Dalam Waktu 5 Tahun, Pemerintah Bangun Pembangkit Listrik 42.000 MW

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 17 Maret 2015
Kategori: Berita
Dibaca: 25.515 Kali
Dirut PT.PLN Sofyan Basyir

Dirut PT.PLN Sofyan Basyir

Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meneguhkan tekad akan membangun kurang lebih 42.000 Mega Watt (MW) atau setara degan 42 Gigawatt infrastruktur pembangkit listrik di seluruh tanah air dalam kurun waktu 5 tahun mendatang (2015-2019). Tekad ini diteguhkan dalam rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Jokowi, di kantor Presiden, Jakarta, Selasa (17/3) sore.

Direktur Utama (Dirut) PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basyir menjelaskan, dari angka 42.000 MW itu yang dilaksanakan oleh PLN sendiri lebih kurang sebesar 14.000MW, dan oleh pihak swasta IPP sebesar 28.000MW.

“Transmisi akan dibangun 42.000KM dengan gardu induk lebih kurang sekitar hampir seribu di lokasi,” kata Sofyan kepada wartawan di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (17/3) sore.

Mengenai jumlah investasi, mantan Dirut Bank BRI itu menyebutkan, kebutuhan  investasi untuk 5 tahun ke depan yaitu sebesar Rp608 triliun untuk PLN, dan oleh swasta lebih kurang sebesar Rp580 triliun. Total investasi untuk ke depan infrastruktur PLN ini lebih kurang sekitar Rp1.100 triliun lebih.

“Untuk tahun berjalan ini mudah-mudahan kami akan bisa melaksanakan kontrak lebih kurang sebesar 10.000 megawatt sampai Desember ini, berarti tentunya investasi yang ditanamkan sangat besar sekali,” kata Sofyan.

Mengenai pesan Presiden Jokowi, menurut Sofyan Basyir, Presiden mengingatkan agar masalah local content diperhatikan.

“Mudah-mudahan local content ini kami sudah persiapkan dan sudah masuk di dalam kontrak-kontrak perjanjian kerjasama dengan IPP,” jelas Sofyan.

Adapun mengenai penyebarannya, menurut Dirut PT. PLN itu, total jumlah pengembangan pembangunan pembangkit 35.000MW ini, yaitu dari mulai Sumatera lebih kurang hampir 9.000MW, di Jawa 20.000 MW, Kalimantan hampir 2.000 MW, Sulawesi 2.700 MW, Nusa Tenggara 700 MW, Maluku 300 MW, Papua 350 MW.

“Jadi,  yaitu total seluruhnya adalah 35.529MW untuk seluruh Indonesia,” ujar Sofyan.

Diperkirakan penyelesaian pembangkit ini untuk tahun 2016 –yang baru dibangun ini lebih kurang yaitu 2 tahun proses pembangun, antara 2 dan 3 tahun — yaitu sekitar 2,2 Gigawatt, di 2017 sebanyak 5,7 Gigawatt, tahun 2018 ada 8,6 Gigawatt, dan 2019 19 Gigawatt yaitu lebih kurang total 35 Gigawatt.

“Itu yang pembangunan baru selain FTP I yang akan dilaksanakan untuk penyelesaiannya di akhir tahun ini lebih kurang sekitar 7.000 Megawatt. Jadi total keseluruhan adalah 42.000 MW,” jelas Sofyan.

Menurut Sofyan, yang sudah tahap konstruksi di PLN ada 4.000, di IPP ada 3 .000 W, yang sudah committed 2.900 MW PLN dan 4.000 IPP.

Dalam proses pengadaan di PLN, lanjut Sofyan, ada sudah 2.200 MW, di IPP sudah ada 11.000 MW, dan dalam perencanaan, di PLN  5.000 MW dan di IPP  9.600 MW. “Jadi total keseluruhan perencanaan lima tahun ke depan adalah 42.000 MW,” tegas Sofyan.

Rapat terbatas itu antara lain dihadiri oleh Menko Perekonomian Sofyan Jalil, Menteri BUMN Rini Soemarno, Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Widjajanto, dan Kepala BKPM Franky Sibarani.

(Humas Setkab/ES)

 

Berita Terbaru