Seskab: Presiden Minta Rencana Kerja Pemerintah 2016 Sesuai Nawacita Yang Dikampanyekan
Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Widjajanto mengemukakan, dalam pembahasan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2016, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan betul-betul menunjukkan programnya, lalu betul-betul menunjukkan perubahan sesuai dengan nawacita yang dikampanyekan Presiden.
Kalau penyusunan terutama APBN-P 2015, itu kan masih transisi. Program pemerintahnya apa, dengan apa yang diinginkan Presiden. Tahun 2016, ini adalah arahan Presiden untuk memberikan kesempatan Pemerintahan Jokowi-JK untuk betul-betul menunjukkan yang pro rakyat, kata Andi kepada wartawan seusai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/4) malam.
Menurut Andi, Presiden menginginkan misalnya perubahannya karena mengikuti inflasi, jika inflasinya 5% maka Kementerian rata semuanya 5%. Ia menjelaskan, Presiden menginginkan ada perubahan yang signifikan, satu-satu dibahas. Negara hadir, tekankan itu.
Membangun dari pinggiran, tekankan. Isu-isu strategis, itu satu-satu ditekankan oleh Presiden. Nawacitanya betul-betul kelihatan, dan ini adalah kesempatan pemerintahan Jokowi-JK untuk membuat karakter perubahan di APBN 2016, terang Andi.
Mengenai apakah maritime masih menjadi prioritas, Seskab menjelaskan, bahwa maritim, infrastruktur, energi, pangan, pariwisata, tetap menjadi prioritas Presiden disesuaikan dengan Nawacita sesuai dengan yang dijanjikan Presiden.
Adapun terkait besaran APBN, menurut Seskab, pagu indikarifnya sudah diberikan oleh Kementerian Keuangan, misalnya pendapatan yang Rp 1900 (triliun)-an, pengeluaran pemerintah yang Rp 2000 triliun, dana transfer daerah akan signifikan naik, pendidikan tetap 20 koma sekian persen.
Mungkin untuk pertama kalinya, anggaran kesehatan itu sesuai dengan Undang-Undangnya 5% dari anggaran negara, itu tadi diungkapkan oleh Menteri Keuangan tapi inj masih pagu indikatif, kan ada finalisasi sampai Mei 2015, papar Andi.
Seskab menampik jika besaran APBN 2016 itu sama dengan APBN 2015. Ia menyebutkan, tahun 2015 tidak sampai Rp 2000 triliun, tapi Rp 1800 sekian. Saya ngga ingat penambahannya berapa. Sekali lagi, ini masih indikatif, masih diproses kira-kira dua bulan, ujarnya.
Tidak Ada Evaluasi
Dalam kesempatan itu Seskab Andi Wdiajajanto menegaskan, bahwa Sidang Kabinet Paripurna (SKP) yang berakhir hingga sekitar pukul 21.30 WIB itu membicarakan focus RKP 2016 saja. Tidak membicarakan kinerja para menteri. Presiden mendengarkan pemaparan Bappenas, Menteri Keuangan lalu Presiden dan Wakil Presiden membahas, ungkapnya.
Adapuk terkait kritik soal komunikasi dari Partai Politik (Parpol), Seskab Andi Widjajanto menjelaskan, narasi komunikasi antara Presiden, istana, dan menteri-menteri diperbaiki. Jadi ada komunikasi yang sifatnya lintas kementerian, sifatnya sistematis, integratif dalam perencanaan menciptakan suatu narasi yang tepat sasaran ke publik, itu dibicarakan Presiden. Tapi itu merupakan arahan umum yang sering disampaikan, tegasnya.
Menurut Andi, Presiden mengandalkan beberapa forum. Forum yang paling sering digunakan adalah Sidang Kabinet dan Rapat Terbatas.
Catatan saya sebagai Seskab, tadi Sidang Paripurna itu adalah merupakan sidang/ratas yang ke-73 kali dalam 5 bulan sejak tanggal 27 Oktober. Itu forum utama bagi Presiden untuk melakukan pembuatan-pembuatan kebijakan. Tentunya Presiden juga memiliki forum-forum lain dengan menteri atau kepala lembaga, papar Andi. (Humas Setkab/ES)