Pertemuan dengan Pimpinan Partai Politik Koalisi, 25 Agustus 2021, di Istana Negara, Provinsi DKI Jakarta

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 28 Agustus 2021
Kategori: Sambutan
Dibaca: 738 Kali

Bismillahirrahmnirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Sore hari ini, saya ingin berbicara dan menyampaikan hal-hal yang berkaitan yang pertama mengenai COVID-19. Kemudian nanti juga yang berkaitan dengan ekonomi, meskipun ini semuanya berada pada posisi yang ketidakpastian.

Yang pertama, yang berkaitan dengan COVID-19. Perkembangan kasus harian COVID-19 ini memang betul-betul sulit diduga. Tapi alhamdulillah pada hari ini, 24 Agustus kemarin, kita berada di angka,  sudah berada di angka 19.000 dari 56.000 (kasus harian). Inilah saya kira apa, proses belajar juga yang kita lakukan. Saya telepon beberapa negara yang kita nilai berhasil melakukan pengendalian, dan kita coba untuk kita modifikasi di sini dalam rangka pengendalian di negara kita, Indonesia.

Kemudian, mengenai perkembangan BOR (Bed Occupancy Rate), keterisian tempat tidur di rumah sakit. Di Mei (2021) kita pernah mencapai 29 persen, Mei, pertengahan Mei. Kemudian melompat di Juli (2021) sampai hampir 80 persen. Hari ini kita bisa turunkan lagi menjadi 30 persen, ini alhamdulillah. Ini juga patut kita syukuri. Semua bekerja, TNI-Polri, Kementerian, BUMN, pemerintah daerah, semuanya ramai-ramai. Sekarang ini kita angka kesembuhan sudah di atas rata-rata dunia, yaitu 89,5 persen, Indonesia di 89,97 persen.

Yang masih belum bisa kita selesaikan, ini yang saya selalu saya sampaikan ke Menteri Kesehatan, selalu saya sampaikan ke pemerintah daerah, urusan angka kasus kematian ini harus betul-betul ditekan terus.

Kemudian juga peringkat vaksinasi. Kita ini dari 200, kurang lebih 220 negara, peringkat kita ini enggak jelek-jelek amat sih. Kalau dihitung dari jumlah orang yang divaksin, jumlah orang yang divaksin sampai hari ini kita sudah nomor empat. India nomor satu, nomor dua Amerika, nomor tiga Brazil, kita nomor empat, Indonesia. Kemudian kalau berdasarkan total suntikan, kita nomor tujuh sudah. Sampai hari ini sudah disuntikkan 91,9 juta dosis yang kita suntikkan. Kita kalah dengan Jerman, dengan Jepang, dengan Brazil, dengan Amerika, dengan India, dengan RRT.

Kemudian berkaitan dengan ekonomi, ini memang memainkan gas dan rem. Karena memang kalau kasusnya turun, ekonomi itu pasti naik. Kalau kasusnya naik, ekonominya itu pasti turun. Sudah, rumusnya itu. Mencari ekuilibrium, mencari keseimbangan di situlah sebetulnya yang paling sulit, disesuaikan dengan keadaan lapangan yang juga medan di Indonesia tidak mudah karena berpulau-pulau dan untuk distribusi vaksin saja, untuk distribusi obat-obatan saja memerlukan waktu yang tidak sedikit.

Jadi alhamdulillah di kuartal I 2021 dari minus 0,7, di kuartal II kita bisa sudah meloncat ke 7,07… 7,1 persen.  Kemudian, inflasi juga relatif terkendali. Kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain, inflasi kita masih relatif terjaga di 1,5 (persen). Kemudian kalau kita lihat indikator-indikator di lapangan maupun angka-angka, ekspor kita juga di kuartal kedua naik 31,8 persen, ekspor kita. Baik ekspor di bidang pertanian, yang kita juga kaget ada sebuah kenaikan yang lumayan signifikan, dan ekspor barang-barang yang lain. Saya kira ini membuat kita optimis.

Konsumsi masyarakat, misalnya, di kuartal II kemarin juga berada di 5,9. Investasi di 7,5 persen, tumbuh sangat baik. Dan kalau kita lihat terakhir, saya baru melihat minggu terakhir, Indeks Kepercayaan Pemerintah itu juga naik dari 97,6 kemudian menjadi 115,6. Ini juga kepercayaan konsumen, kepercayaan publik, kepercayaan masyarakat kelihatan dari indeks-indeks seperti ini yang angkanya selalu kita peroleh apabila surveinya selesai. Artinya, ada optimisme, arahnya positif, tetapi juga kita tetap harus berada pada posisi kehati-hatian, kewaspadaan karena memang sekali lagi, sulit dihitung dan sulit dikalkulasi.

Yang saya hormati Bapak-Ibu sekalian,
Yang ketiga, mengenai yang berkaitan dengan strategi ekonomi negara kita ini seperti apa sebetulnya. Kita sejak awal memang ingin membawa dari ketergantungan growth/ pertumbuhan ekonomi kita yang selalu tergantung pada konsumsi, utamanya konsumsi masyarakat, memang akan kita transformasikan kepada sektor produksi. Bukan konsumsi, tapi nanti yang mendukung adalah produksi.

Oleh sebab itu, semua komoditas yang kita miliki sekarang ini kita dorong untuk hilirisasi, untuk industrialisasi, yaitu yang berkaitan dengan misalnya nikel. Yang ke depan saya kira dalam waktu tiga tahun ini atau maksimal empat tahun ini semuanya akan berubah menjadi barang jadi, dan juga yang paling penting adalah di litium baterai, baterai listrik, baterai mobil listrik. Ini yang nanti akan akan akan menyebabkan nilai tambah di industri ini menjadi meningkat sangat besar. Dan juga buksit juga sama, akan kita hilirisasi dan sudah mulai ekspor, pabriknya sudah jadi dan sudah mulai ekspor.

Juga, saya kira nanti komoditas yang lain juga sama. Kelapa sawit yang turunannya sampai banyak sekali semuanya memang harus dihilirisasi sehingga nilai tambah itu ada di dalam negeri, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan pertanian, seperti porang. Porang ternyata bisa dibuat apa saja dan menanamnya mudah sekali. Di tanah yang kayak apapun dia bisa hidup. Bisa untuk beras, bisa untuk agar-agar, bisa untuk kosmetik, bisa untuk mi, semuanya. Tapi yang paling penting ini adalah makanan pokok masa depan, dan sudah dimulai di Jepang dan Korea. Rendah kalori, rendah karbo, dan gluten free, tidak ada gula. Ini makanan sehat ke depan ya ini.

Kemudian yang keempat, mengenai sistem pemerintahan kita. Hal-hal yang sangat darurat direspons dengan lamban. Bagaimana yang bekerja di lapangan?  Sangat-sangat kesulitan. Bagaimana merespons kecepatan disrupsi yang ada sekarang ini? Akan sangat sulit.

Oleh sebab itu, ke depan di era disrupsi ini, kecepatan kuncinya, enggak ada yang lain. Negara sebesar apapun, sekaya apapun kalah dengan yang namanya negara yang memiliki kecepatan, terutama dalam kecepatan memutuskan.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Sekali lagi, terima kasih atas kehadiran ibu dan bapak semuanya pada acara sore hari ini. Kalau ada hal-hal yang ingin disampaikan, kami persilakan.

Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Sambutan Terbaru