Pidato Presiden Joko Widodo Pada Silaturahmi Dengan Masyarakat Dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Di Surabaya, Jatim, 17 April 2015
Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillah wasolatuwasalam …
Yth. bapak Dr. Kyai Haji Asep Syaifudin Chalim M.A beserta seluruh pimpinan NU dan para kyai yang hadir ,
Yth . Para Menteri, Gubernur, Walikota, bapak ibu hadirin yang berbahagia.
Berbahagia sekali pada sore hari ini kami dan rombongan diterima di pondok kyai. Sekali lagi kami menghaturkan terima kasih atasnpenerimaan yang sangat baik ini.
Yang kedua saya ingin menyampaikan beberapa hal yang berkaitan mungkin dengan kepemrintahan dan negara. Saya melihat ada keinginan masyarakat yang inginnya semua serba cepat, serba instan. Ini yang kami rasakan, padahal segala sesuatu pasti membutuhkan tahapan, segala sesuatu pasti membutuhkan proses dan waktu, Dan merubah sesuatu yang sudah lama menadi suatu kebiasaan itu juga memerlukan sebuah proses pengedukasi tidak dalam waktu yang singkat.
Kami berikan contoh saja masalah pengalihan subsidi BBM. Ya mungkin sudah berpuluh tahun kita nikmati bersama subsidi itu. Setahun kurang lebih kita harus keluar Rp 300 T , setiap tahun Rp 300 T hanya kita nikmati dibakar dan hilang. Dan data kami 82% yang menikmati adalah yang punya mobil.
Mestinya subsidi itu diberikan kepada yang tidak mampu, kepada yang belum sejahtera. Mestinya seperti itu, tetapi ini terbalik. Oleh sebab itu saat kami putuskan pengalihan subsidi itu ya memang banyak tentangan dan banyak protes tetapi itu sebuah putusan yang memang baik. Tetapi kami meyakini insya Allah dengan pengalihan subsidi itu, dalam jangka yang sedikit agak menengah paling tidak insya Allah dalam 2-3 tahun akan kelihatan karena bapak ibu bisa bayangkan bapak kyai bisa bayangkan Rp 300 T itu katakanlah
Misalnya 10 tahun itu sudah menjadi Rp 3000 T, Padahal untuk membangun kereta api, jalur kereta dari seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua sudah kami hitung itu hanya menutuhkan uang Rp 360 T. Berpuluh tahun tidak bisa kita bangun karena kita memberikan subsidi yang Rp 3000 T tadi itu. Kalau hanya dihitung 10 tahun, kalau 20 tahun sudah menjadi Rp 6000 T. Betapa sudah kita hambur-hamburkan itu, dan kita tidak sadar inilah yang ingin kita hentikan untuk dilarikan ke sektor produksi.
Jalan tol Rp 3000 T itu kalau dibangun jalan tol di Sumatera, Jawa, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara semuanya juga sudah bisa diselesaikan, karena jalan tol itu 1 km hanya kurang lebih Rp 80 M. Kalau 3000 T itu artinya sudah bisa 3000 T dibagi 80 M sudah bisa menjadi berapa puluh ribu kilo.
Kalau dibuat pelabuhan rampung semua juga pelabuhan di seluruh tanah air ini. Inilah yang tidak kita sadari sejak dari dulu sehingga kita selalu memberikan subsidi, belum kalau itu kita berikan subsidi itu diberikan subsidi benih atau pupuk pada petani, atau traktor kepada petani atau kapal kepada nelayan.
Inilah tantangan pemerintah dalam merubah pola pikir seperti itu baik dalam pemerintah sendiri maupun apa yang sudah dinikmati masyarakat selama ini, menikmati subsidi BBM yang tanpa kita sadari kita sudah kehilangan banyak sekali anggaran, dan setiap tahun hilang, setiap tahun hilang setiap tahun hilang tanpa ada bekasnya karena memang kita bakar.
Kemudian yang kedua juga banyak pertanyaan kepada saya. Saya ini sering kekampung sering ke desa, Pak mana katanya mau memberikan Kartu Indonesia Sehat, Pak Presiden mana Kartu Indonesia Pintar. Bapak kyai beserta para ulama perlu saya sampaikan bahwa setelah dilantik jadi presiden pada bulan Oktober, APBN itu sudah di gedog oleh dewan sehingga kami baru bisa merubah pasa pertengahan Januari, dan digedog pada pertengahan januari setelah digedog tidak bisa langsung uang itu langsung digunakan perlu proses administrasi kurang lebih 2-3 bulan.
