Bertemu PM Li Keqiang, Presiden Jokowi Undang Investor RRT Masuk Infrastruktur Pelabuhan
Pada hari ketiga kunjungannya ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jumat (27/3), serangkaian agenda telah dijalani oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana beserta para rombongan.
Kegiatan pertama yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dan Ibu Negara adalah mengunjungi Monumen Pahlawan Rakyat, di Tiananmen Square, Beijing. Di sini, Presiden meletakkan karangan bunga sebagai tanda penghormatan kepada para pejuang yang berjasa mendirikan negara RRT.
Selanjutnya, Presiden Jokowi dan rombongan menemui Parlemen Tiongkok, yang diterima langsung oleh Ketua National Peoples Congress (NPC) Republik Rakyat Tiongkok, Zhang Dejiang, di ruang Reception Room Great Hall of The People atau Balai Agung Rakyat, Beijing.
Dalam sambutannya, Ketua Parlemen RRT Zhang Dejiang menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Jokowi, yang sejak menjabat memandang penting hubungan dengan RRT.
“Pemerintah Indonesia memandang penting hubungan dengan Tiongkok, hubungan ini berpengaruh pada hubungan kemitraan strategis dan komprehensif, ujar Zhang seraya menyebutkan,
Tiongkok sendiri sangat memandang penting kunjungan Presiden Jokowi kali ini.
Sementara Presiden Jokowi menyatakan terima kasih atas sambutan yang sangat hangat dan penerimaan yang sangat baik. Ia menambahkan bahwa kunjungan ke Tiongkok kali ini merupakan kunjungan kedua yang menunjukkan hubungan baik dan kedekatan dengan Tiongkok.
“Saya ingin mengucapkan selamat dan sukses pada kongres rakyat nasional. Ini tidak lepas dari kepemimpinan Yang Mulia Xi Jinping, pertemuan dengan Presiden Xi sangat produktif dan konstruktif semoga bisa ditindaklanjuti,” kata Presiden Jokowi.
Bertemu PM Li Keqiang
Seusai bertemu pimpinan parlemen, Presiden Jokowi langsung menuju kantor Perdana Menteri RRT Li Keqiang, yang juga berlokasi di Balai Agung Rakyat, Beijing.
Pada pertemuan itu, Presiden Jokowi mengundang investor-investor RRT untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur pelabuhan di Indonesia.
“Saya mengajak dan menjajaki kemungkinan gagasan dan inisiatif, respons dari Tiongkok saya ingin sekali investor dari Tiongkok bisa berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur pelabuhan, galangan kapal, dan industri perikanan,” kata Presiden Jokowi.
Kepada Perdana Menteri Li Keqiang, Presiden mengatakan pertemuan dengan Presiden Xi Jinping pada hari sebelumnya sangat produktif dengan adanya penandatanganan delapan nota kesepahaman kemitraan strategis dan komprehensif antara kedua negara.
Presiden Joko Widodo mengatakan kedua negara sudah membicarakan kerja sama di bidang maritim. “Indonesia dan Tiongkok punya misi yang sama, Tiongkok punya jalur sutera maritim dan Indonesia punya gagasan poros maritim dunia,” katanya.
Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan Indonesia dan Tiongkok memiliki banyak kesamaan tradisi dan sama-sama ingin mendorong menciptakan perdamaian dunia. “Yang Mulia Presiden Joko Widodo adalah teman lama bagi saya, saya ingin bertukar pikiran,” katanya.
Menurut PM RRT itu, kerja sama ekonomi bisa dilakukan di banyak bidang yang saling melengkapi termasuk di bidang infrastruktur, pertambangan, perikanan, dan lain-lain.
“Ini mencerminkan Indonesia punya keinginan kuat untuk mendukung pengembangan perikanan dan perindustrian, karena syarat untuk menjadi negara modern prasyaratnya memajukan perindustrian,” kata Li.
PM RRT itu mengatakan, Tiongkok memiliki teknologi dan produktivitas tinggi di bidang infrastruktur dan perindustrian yang bisa membawa manfaat bagi kerja sama antara dua negara.
“Kalau menggabungkan potensi yang dimiliki dalam bidang industri saya yakin akan membawa kemanfaatan bagi dua pihak. Kelebihan kami selain produksi besar, harga juga menarik. Kerja sama menggabungkan kelebihan dan potensi akan membawa dampak yang baik,” kata Li.
Setelah bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang selama sekitar 20 menit, Presiden Joko Widodo menghadiri dan memberikan sambutan dalam Forum Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Tiongkok yang dihadiri para pelaku bisnis dari dua negara.
Forum yang juga digelar Great Hall of The People itu bertujuan untuk memperdalam kerja sama saling menguntungkan antara kedua negara dan tukar pikiran mengenai pengembangan bisnis.
Mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu antara Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, dan Menteri Perdagangan Rahmat Gobel. (Humas Setkab/SI/ES)