Pengarahan kepada Para Kepala Daerah se-Indonesia (melalui konferensi video), dari Istana Merdeka, Provinsi DKI Jakarta, 25 Oktober 2021 

Oleh Humas     Dipublikasikan pada 26 Oktober 2021
Kategori: Amanat/Arahan
Dibaca: 887 Kali

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om Swastiastu,

Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Yang saya hormati Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, Jaksa Agung, Kepala BIN;
Dan seluruh kepala daerah yang hadir, Bapak-Ibu Gubernur, Bupati, Wali kota beserta seluruh jajaran Forkopimda Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang saya hormati.

Kita tahu BOR (bed occupancy rate), positivity rate kita, kemudian RT kita sudah di bawah standar WHO, artinya pada posisi yang baik, pada posisi yang rendah. Tetapi, perlu saya ingatkan bahwa pandemi ini belum berakhir.

Kita memang kasus harian dalam empat hari ini, misalnya 22 Oktober hanya 760 [kasus], 23 Oktober [ada] 802 [kasus], 24 Oktober [ada] 623 [kasus], dan 25 Oktober [ada] 460 [kasus]. Memang kalau dibandingkan saat puncak, saat itu sampai 56 ribu, memang ini adalah angka yang sangat kecil sekali.

Perkembangan kasus harian betul-betul turun sangat drastis. Tetapi hati-hati, tren dunia dalam minggu ini, semua negara naik, naik 2 persen, padahal tiga minggu [sampai] empat minggu yang lalu trennya turun. Di Eropa misalnya, dalam minggu ini naik sampai 23 persen, di Amerika Selatan naik 13 persen. Inilah yang harus mengingatkan kita, bahwa kita harus tetap pada posisi hati-hati, pada posisi waspada karena dunia masih dihadapkan pada ketidakpastian.

Sekali lagi, terjadi tren kenaikan kasus dunia. Dan tren kenaikan kasus ini masalahnya adalah pada tiga hal, ini kita belajar dari negara lain. Yang pertama, karena relaksasi yang terlalu cepat, tidak melalui tahapan-tahapan. Kita, alhamdulillah, semuanya memakai tahapan-tahapan. Yang kedua, masalah protokol kesehatan yang tidak disiplin lagi. Di beberapa negara sudah lepas masker, lepas masker di pertemuan terbuka maupun di tempat tertutup. Kemudian yang ketiga, hati-hati juga mengenai sekolah, yaitu pembelajaran tatap muka. Tiga hal ini agar kita semuanya hati-hati.

Protokol kesehatan di sekolah yang harus terus dipantau adalah di kantin, yang pertama di kantin. Kemudian, yang kedua di tempat parkir. Sehingga saya harapkan Bapak-Ibu Gubernur, Bupati, Wali Kota dan seluruh jajaran Forkopimda, hal ini perlu diingatkan pada sekolah. Dan kita juga perlu pengawasan, pengawasan lapangan. Manajemen pengawasan lapangan ini sangat-sangat diperlukan, sehingga kejadian-kejadian yang ada di negara lain tidak terjadi di sini.

Saya ingin mengingatkan, ini hati-hati, provinsi yang terjadi kenaikan kasus meskipun hanya kecil tapi hati-hati. Kenaikan sekecil apa pun harus hati-hati. Tiga minggu yang lalu Maluku Utara, tetapi sudah melandai. Saya kira ini tolong diwaspadai. Kemudian yang dua minggu yang lalu Papua Barat, Sulawesi Barat, dan juga Sulawesi Utara, tetapi juga sudah mulai melandai. Tapi juga ini tolong hati-hati. Dan yang terakhir, ini di minggu-minggu kemarin, itu Gorontalo, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara yang sedikit mulai merangkak naik. Tapi apa pun, meskipun kecil merangkak naik tetap harus diwaspadai. Artinya apa? Kenaikan itu ada, meskipun kecil.