Artinya, sebetulnya pertengahan bulan ini sampai nanti akhir bulan ini baru bisa menggunakan uang itu. Jadi memang belum ada yang kita keluarkan. Artinya program itu baru mulai berjalan kira-kira mulai berjalan pada pertengahan April ini sampai berikut, bulan berikutnya.
Jadi Kartu Indonesia Sehat sebanyak 84 juta, insya Allah akan mulai kita bagi mulai minggu depan. Ini terus dari Sabang sampai Merauke sebanyak 84juta. Kemudian Kartu Indonesia Pintar untuk anak anak kita sebanyak 18juta, itu baru dimulai dibagi. Jadi memang kita ini belum melakukan apa apa karena banyak yang bertanya, banyak yang mengeluh Pak katanya mau membangun pelabuhan. mau membangun jalan tol ya memang belum semuanya. Semuanya masih dalam proses lelang, dan insya Allah nanti pada akhir bulan ini dan awal bulan depan 1 per 1 akan bisa kita mulai.
Jadi memang di pemerintahan itu ada sebuah proses yang harus kita lalui, ada sebuah prosedur yang harus kita lalui, dan karena itu penggunaan uang rakyat juga harus melalui tahapan-tahapan yang harus kita kerjakan.
Kemudian yang ketiga ini juga perlu kami sampaikan mengenai masalah terorisme dan radikalisme. Saya sudah di datangi dan bertemu di beberapa konferensi internasional dari beberapa negara, di middle east, di Timur Tengah menyampaikan kepada kita, bahwa Indoneaia dianggap sebagai sebuah negara Islam yang mampu betul-betul menerapkan ajaran ajaran Islam yang sesungguhnya.
Saya bertanya kenapa kepada beliau-beliau, ya pada kenyataanya di Indonesia masalah kesantunan, keramah-tamahan, masalah toleransi antar suku antar agama antar wilayah itu betul betul ada, dan mereka menyampaikan permohonan nya agar Indonesia juga bisa ikut membantu menjadi penengah, menjadi motor bagi perdamaian yang ada di Timur Tengah, baik yang menyangkut sekarang terakhir si Yaman dan negara-negara Timur Tengah yang lainnya, karena kalau kita lihat memang
negara kita ini dilihat oleh beliau-beliau sebagai sebuah negara yang dari luar sebagai negara yang tentram. Meskipun kalau kita lihat juga di TV tiap hari ada demo, kadang kadang juga ada konflik kecil kecil antar kampong. Tetapi di sebuah negara sebesar Indonesia ini, saya kira ya kalo kita katakan wajar juga tidak baik. Tetapi ya itulah memang yang harus menjadi perhatian kita semua agar betul betul tentram 100 persen.
Saya kira inilah peran para kyai para ulama untuk terus memberikan kepada masyarakat mengenai ajaran akhlakul karimah, agar betul-betul masyarakat semuanya menyadari, bahwa kita memang dilihat oleh negara yang lain meskipun ada 300 lebih suku dan bahasa daerah tetapi kerukunan kita itu betul-betul tercermin dalam sebuah kebhinekaan yang sudah bertahun tahun bisa kita jaga dengan baik.
Kami juga dari sisi pemerintah mengharapkan agar ajaran ajaran Islam yang moderat yang rahmatan lil alamin betul-betul bisa disampaikan pada masyarakat, sehingga benar seperti yang dilihat dari luar bahwa kita memang sebuah negara yang tentram ayem dan menjaga kesopan santunan, dan nantinya betul betul bisa menjadikan contoh bagi negara negara yang lain.
Saya kira itu kyai sedikit yang bisa kami sampaikan pada kesempatan yang baik ini, dan saya juga memohon maaf apabila ada kebijakan kebijakan kita yang masih belum pas sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, karena sekali lagi kami juga baru 4 bulan, 5 bulan, 6 bulan dalam memegang kendali pemerintahan di negara yang kita cintai ini. Saya kira itu yang bisa sampaiakan pada kesempatan yang baik ini terimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb.
(Humas Setkab)