di masa kini bisa jadi sudah tidak dibutuhkan lagi dalam 5 tahun atau 10 tahun ke depan. Mahasiswa harus disiapkan [untuk] menguasai pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk zamannya.

Sekali lagi saya tegaskan, dunia perguruan tinggi sangat membutuhkan kolaborasi dengan para praktisi dan pelaku industri. Demikian juga sebaliknya, para pelaku industri sangat membutuhkan talenta dan inovasi teknologi dari perguruan tinggi. Oleh karena itu, ajak industri ikut mendidik para mahasiswa sesuai dengan kurikulum industri, bukan kurikulum dosen, agar para mahasiswa memperoleh pengalaman yang berbeda dari pengalaman di dunia akademis semata.

Beri kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan talentanya. Mahasiswa di jurusan yang sama tidak berarti harus belajar tentang hal yang sepenuhnya sama. Mahasiswa di jurusan yang sama tidak berarti nantinya harus berprofesi yang sama. Setiap mahasiswa mempunyai talentanya masing-masing, dan talenta ini yang harus digali, difasilitasi, dan dikembangkan. Itulah esensi dari program Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar.

Bapak-Ibu pimpinan perguruan tinggi yang saya hormati,
Apapun jenis profesi masa depan semuanya membutuhkan hybrid knowledge dan hybrid skills. Jangan memagari disiplin ilmu terlalu kaku. Korbannya bukan hanya para alumni yang gagap menyongsong masa depan, tetapi juga perguruan tinggi tidak mampu membangun relevansi dalam dunia yang sedang terdisrupsi.

Perguruan tinggi yang usianya sudah tua, tolong segera lakukan peremajaan diri, peremajaan kurikulum dan sistem pembelajaran, peremajaan manajemen dan perilaku, agar tetap tangguh dan kompetitif di dunia yang baru.

Bagi perguruan tinggi yang masih muda, inilah kesempatan emas bagi saudara-saudara. Perguruan tinggi yang muda tidak terbebani untuk membuang tradisi kerja masa lalu. Perguruan tinggi baru berkesempatan untuk melompat ke cara kerja baru, ke kurikulum baru, ke manajemen model baru. Disrupsi sekarang ini memberikan kesempatan para pendatang baru, kepada yang remaja untuk mendahului yang lama, yang terbebani dengan cara-cara lama.

Hal-hal di atas memang sudah sering saya sampaikan, tetapi terus akan saya ulang agar kita semuanya menyadari bahwa perubahan dunia yang cepat sedang terjadi. Pemerintah bekerja keras untuk mengembangkan ekosistem kebijakan yang kondusif bagi pengembangan cara-cara baru yang lebih produktif dan efisien. Dan saya harap perguruan tinggi harus lebih progresif dalam membangun cara kerja baru untuk menyiapkan masa depan para mahasiswa kita, dan untuk menyiapkan Indonesia mendahului negara-negara lain.

Saya rasa itu yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Konferensi Forum Rektor Indonesia Tahun 2021 secara resmi saya buka hari ini.

Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Om santi santi santi om.

Sambutan Terbaru