Oleh sebab itu, saya minta Gubernur, Pangdam, Kapolda mengingatkan kepada Bupati [dan] Wali Kota, kepada Kapolres dan juga Dandim, Danrem agar tetap meningkatkan kewaspadaan, memperkuat tracing dan testing, dan juga tes betul-betul kontak eratnya dengan siapa.

Kemudian juga ada 105 kabupaten/kota di 30 provinsi yang kasusnya, kasus positifnya naik. Meskipun, sekali lagi, meskipun sedikit, tetapi tetap ini harus diwaspadai. Ada 105 kabupaten dan kota.

Saya ingin mengingatkan agar kita semuanya memaksimalkan penggunaan platform PeduliLindungi, utamanya di mal, di tempat-tempat wisata, kemudian di pasar-pasar.

Saya berikan contoh, misalnya di dua tempat ini. Ini satu rombongan keluarga yang QR Code-nya hanya satu, artinya yang lain enggak, enggak terpantau. Kemudian ada yang tidak ada QR Code PeduliLindungi, tetapi tetap dibuka.  Controlling seperti ini harus diingatkan kepada warga kita, tempat-tempat wisata, mal, dan yang lain-lainnya harus terus diwaspadai dan dikontrol.

Saya juga ingin mengingatkan vaksinasi. Yang paling penting kedua, vaksinasi. Total dosis yang telah kita suntikkan sampai hari ini adalah 182 juta dosis. Dosis yang pertama ini sudah 54 persen, dosis yang kedua 32 persen.

Saya ingin mengingatkan agar yang namanya vaksinasi terus dikejar, baik vaksinasi dosis yang pertama maupun dosis yang kedua. Karena sudah 237 juta dosis vaksin ini yang telah terkirim ke daerah-daerah, sudah banyak sekali.

Dan perlu saya ingatkan untuk daerah-daerah yang vaksinasinya masih rendah, masih di bawah 50 [persen] agar dikejar untuk bisa mencapai di atas 50 [persen] di bulan November dan bisa mencapai di atas 70 [persen] di akhir Desember, akhir tahun. Karena ini penting sekali dalam kita menjaga/melindungi rakyat kita dari terpaparnya COVID-19 dan juga yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi.

Saya juga ingin mengingatkan kepada seluruh daerah mengenai Natal dan Tahun Baru. Dari pengalaman kita tahun yang lalu, Natal dan Tahun Baru ini memberikan efek peningkatan penyebaran COVID-19 yang tidak kecil. Oleh sebab itu, saya minta betul-betul agar dikelola, diatur, sehingga Natal dan Tahun Baru ini berjalan dengan tidak ada kerumunan.

Kita harapkan, ini dari hasil survei, ini ada 19,9 juta orang yang ingin mudik, berniat mudik. Ini jumlah yang tidak sedikit. Inilah yang harus kita antisipasi. Semua provinsi, semua kabupaten dan kota harus mengingatkan warganya agar Natal dan Tahun Baru ini lebih baik tidak bepergian ke mana-mana. Kita masih menghadapi kemungkinan gelombang ketiga yang tidak kita harapkan.

Peran para Gubernur, Bupati, Wali Kota, peran Pangdam, Danrem, Dandim, peran Kapolda dan Kapolres dalam menyosialisasikan ini sangat-sangat penting sekali. Sehingga kita harapkan Natal dan Tahun Baru bisa kita kelola dengan baik. Karena hampir semua epidemiolog takut bahwa yang memicu gelombang ketiga nanti ada di Natal dan Tahun Baru.

Dan saya harapkan semuanya dirancang, direncanakan secara detail sesuai dengan kondisi masyarakat setempat, menghargai norma-norma yang ada, tetapi sekali lagi tetap sesuai dengan protokol kesehatan, dengan gas dan rem yang dinamis, selalu waspada, siap siaga, cepat bertindak. Itu yang terus harus kita jaga.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan saya berharap agar pembelajaran tatap muka terus didorong, tetapi juga percepatan vaksinasi terhadap anak-anak kita, murid-murid kita juga dipercepat. Pendidikan yang tetap berkualitas harus kita hadirkan di tengah-tengah anak didik kita.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Amanat/Arahan Terbaru