PPKM Jawa-Bali Dilanjutkan, Luhut: DIY dan Bali Level 4, Semarang Level 2
Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, 3, dan 2 yang dilakukan sejak tanggal 23 hingga 30 Agustus 2021 telah memicu penurunan angka penularan COVID-19, sehingga perkembangan penanganan kasus COVID-19 secara nasional juga terus menunjukkan perbaikan.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan pers bersama mengenai perkembangan PPKM terkini, Senin (30/08/2021) malam, secara virtual.
“Ini dapat terlihat dari tren kasus konfirmasi secara nasional yang turun hingga 90,4 persen pada hari ini dan secara spesifik di Jawa-Bali turun hingga 94 persen dari titik puncaknya 15 Juli yang lalu,” terang Luhut.
Lebih lanjut Menko Marves menjelaskan, jumlah kabupaten (kab)/kota yang masuk kategori Level 2 bertambah dari 10 kab/kota menjadi 27 wilayah, kab/kota yang masuk kategori Level 3 bertambah dari 67 daerah menjadi 76 daerah. Sementara, kab/kota kategori Level 4 berkurang dari 51 wilayah menjadi 25 kab/kota.
“Untuk wilayah Jawa-Bali terdapat penambahan wilayah aglomerasi yang masuk ke Level 3, yakni Malang Raya dan Solo Raya. Sehingga dalam penerapan PPKM Jawa-Bali wilayah yang masuk ke dalam Level 3 pada penerapan minggu ini adalah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, Malang Raya, dan Solo Raya. Sementara Semarang Raya turun dari Level 3 ke evel 2, jadi membaik,” terang Luhut.
Menko Marves mengungkapkan, saat ini masih terdapat dua wilayah aglomerasi yang termasuk dalam kategori Level 4, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali. Namun, kedua wilayah tersebut diperkirakan secepatnya dapat masuk ke dalam kategori Level 3 dalam beberapa hari mendatang.
“Khusus untuk wilayah Bali, dalam arahan Presiden, beliau meminta secara khusus untuk segera dilakukan pengecekan dan intervensi di lapangan. Untuk itu, kami akan kembali turun ke lapangan untuk kembali melihat kendala yang dihadapi supaya tren perbaikannya dapat dipercepat,” ujarnya.
Luhut menambahkan, ia juga telah menerima laporan bahwa tren perkembangan kasus COVID-19 di Bali telah mengalami perbaikan.
Lebih lanjut Luhut mengatakan, seiring dengan tren kasus yang menurun dan makin banyaknya kabupaten/kota dengan situasi penanganan COVID-19 yang membaik, pihaknya melihat pemulihan ekonomi juga dapat berjalan lebih cepat dari yang diperkirakan.
Hal tersebut terlihat dari survei yang dikeluarkan oleh Mandiri Institute, yang menunjukkan peningkatan indeks belanja dan kunjungan ke tempat belanja di Jawa-Bali. Selain itu, juga terlihat dari mobilitas masyarakat pada sektor retail dan wisata yang meningkat pesat.
“Berbagai perkembangan baik yang telah kita capai harus kita syukuri bersama. Namun, kita juga semua harus super waspada karena banyak negara lain di dunia ini yang masih menghadapi peningkatan kasus yang tinggi. Jika kita tidak hati-hati, kita juga bisa menghadapi peningkatan kasus lagi,” tandasnya. (TGH/AIT/UN)